Gempa Turki dan Suriah

Gempa Bumi dan Badai Salju Hantam Turki-Suriah, Ribuan Orang Tewas, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Türkiye telah mengumumkan tujuh hari berkabung nasional setelah bencana gempa bumi dan 145 gempa susulan menghancurkan provinsi tenggara negara itu.

Editor: AbdiTumanggor
Daily Sabah
Turkish Airlines (THY) mengumumkan pada hari Sabtu bahwa total 238 penerbangan yang dijadwalkan pada 5 dan 6 Februari dibatalkan karena kondisi cuaca bersalju yang keras di Istanbul. (Daily Sabah) 

Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah.

Kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dia berkata: "Kami mendoakan mereka yang terluka cepat pulih dan kami siap memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak bencana," seperti diberitakan oleh AFP.

Sementara kepada Presidan Turki Recep Tayyip Erdogan, Putin memintanya "menyampaikan simpati dan dukungan" kepada keluarga korban, dan Rusia "siap memberikan bantuan yang dibutuhkan".

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berkata telah berkoordinasi dengan Presiden Erdogan untuk "memobilisasi dukungan".

Gempa bumi mengguncang Turki dengan kekuatan 7,8 SR, Senin (6/1/2023).
Gempa bumi mengguncang Turki dengan kekuatan 7,8 SR, Senin (6/1/2023). (HO)

Di mana episentrum gempa?

Gempa dengan kekuatan 7,8 magnitude terjadi pada Senin pagi waktu setempat ketika banyak orang masih tidur.

Setelah itu, belasan gempa susulan masih dirasakan warga selama berjam-jam.

Regu penyelamat kini masih melakukan tindakan pencarian dan penyelamatan orang-orang yang terperangkap di bawah reruntuhan setelah ratusan gedung hancur di kedua negara.

Turki mendeklarasikan keadaan darurat negara di provinsi-provinsi yang terdampak dan meminta warga untuk tidak menggunakan telepon seluler sehingga tim-tim penyelamat dapat berkoordinasi.

Jutaan orang di Turki, Suriah, Lebanon, Siprus, dan Israel dilaporkan merasakan getaran gempa - yang titik pusatnya berada di dekat Kota Gaziantep di Turki.

Adakah warga Indonesia terdampak gempa di Turki?

Pada Senin pagi, pihak KBRI di Ankara mengatakan tidak ada korban tewas warga negara Indonesia (WNI) menyusul gempa di Turki.

Meski begitu, sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.

"KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat," tulis penyataan yang diterima oleh BBC Indonesia.

Sejauh ini, tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Terdapat sekitar 6500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.

Mengira akan 'akan mati' karena gempa

Seorang pria mengatakan kepada BBC bahwa dia yakin keluarganya "akan mati" ketika gempa mengguncang apartemen berlantai lima, tempat mereka tinggal, di Kota Adana, Turki bagian selatan.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam hidup saya. Kami bergoyang hampir satu menit," ujar Nilüfer Aslan.

Saat guncangan itu, dia memanggil para anggota keluarganya yang berada di kamar lain.
"[Saya berkata] 'Ada gempa, mari kita mati bersama di tempat yang sama'... Itu satu-satunya hal yang terlintas di pikiran saya."

Ketika gempa berhenti, Aslan melarikan diri ke luar apartemen.

"Saya tidak membawa apa pun, saya berdiri di luar dengan bersandal," ungkapnya, seraya menyaksikan empat bangunan di sekitarnya runtuh.

Gempa bumi di Turki telah menewaskan 10.000 orang dan ribuan orang luka-luka.
Gempa bumi di Turki telah menewaskan 10.000 orang dan ribuan orang luka-luka. (HO)

'Tidak pernah merasakan hal seperti ini dalam 40 tahun'

Warga setempat menggambarkan ketakutan dan kebingungan saat gempa dahsyat mengguncang pada dini hari.

"Lukisan berjatuhan dari dinding rumah," ungkap Samer, warga ibu kota Suriah, Damaskus, kepada Kantor Berita Reuters.

"Saya terbangun dengan dibekap ketakutan. Kami sekeluarga kemudian berdiri di depan pintu."

Di Kota Gaziantep, Turki, seorang warga bernama Erdem menggambarkan guncangan hebat.

"Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini selama 40 tahun hidup saya," katanya kepada Reuters melalui telepon.

"Semua orang duduk di mobil mereka, atau mencoba mengemudi ke ruang terbuka yang jauh dari bangunan."

"Saya membayangkan tidak ada satu orang pun di Gaziantep yang ada di rumah mereka sekarang."

Pria lainnya di Kota Pazarcık mengatakan, keluarganya terbangun karena guncangan kuat, dan menanti dengan cemas hingga fajar tiba, dalam dekapan cuaca dingin dan suasana tegang.

"Ada bangunan yang hancur di sekitar saya, ada rumah yang terbakar. Ada bangunan yang retak. Sebuah bangunan runtuh hanya berjarak 200 meter dari tempat saya berada sekarang," kata Nihat Altundağ, sepertyi dilaporkan The Guardian.

"Orang-orang semua di luar, semua dalam ketakutan."

Getaran gempa terasa sampai ke ibu kota Ankara, dan kota lain di Turki, dan juga wilayah lainnya.

Banyak bangunan runtuh, dan dilaporkan orang-orang masih terjebak di dalamnya.

Menteri Dalam Negeri Turki, Suleymon Soylu mengatakan 10 kota terdampak gempa: Gaziantep, Kahramanmaras, Hatay, Osmaniye, Adiyaman, Malatya, Sanliurfa, Adana, Diyarbakir dan Kilis.

Rushdi Abualouf, Produser BBC di Jalur Gaza, mengatakan gempa sekitar 45 detik mengguncang rumahnya.

Seismolog Turki memperkirakan kekuatan gempa mencapai 7,4 magnitudo.

Mereka mengatakan bahwa gempa kedua melanda wilayah tersebut hanya beberapa menit kemudian.

Turki terletak di salah satu zona jalur gempa paling aktif di dunia.

Pada 1999, lebih dari 17.000 orang tewas menyusul gempa kuat yang meluluhlantakkan bagian barat laut negara tersebut.

Di Diyarbakir timur laut Gaziantep, pencarian sedang dilakukan untuk orang-orang yang terjebak di bangunan yang rusak.

(*/tribun-medan.com/dailysabah/bbc)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved