Berita Viral

BEA Cukai Makin Disorot, Sri Mulyani Ingatkan Petugas tak Asal Acak-acak Barang Penumpang

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengingatkan petugas Bea Cukai yang ada di lapangan agar tidak asal mengacak-acak barang penumpang pesawat.

Editor: Liska Rahayu
HO / Tribun Medan
BEA Cukai Makin Disorot, Sri Mulyani Ingatkan Petugas tak Asal Acak-acak Barang Penumpang 

TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengingatkan petugas Bea Cukai yang ada di lapangan agar tidak asal mengacak-acak barang penumpang pesawat.

Peringatan tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).

"Jangan sampai semua orang kemudian diadul-adul (acak-acak) barangnya yang membuat marah," kata Sri Mulyani, dikutip dari tayangan Breaking News Kompas TV.

Sebelumnya, ia juga mengingatkan agar petugas Bea Cukai memperbaiki sisi pelayanan untuk masyarakat.

Sri Mulyani mengingatkan agar mereka menggunakan manajemen risiko (risk management) guna memberikan pelayanan terbaik.

"Kami juga menyadari, teman-teman Bea Cukai perlu terus memperbaiki juga dari sisi pelayanan yang harusnya berdasarkan risk management," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan, Indonesia menerapkan batasan harga maksimal 500 dolar Amerika Serikat (AS) untuk barang bawaan dari luar negeri yang bebas pajak, selama itu untuk kepentingan pribadi.

Sebelumnya, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau Alissa Wahid, menceritakan dirinya pernah mendapat perlakuan kurang baik dari petugas Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, beberapa tahun lalu.

Diceritakan Alissa, petugas bandara bahkan mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan saat ia baru tiba dari Taiwan hingga mengacak-acak kopernya.

Dia membagikan kisahnya itu melalui akun Twitter pribadinya, @Alissawahid, Senin, 20 Maret 2023.

Alissa menceritakan hal tersebut menanggapi cuitan yang mengisahkan soal Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang kerap diperlakukan buruk oleh pihak Bea Cukai.

Alissa mengaku diperiksa oleh petugas bandara dan diminta untuk membuka kopernya.

"Suatu ketika saya pulang dari Konferensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yg di dalam itu. Mbak petugas nanya: 'Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa aja? Buka kopernya'," kata Alissa dalam cuitannya.

Seolah mencurigai Alissa, petugas kemudian memastikan kembali perihal isi koper hingga pekerjaannya di Taiwan.

"'Kerja apa 3 hari di taiwan? Kok bawaannya koper gede? Beli apa aja? Emang dibayar berapa?'"

"'Kok kamu bisa belanja dan bawa barang banyak? Kamu kerja apa?'" cuit Alissa menirukan perkataan petugas Bea Cukai tersebut.

Oleh-Oleh Seharga Rp300.000 Kena Pajak Bea Cukai Rp600.000

 Seorang warganet membagikan pengalamannya lewat Tiktok soal pajak bea cukai sekitar Rp600.000 untuk oleh-oleh seharga sekitar Rp300.000.

"Kena Pajak Bea cukai 600K buat oleh-oleh 300rb?!" tulis akun TikTok bernama @tiaranab_.

Hingga Sabtu (25/3/2023) siang, unggahan video tersebut telah dibagikan lebih dari 1.273 kali dan disukai lebih dari 6.991 warganet.

“sudah benar memang selama ini gausah beli oleh-oleh, giliran mau bawa buat ponakan eh disuruh bayar karena dianggap bukan personal use #taatpajak dong tapinya gue. Yuk lebih waspada lagi” tulisnya pada postingan tersebut.

Kronologi warga bayar pajak lebih besar dari harga oleh-oleh

Lebih jelasnya, warga Jakarta bernama Tiara Nabila menceritakan, pengenaan pajak bea cukai sebesar Rp600.000 itu bermula ketika ia bersama dua orang temannya pulang dari Thailand dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Kamis (2/3/2023) lalu.

Waktu itu, Tiara mengaku membawa barang atau oleh-oleh lumayan banyak, termasuk satu kardus berisi makanan.

"Jadi kebetulan temen saya memang belanjaannya banyak, saya juga banyak sih, namanya cewek kan, di sana juga murah," kata, Jumat (24/3), dikutip dari Kompas.com.  

Akan tetapi, ia terkejut ketika oleh-oleh makanannya yang sekitar Rp300.000 itu justru dikenakan pajak bea cukai sebesar kurang lebih Rp600.000.

Saat itu, petugas bea cukai di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) memeriksa barang bawaannya yang memiliki berat sekitar 30 kilogram.

"Habis itu kira-kira dianter ke ruang bea cukai untuk dicek lagi semua barang, diliatin satu-satu sama mereka, difoto-fotoin," jelasnya.  

"Entah kenapa saat itu saya bawa nota dan diambil mereka. Total belanjaannya sekitar 600 baht atau sekitar Rp300.000, jadi memang enggak banyak," sambungnya.

Menurutnya, kejadian pemeriksaan petugas bea cukai di Bandara Soetta tersebut merupakan pengalaman pertama kali baginya, sehingga ia sempat terkejut dan bingung.

Ia menjelaskan, oleh-oleh tersebut berupa makanan seperti permen yang harga per item-nya hanya 5 baht atau Rp2.000.

"Saya sempat tanya kalau ini kan oleh-oleh, ya wajar kan jumlahnya di atas 10, apalagi itu cuma permen," kata dia.

Akan tetapi, Tiara mengaku bahwa petugas saat itu menganggap oleh-olehnya melebih batas normal.

Petugas juga memasukkan barang bawaannya ke dalam kategori volume karena memuat banyak produk.

"Sayangnya, meskipun nota yang mereka terima itu harganya 600 baht, tapi karena produknya banyak, dibilang kena volume," kata dia.

"Akhirnya, penetapannya, saya dimasukkan kategori punya 150 produk dengan harga sekitar Rp2,2 juta. Yang paling saya kagetin, saya enggak belanja di atas Rp7,5 juta, tapi kenapa bisa dianggap produk ini bukan barang personal use," lanjutnya.

Peraturan bea cukai
 
Pihak bea cukai kemudian memberi penjelasan bahwa mereka berhak menetapkan kategori barang bawaan penumpang.

Bukan hanya makanan, dua balsem yang dibelinya di Thailand seharga 20 baht atau sekitar Rp10.000 per biji pun juga ikut kena pajak. Bahkan, pihak bea cukai mengubah harga balsem itu dari 20 baht menjadi 20 dollar AS.

"Dua balsem itu harga satunya 20 baht, sama mereka harganya jadi 20 dollar AS. Saya tanya, 'ini harganya 20 baht kok bisa 20 dollar AS?', petugasnya bilang 'ini kita pakai ketetapan harga termurah aja', jelas dia.

Karena dalam kondisi lelah, ia pun enggan berdebat panjang lebar terkait pajak barangnya tersebut.

Ia kemudian membayar nominal pajak bea cukai yang ditetapkan oleh petugas via transfer ke KCPU Soekarno-Hatta dan bisa keluar dengan membawa oleh-olehnya.

"Kondisinya saat itu saya capek banget, jadi enggak seberapa komplain, yang bisa dibayar seminimal mungkin, ya kita bayar," tutupnya.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.TV

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved