Paskah
Perayaan Jumat Agung, Umat Katolik Paroki Santo Yosef Balige Renungkan Sengsara Yesus Kristus
Detik-detik kematian Yesus digambarkan pada suasana gedung gereja yang tak memperlihatkan ornamen. Patung dan Salib Yesus pun ditutupi kain ungu.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Suasana hening sembari merenungkan perjalanan Salib Yesu Kristus pada Jumat Agung.
Umat Katolik di Gereja Santo Yosef Balige terlihat mengenakan pakaian berwarna merah, pertanda kebangkitan segera muncul pascakematian.
Diawali dengan bacaan dari Kitab Suci setelah umat berlutut. Lalu, pendarasan mazmur yang menarasikan ucapan Yesus Kristusdi Kayu Salib Bukit Golgota.
Detik-detik kematian Yesus digambarkan pada suasana gedung gereja yang tak memperlihatkan ornamen. Patung dan Salib Yesus pun ditutupi kain ungu.
Suasana hening dan penuh pengharapan kebangkitan setelah kematian Yesus di Kayu Salib diperlihatkan perararakan imam, para misdinar dan petugas liturgi.
Walau mayoritas umat Gereja Katolik Santo Yosef Balige mengenakan pakaian berwarna merah, sebagian umat juga mengenakan pakaian berwarna hitam pertanda berkabung.
Berbeda dengan hari biasanya, musik organ hampir tak dibunyikan. Setelah dua bacaan dan mazmur dinyanyikan, petugas liturgi mendaraskan kisah sengsara Yesus Kristus yang diambil dari Injil Yohannes.
Alunan lagu tersebut membuat sejumlah hanyut dalam peristiwa menegangkan dan mengerikan. Para algojo yang keji menyalibkan Yesus pada salib yang terbuat dari kayu.
Pascapendarasan kisah sengsara itu, umat juga diajak untuk mencium salib. Sebelumnya, imam memperlihatkan salib kepada umat dan kain penutup dibukakan. Secara bergiliran, salib dicium oleh umat. Penghormatan akan salib pertanda bukti kerendahan hati, umat harus berlutut dan menyentuh salib.
Dalam potongan renungan yang disampaikan oleh Uskup Agung Medan Mgr Kornelius Sipayung pada Jumat Agung, Yesus adalah sosok yang setia sampai akhir, termasuk kerelaan hatinya menjalani sengsara hingga wafat di salib.
"Pada hari ini kita mengenangkan peristiwa penyaliban dan kematian Dia yang dalam hidupNya taat kepaa Allah. Dia yang menampakkan wajah Allah yang berbelaskasih, bijaksana dalam mengajar, peduli dengan dan menyembuhkan banyak orang yang sakit, memuasakan rasa haus dan lapar orang akan kebenaran kahirnya mati tragis di kayu salib karena rasa iri hati, keterancaman dari para pemimpin agama," ujar Mgr Kornelius Sipayung dalam kotbahnya pada Jumat (7/4/2023).
"Yesus tetap berada di dalam garis kebijaksanaan hingga akhir. Dia berhasil menyetir dan mengarahkan tunggangan yang sukar," sambungnya.
Ia sampaikan, puncak perayaan Paskah yang akan diselenggarakan pada esok, Sabtu (8/4/2023) malam memperlihatkan kematian berakhir dengan kebangkitan.
"Inilah kebesaran utusan Ilahi yang dirayakan selama Minggu suci ini, yang berpuncak pada Triduum Paskah daam mana kita mulai dengan memperingati KematianNya," terangnya.
Seorang umat Katolik Paroki Santo Yosef Balige Ary Hutapea (32) mengutarakan buah perayaan Jumat Agung yang diselenggarakan pada hari ini.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.