Viral Medsos

Kapolres Labuhanbatu AKBP James H Hutajulu Ungkap Kronologi Oknum Kepala Sekolah Cabuli 9 Muridnya

Kapolres Labuhanbatu, AKBP James H Hutajulu mengatakan tersangka pencabulan 9 siswa laki-laki ini kini sudah ditahan dan akan segera diproses hukum.

Editor: AbdiTumanggor
dok.polda metro jaya
Potret Kapolres Labuhanbatu AKBP James H Hutajulu saat menjabat sebagai Tim Satuan Tugas (Satgas) Nusantara Polda Metro Jaya 2018. AKBP James H Hutajulu saat itu menjabat sebagai Kepala Unit V Sub Direktorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada Februari 2018. (dok.polda metro jaya) 

"Setelah puas tersangka mengatakan 'jangan kasih tau siapa-siapa, sumpah kau ini cuma kita dua aja yang tau' kepada para korban, sehingga para korban tidak berani memberitahukan kepada orang lain," bebernya.

Kasus ini terungkap setelah salah satu korban berani melaporkan ke Polisi.

Sejumlah korban telah menjalani proses visum untuk dijadikan barang bukti kasus pencabulan.

Atas perbuatannya tersangka terancam hukuman 15 tahun penjara.

Kasus Lainnya, Cabuli 12 Murid, Guru dan Kepala Sekolah di Wonogiri Dicopot

Kasus lainnya, oknum guru agama yang mencabuli murid di madrasah di Wonogiri Provinsi Jawa Tengah telah dinonaktifkan.

Selain sanksi kepada guru agama tersebut, kepala sekolah madrasah tersebut dicopot.

Dikutip dari Tribun Solo, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri telah menerima kabar dugaan pencabulan yang terjadi di salah satu madrasah yang berada di Kecamatan Baturetno.

Kepala Kantor Kemenag Wonogiri, Anif Solikhin, mengatakan kabar itu diterimanya dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A).

Setelah mendapatkan kabar itu Kemenag kemudian berkoordinasi dengan Kasi Pendidikan Madrasah terkait hal tersebut.

Setelah ditelusuri hingga ke organisasi yang menaungi sekolah tersebut dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Baturetno, diketahui kabar itu benar adanya.

"Saat itu (dugaan pencabulan) sudah dilaporkan kepada kades, camat dan dinas, juga ditindaklanjuti," jelasnya, kepada TribunSolo.com.

Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Sudah ada tim yang terjun ke lapangan untuk bertemu dengan warga, kades hingga pimpinan organisasi yang menaungi sekolah tersebut di tingkat kecamatan.

Dia mengaku terkejut dengan adanya kabar tersebut. Terlebih, pengawas juga tidak mendapatkan informasi tersebut.

"12 anak kan dugaannya, pasti waktunya tidak sebentar," ujarnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved