Vonis Ferdy Sambo

Jelang Vonis Ferdy Sambo, Ini Sosok 3 Hakim, Mulai Wahyu Iman, Morgan Simanjuntak serta Alimin Ribut

Ini 3 sosok hakim yang jadi penentu vonis bagi Ferdy Sambo. Publik percaya para hakim bekerja profesional dan menegakkan keadilan, supremasi.

ISTIMEWA
Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santosa, Hakim Anggota Morgan Simanjutak, dan Hakim Anggota Alimin Ribut Sujono. 

Berikut Tribunnews rangkumkan kronologi, peran terdakwa hingga tuntutan kepada mereka.

1. Kronologi

Dalam surat dakwaan itu, Ferdy Sambo bisa dibilang merupakan otak dalam pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Eks Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri ini membunuh melalui tangan para ajudan-ajudannya.

Niat membunuh Ferdy Sambo terhadap Brigadir J dipicu oleh insiden dugaan pelecehan seksual yang terjadi di rumah pribadinya di Magelang, Jawa Timur.

Brigadir J disebut telah melecehkan sang istrinya tercinta.

 

Sembari terisak tangis, Putri Candrawathi pun sempat mengadukan insiden tersebut kepada Ferdy Sambo via telepon saat masih di Magelang.

Lalu, cerita tersebut dijelaskan kembali saat Putri tiba di rumah pribadinya di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Mendengar cerita sepihak yang belum pasti kebenarannya tersebut membuat terdakwa Ferdy Sambo menjadi marah, dengan kecerdasan dan pengalaman puluhan tahun sebagai seorang anggota Kepolisian sehingga Terdakwa Ferdy Sambo. Berusaha menenangkan dirinya lalu memikirkan serta menyusun strategi untuk merampas nyawa korban," kata Jaksa Penuntut Umum (JPU) saat membacakan surat dakwaan di PN Jaksel pada Senin (17/10/2022).

Rencana pembunuhan terhadap Brigadir J pun mulai dirancang Ferdy Sambo.

Awalnya, dia menghubungi Bripka Ricky Rizal (RR) agar menemui dirinya di lantai 3 rumah pribadinya, Jalan Saguling III, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Saat itu, Sambo langsung menawarkan agar Bripka Ricky Rizal menjadi eksekutor. Caranya, dia meminta agar ajudannya tersebut menembak Brigadir J hingga tewas.

Namun, Bripka RR menyatakan dirinya menolak dan tidak mau mengeksekusi Brigadir J. Alasannya, dia mengaku tidak berani dan tidak kuat mental untuk menembak rekannya sendiri.

"Kamu berani enggak tembak dia (Yosua)?," tanya Sambo.

"Tidak berani pak, karena saya enggak kuat mentalnya pak," jawab Bripka RR.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved