Kasus Kalideres
Ngeri, Korban Terakhir Kalideres Tewas Peluk Guling, Anak Sebut Ibunya Jadi Mayat Masih Hidup
Diduga, anak keluarga tersebut, mendiang Dian Febbyana beberapa kali mengirim pesan ke pamannya, Budiyanto Gunawan namun tidak dibalas.
"Karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp 1,2 miliar akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini. Tetap ditolak, suruh pegang lagi," tambahnya.
Di dalam rumah tersebut, para saksi sudah mencium bau busuk.
Namun, Budiyanto berkilah hanya bau got.
"Kemudian ditanyakan ibu Reni ada di mana, "sedang tidur di dalam'," tutur Hengki.
Setelahnya, seorang saksi pegawai koperasi simpan pinjam menyalakan flash ke arah kamar Renny Margaretha.
Saksi itu terkejut hingga lari ke luar rumah.
"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya.
Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar.
Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki Haryadi.
Muncul fakta baru dalam kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, pada Jumat (25/11/2022).
Hengki Haryadi menjelaskan terekam percakapan intens dari dua ponsel sesama penghuni rumah tersebut.
Ada komunikasi satu arah antara pemilik ponsel satu ke pemilik ponsel lainnya.
Diduga, anak keluarga tersebut, mendiang Dian Febbyana beberapa kali mengirim pesan ke pamannya, Budiyanto Gunawan namun tidak dibalas.
Chat tersebut berisi luapan emosi negatif yang disampaikan dengan tutur kata tersusun rapi.
