Gempa Turki dan Suriah

Gempa Bumi dan Badai Salju Hantam Turki-Suriah, Ribuan Orang Tewas, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Türkiye telah mengumumkan tujuh hari berkabung nasional setelah bencana gempa bumi dan 145 gempa susulan menghancurkan provinsi tenggara negara itu.

Editor: AbdiTumanggor
Daily Sabah
Turkish Airlines (THY) mengumumkan pada hari Sabtu bahwa total 238 penerbangan yang dijadwalkan pada 5 dan 6 Februari dibatalkan karena kondisi cuaca bersalju yang keras di Istanbul. (Daily Sabah) 

Gempa hari Senin adalah yang paling mematikan di Turki sejak gempa berkekuatan 7,4 pada tahun 1999 ketika lebih dari 17.000 orang tewas, termasuk sekitar 1.000 di Istanbul.

Baca juga: Ribuan Orang Tewas Gempa Turki-Suriah, Warga Juga Menahan Salju, Pemberontak Minta Bantuan

Baca juga: Gempa Turki-Suriah: Ribuan Orang Tewas, Masjid Bersejarah dan Pusat Penyimpanan Senjata Runtuh

Korban tewas akibat gempa bumi di Turki dan Suriah dikabarkan mencapai ribuan orang

Dalam perkembangan terbaru, sedikitnya 1.900 orang diyakini meninggal dunia setelah dua gempa berkekuatan besar mengguncang Turki dan Suriah.

Menurut pernyataan dari Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki, dilansir dari BBC, angka kematian yang terkonfirmasi akibat gempa di Turki kini telah naik menjadi 1.121.

Sementara, di Suriah angka kematian sedikitnya 783 orang.

Menurut kantor AFP dari laporan gabungan otoritas di area-area yang dikontrol pemerintah dan lembaga White Helmets di wilayah pemberontak menyebutkan, angka kematian di dua negara mencapai lebih dari 1.900 orang.

Namun, informasi masih terus diperbarui untuk mengetahui jumlah korban dan dampak dari gempa kedua yang menghantam Provinsi Kahramanmaras di Turki.

Sebelumnya, terjadi gempa pertama di wilayah Gaziantep, sekitar 128 km jauhnya dari gempa kedua. Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.

Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki menyatakan gempa ini "bukanlah gempa susulan" dan "berbeda" dengan gempa pertama pagi tadi.

Cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir - juga di sebagian besar lokasi terdampak gempa.

Warga yang berusaha menyelamatkan diri dengan meninggalkan rumah mereka dengan terburu-buru pada dini hari ketika gempa pertama menyerang.

Di Malatya, banyak warga terperangkap di bawah reruntuhan.

"Mereka masih mencoba menyelamatkan para korban, tapi sekarang sangat dingin dan bersalju. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, jadi kami hanya bisa menunggu," kata Pejabat Otoritas.

"Beberapa orang ingin kembali ke rumah karena terlalu dingin, tapi kemudian ada gempa susulan dan mereka ke luar lagi."

Warga yang selamat ingin mengambil pakaian hangat untuk anak-anak.

Sementara, Badan Prakiraan Cuaca Turki menyebut usaha penyelamatan warga beberapa hari ke depan mungkin terkendala cuaca buruk di sejumlah area terdampak.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved