Pencopotan Ketua PAN
Jadi Tersangka, Ketua PAN Sumut Dicopot, tak Kunjung Ditahan oleh Polisi
Ketua PAN Sumut, Ahmad Fauzan Daulay resmi dicopot dari jabatannya setelah dijadikan tersangka atas kasus penganiayaan di Polres Padangsidimpuan
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Array A Argus
"Di luar, mukanya macam melawan dan mengejek. Tentunya saya emosi. Saya pelatih, saya seniornya, kok kurang ajar gitu. Sudah diganti dibuat mandat. Emosi saya di situ, tidak terkontrol," katanya.
Fauzan pun mengaku ada menendang Riduwan.
"Saya tunjang dia, bukan dipukul. Saya tendang sekali, mungkin karena emosi, dia membalas memukul. Ketika saya mau pukul, kawan-kawan dan senior di Tapak Suci enggak terima," ucap Fauzan.
Atas kejadian itu, Fauzan mengklarifikasi terkait pemberitaan bahwa penganiayaan dan sudah direncanakan tidak benar.
Ia mengungkapkan semua hanya spontanitas karena tersulut emosi.
"Jadi, pertama yang perlu saya jelaskan. Kalau itu, direncanakan tidak benar. Itu spontanitas, itu di tempat acara Muspimwil, polisi ada situ, pihak keamanan ada disitu, panitia. Tidak mungkin kita menganiaya, ada polisi. Tentunya, kita dibawa ke kantor polisi," jelas Fauzan.
"Spontanitas saja, tanpa direncanakan, tidak ada penganiayaan. Cuma pas keributan, terkena jam tangan atau cincin. Ada sedikit, itu jadi sandaran dia melapor (ke Kantor Polisi). Kalau ada penganiayaan, kami pasti sudah diamankan ke kantor polisi," ungkap Fauzan.
Meski dilaporkan ke Polres Padang Sidimpuan, Fauzan mengaku belum ada dipanggil untuk dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Begitu juga, dia tidak ada rencana melapor balik Riduwan ke polisi.
"Sampai hari ini, saya belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian, saya menunggu. Saya tidak ada melapor balik," tutur anggota DPRD Sumut itu.
Fauzan juga mengaku sudah dipanggil oleh pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara. Ia mengatakan bersedia kasus ini dilakukan mediasi secara kekeluargaan dan tanpa diselesaikan secara hukum.
"Tahap awal, saya sudah dipanggil Muhammadiyah, makanya saya meminta kepada Muhammadiyah untuk memfasilitasi, untuk memediasi dan Muhammadiyah sudah coba menghubungi Ridwan, tapi sekarang belum menunjukkan itikad untuk melakukan perdamaian itu," kata Fauzan.
Sebelumnya, Riduwan Putra Saleh mengaku Ahmad Fauzan keluar dari ruang rapat tersebut, dan tanpa basa-basi langsung menendang dirinya. Tanpa melakukan perlawanan dari belakang mengaku dipukuli sejumlah orang.
"Ini (Mukuli) orang yang sama, sama Fauzan. Saya masuk ruangan, dia (Fauzan) keluar dari ruangan itu. Tanpa basa-basi diterjangnya saya. Habis itu, di tolak badan saya. Saat saya maju, dari belakang sudah gebuki saya secara ramai-ramai, dipukuli ramai-ramai. Saya tidak tahu lagi, sudah dipisahkan sama panitia," jelas Riduwan.
Setelah dipisahkan, Riduwan mengungkapkan masih dikejar oleh Ahmad Fauzan mengajak duel di luar Hotel. Namun, dia tidak mau.
"Dipisahkan panitia, saya kembali dikejar lagi. Ditangkap lagi, kalau mau main diluar. Saya bilang, kami hebat, saya bilang itu," kata Riduwan.
Diduga pemicu perkelahian ini, dikarenakan surat mandat untuk menghadiri rapat tersebut. Riduwan disampaikan diganti sebagai Sekretaris Tampak Suci Sumut. Sedangkan, Ketuanya, adalah Ahmad Fauzan.
Namun, Riduwan membantah hal tersebut. Karena, kehadiran dirinya dalam musyawarah itu, diluar Tapak Suci Sumut. Sehingga tidak ada kaitannya acara tersebut dengan kepengurusan Tapak Suci Sumut.
"Tidak ada hubungannya itu, karena dia (Ahmad Fauzan) peserta dan saya peserta. Di luar tapak suci, saya tidak tahu, ini sentimen pribadi atau hasutan. Peserta muswil kami berdua. Dia ketua, saya Sekretaris. Tidak ada urusannya, kami-kami sama peserta," sebut Riduwan.
Riduwan juga membantah bahwa dirinya, diganti dari jabatannya sebagai Sekretaris Tapak Suci Sumut. Karena, sampai sekarang tidak Surat Keputusan (SK) pergantian tersebut.
"Kalau digantikan harus SK betul lah. SK masih tetap, dia Ketua, saya Sekretaris," ungkapnya.(cr25/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.