Siswi SD Korban Rudapaksa
PERJUANGAN Imel untuk Putrinya Siswi SD Diduga Korban Rudapaksa, Dihalangi Saat Bertemu Jokowi
Kasus rudapaksa siswi SD di Medan ini memang tengah mencuat setelah ibu korban, Imel, melaporkan kejadian kepada Hotman Paris di Jakarta
TRIBUN-MEDAN.COM - Ibu Imel tak habis pikir, kasus yang menimpa putrinya yang masih siswi SD yang diduga menjadi korban pemerkosaan (rudapaksa) hingga saat ini belum ada kejelasan.
Belakangan ini, kasus dugaan rudapaksa siswi SD di Medan ini memang tengah mencuat setelah ibu korban, Imel, melaporkan kejadian yang menimpa putrinya yang masih berusia 10 tahun itu kepada Hotman Paris di Jakarta.
Imel jauh-jauh datang dari Medan ke Jakarta untuk memperjuangan keadilan bagi putrinya.
Kasus ini dikabarkan terjadi pada Tahun 2021 lalu, namun hingga saat ini belum ada ditetapkan sebagai tersangka.
Di mana dalam kasus ini disebutkan ibu korban diduga ada dua kali kejadian menimpa putri cantiknya itu.
Kejadian pertama diduga dilakukan oknum Pembina Yayasan (Pimpinan Sekolah), oknum Kepala SD, dan oknum tukang sapu (tukang kebersihan) SD.
Kejadian kedua kalinya diduga dilakukan oleh Pembina Yayasan (Pimpinan Sekolah), oknum Kepala SD, dan oknum Tata Usaha.
"Semua sudah saya serahkan keterangan dan bukti LP kepada Hotman Paris," kata Imel, ibu korban.
Imel mengaku telah bertemu Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak menjelaskan apa yang menimpa anaknya.
Ia menyebut pertemuan dengan Irjen Panca itu dilakukan di Mapolda Sumut, Jumat 8 Juli 2022 lalu setelah sebelumnya ia berusaha menjumpai Presiden Joko Widodo di Belawan.
Baca juga: Polisi Sebut Ada Luka Robek di Organ Intim Siswi SD yang Diduga Jadi Korban Rudapaksa
Baca juga: Siswi SD Diduga jadi Korban Rudapaksa, Kepling Ngaku Kaget Kasusnya Viral
Baca juga: Lamban Tangani Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Siswi SD, Fraksi PKS DPRD Medan Kritik Kinerja Polisi
Baca juga: Terkait Dugaan Seorang Siswi SD Dirudapaksa, Begini Penjelasan Pihak Sekolah Methodist 1 Medan
Baca juga: Pimpinan SD Methodist 1 Ikut Dilaporkan Rudapaksa Siswi SD, Pengacara Ultimatum Hotman Paris
Imel menerangkan, pada tanggal 7 Juli 2022 lalu, ia berusaha mendekat ke Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan kasus anaknya. Namun saat itu ia diduga dihalangi.
Kemudian Kapolda yang berada di lokasi juga menariknya.
Sampai akhirnya keesokan harinya ia pun dipanggil dan bertemu Kapolda Sumut.
Di pertemuan tersebut, ia menyebut Kapolda berjanji segera menindaklanjuti laporan dugaan pemerkosaan anaknya itu.
"Pak Kapolda Sumut juga langsung menarik saya di depan Pak Jokowi di Belawan. Terus Jumatnya Pak Kapolda Panggil saya. Janji akan secepatnya," kata Imel, Sabtu (10/9/2022).
Apakah Presiden Jokowi sudah tahu masalah kasus ini? "Ya pak Jokowi sudah tau," kata Imel.
Ia juga mengatakan kalau anaknya yang masih duduk dibangku SD sudah memberi keterangan ke polisi sejujurnya.
Ia memastikan anaknya tak berbohong ataupun mengarang cerita.
"Anak saya sudah memberi kesaksian, mana mungkin anak mengarang sepanjang itu,"ucapnya.
"Anak saya mampu memberi kesaksian vokal dengan jelas versi bahasa anak-anak di bawah umur," ujarnya lagi.
Imel juga mempertanyakan mengapa dalam kasus yang menimpa anaknya itu sangat lama penanganannya.
Imel merasa kecewa, hingga saat ini tidak ada titetapkan sebagai tersangka dan belum ada ditangkap.
"Para pelaku masih berkeliaran. Tolonglah pak kami masyarakat tertindas ini. Kenapa mereka yang awalnya berjanji mengawal kasus ini tiba-tiba diam, kenapa?"ujar Imel.
"Hingga saat ini, saya sebagai ibu kandung korban tidak mendapatkan keadilan,"pungkasnya.
Imel pun menjelaskan, sewaktu olah tempat kejadian perkara (TKP) pertama, ia mendapatkan informasi bahwa CCTV yang menghadap ke gudang katanya hilang. Kemudian, informasi lanjutannya tidak ada CCTV.
"Waktu olah TKP kedua, katanya CCTV membelakangi gudang. Kemudian, adalagi keterangan, CCTV rusak (enggak hidup) karena daring. Padahal saya lihat hidup kok saat jemput anak saya ke kelas. Aneh kan," kata Imel.
Baca juga: SOSOK Kepala Sekolah yang Dilapor Rudapaksa Siswi SD Pimpin Institusi Pendidikan Ternama Kota Medan
Baca juga: Respon Wakil Wali Kota Setelah Tahu Ada Siswi SD Diduga Dirudapaksa Kepala Sekolah
Baca juga: Kapolda Sumut Komitmen Tuntaskan Kasus Kekerasan dan Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak
Baca juga: KASUS Rudapaksa Siswi SD Ngendap Sampai Satu Tahun, Ini Alasan Kapolda Sumut
Baca juga: Polda Sumut Lakukan Pra-Rekonstruksi di Lokasi Dugaan Pemerkosaan Siswi SD
Tanggapan Polda Sumut
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan belum mengetahui pasti soal pertemuan itu. Dia menyebut akan segera memastikan pertemuan tersebut.
"Coba saya cari tahu dulu,"kata Hadi.
Sebelumnya, Irjen Pol Panca mengatakan, kasus ini tengah ditangani oleh tim penyidik Polda Sumut.
Polisi mengatakan, berdasarkan hasil visum yang dilakukan ada ditemukan bekas luka robek di organ intim bocah perempuan 10 tahun tersebut. Meski demikian polisi masih terus menyelidiki apakah itu baru terjadi atau bekas rudapaksa sebelumnya yang dilakukan ayahnya.
"Kalau visum ada dugaan luka robek di selaput darah. Tetapi ingat, kembali lagi ke kasus yang sebelumnya,"kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, Jumat (10/9/2022).
Hadi menyebut siswi SD itu pernah mengalami pencabulan oleh ayah kandungnya sekitar awal tahun 2021 lalu.
Saat itu yang melaporkan ialah ibu kandungnya, IM ke polisi.
Polisi pun telah mengungkap kasus sebelumnya dan saat ini masih berproses di Pengadilan.
Saat ini ayah bocah tersebut sudah divonis 15 tahun penjara.
"Laporan itu diterima dan diproses di awal tahun 2021 itu sudah diproses kemudian juga sudah vonis dimana tersangka adalah bapak dari anak itu dan pelapor adalah ibunya,"ucapnya.
Terkait kasus kedua ini, Polda Sumut mengatakan dalam kasus ini yang dilaporkan ada empat orang pihak sekolah.
Meski demikian polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. "Penyidik masih melakukan penyidikan,"tutupnya.
Ibu Korban Mengadu ke Hotman Paris
Sebelumnya, kasus dugaan pemerkosaan siswi SD di Medan mencuat setelah ibu korban mengadu ke Hotman Paris. Pelaku aksi bejat itu diduga Kepala Sekolah dan tukang sapu di sekolah bocah 10 tahun tersebut.
Kepada Hotman Paris Imelda mengaku, anaknya diduga menjadi korban pemerkosaan oleh kepala sekolah, pimpinan administrasi sekolah hingga tukang sapu di Medan.
Kejadian itu pun disebut dilakukan di sekolah. Anaknya diduga diberi minum, serbuk putih lalu kemudian diikat dan dibawa ke gudang sekolah.
Kemudian seseorang yang diduga kepala sekolah keluar dari gudang dan menjaga pintu gudang.
"Kepala sekolah keluar dari gudang terus jaga gudang. Si tukang sapu masuk ke gudang letakkan anak tadi ke gudang, ke atas meja di dalam gudang. Setelah itu tukang sapu keluar jaga gudang pimpinan sekolah masuk,"kata Imelda, seperti dilihat dari Instagram pribadi Hotman Paris, Rabu (7/9/2022).
Di dalam gudang inilah diduga bocah perempuan 10 tahun ini diperkosa oleh kepala sekolah, pimpinan administrasi hingga tukang sapu.
Dalam sesi tanya jawab antara Hotman dan Imelda ia mengaku anaknya diperkosa sebanyak dua kali oleh para pelaku.
"Sampai 2 kali kejadian. Pimpinan sekolah, pimpinan administrasi bahkan tikang sapu memerkosa anak ibu ?" tanya Hotman.
Kemudian wanita berkaus merah ini pun mengiyakan kejadian yang dialami anaknya sebanyak dua kali. "Iya."
Hotman Paris menyebut kasus ini telah dilaporkan ke Polrestabes Medan pada 10 September 2021 lalu dan dilanjutkan ke Polda Sumut.
Namun dugaan pemerkosaan siswi perempuan ini diduga mandek hingga hampir setahun.
Saat itu yang dilaporkan cuma tukang sapu dan seorang pegawai tata usaha, sementara kepala sekolah dan pimpinan administrasi belum.
Hotman Paris meminta supaya Kapolda Sumut menyelidiki kasus ini.
Dia menyebut agar Irjen Panca menyoroti dugaan pemerkosaan siswi perempuan yang diduga melibatkan Kepala Sekolah hingga tukang sapu.
"Bapak Kapolda Sumut tolong kasus ini mendapat perhatian. Sudah dilaporkan sejak september 2021.Kasusnya dilimpahkan ke Polda Sumut,"minta Hotman Paris.
(cr25/tribun-medan.com)