Materi Belajar

Mengenal Ide dan Gagasan Pendidikan dari Para Tokoh Nasional, Materi Belajar Sejarah Kelas 11

Mengenal ide dan gagasan pendidikan dari para tokoh nasional akan dibahas pada materi belajar sejarah kelas 11 berikut ini.

Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Mengenal ide dan gagasan pendidikan dari para tokoh nasional 

Tepat sekali, pada Juli 1913, seorang sastrawan bernama Soewardi Soerjaningrat menulis untuk surat kabar De Express milik organisasi Indische Partij (IP). Artikelnya yang berjudul "Als ik een Nederlander was", yang diterjemahkan menjadi "Seandainya Aku Belanda" dalam bahasa Indonesia, memuat pesan tajam tentang pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Saat itu, pemerintah kolonial menginginkan Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaannya dari Perancis. Perayaan akan diadakan di India atas nama india dengan menarik sumbangan dari seluruh warga Hindia Belanda. Salah satu penggalan kalimat dalam tulisannya adalah

“Sebenarnya, kalau saya orang Belanda, saya tidak mau ada perayaan seperti itu di sini, di mana kita berada di bawah penjajahan. Kita bisa merayakan kemerdekaan kita dengan terlebih dahulu memberikan kemerdekaan kepada yang tertindas!”

Pesan untuk membuka kesadaran akan cita-cita kemerdekaan dari Soewardi Soerjaningrat yang kemudian berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.

Karena keberaniannya itu, Ki Hajar Dewantara membuat pemerintah Belanda emosi, geram dan geram. Akhirnya dia diasingkan ke Belanda. Kembali ke Korea pada bulan September 1919, ia kembali memprotes melalui tulisan dan pidato. Toh Ki Hajar Dewantara sudah keluar masuk penjara.

Faktanya, dia belum menyerah pada skuad. Namun sejak istrinya sakit, Gihajar mulai fokus pada kesembuhannya. Setelah istrinya sembuh, ia mulai memikirkan cara lain untuk melawan Belanda, dan cara yang dipilihnya adalah pendidikan.

Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar mendirikan Lembah Pendidikan Nasional Taman Siswa. Sekolah ini didirikan khusus untuk orang-orang Aborigin. Ki Hajar menyadari bahwa pendidikan adalah senjata paling tajam dalam melawan penjajahan.

Dengan semakin pandai dan berpengetahuannya masyarakat pribumi, maka pemerintah Belanda tidak akan bisa lagi berbuat curang, dan rakyat akan dapat melawan dan merdeka dengan sangat mudah. Taman Siswa benar-benar merdeka dan Ki Hajar tidak mau menerima subsidi dari pemerintah kolonial Belanda.

Karena itulah tanggal lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Semua karena perjuangan melawan agresor melalui ide, melalui ide, melalui pendidikan. Kini Anda semakin percaya bahwa pendidikan itu penting dan bahwa ilmu adalah senjata yang sangat tajam.

(cr30/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved