Polda Sumut
Fenomena Kejahatan Jalanan Dalam Perspektif Antropologi Sosial oleh Prof Ibrahim Gultom
"Perlu disadari bahwa perilaku begal tidak bisa dilepas dari penyakit masyarakat lainnya seperti fenomena “ narkoba”. Keduanya selalu beririsan
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN-"Perlu disadari bahwa perilaku begal tidak bisa dilepas dari penyakit masyarakat lainnya seperti fenomena “ narkoba”. Keduanya selalu beririsan: “hanya orang yang terkena narkoba yang sanggup melakukan tindakan di luar akal sehat, seperti begal. Oleh karena itu perang terhadap “begal” harus juga dibarengi dengan perang terhadap narkoba,"demikian pandangan yang disampaikan Guru Besar Antropologi sosial Universitas Medan (UNIMED), Profesor Ibrahim Gultom saat diwawancara Tribun Medan, Kamis (20/7/2023) terkait begal yang meresahkan di Sumut khususnya di Kota Medan.
Menurut Profesor Ibrahim Gultom Dosen di beberapa Perguruan Tinggi Sumut ini, fenomena begal merupakan tindakan kriminal realitas yang selalu ada di setiap negara di dunia. Termasuk di , tindakan kejahatan seperti “begal” merupakan fenomena yang khas baru-baru ini marak di kota Medan.
Perilaku begal ini menurut Profesor Ibrahim, harus diatasi sedikit mungkin melalui pendidikan moral dalam ruang lingkup keluarga.
Tentu, kata Ibrahim kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua akan menjadi pemicu lahirnya perilaku begal.
"Bisa karena kurangngnya perhatian keluarga, pendidikan dan pengawasan. Bisa juga disebabkan kekacauan psikologi masyarakat akibat kondisi ekonomi dan politik kekinian,"tuturnya.
Selain itu, maraknya perilaku begal berujung tindakan sadis dikarenakan warga yang terpapar narkoba sehingga melakukan tindakan di luar akal sehat.
"Perlu disadari bahwa perilaku begal tidak bisa dilepas dari penyakit masyarakat lainnya seperti fenomena “ narkoba”. Keduanya selalu beririsan: “hanya orang yang terkena narkoba yang sanggup melakukan tindakan di luar akal sehat, seperti begal. Oleh karena itu perang terhadap “:begal” harus juga dibarengi dengan perang terhadap narkoba,"ucap Profesor Ibrahim.
Prof iIbrahim menambahkan, mencermati fenomena begal ini perlu kajian dan analisis dari berbagai pakar tentang latar belakang munculnya perilaku begal, target dan tujuannya.
Perlu ada pendalaman dari pihak kepolisian terutama Diirektorat Intelkam dan pihak lainnya untuk mengetahui apa dan siapa dibalik komunitas begal seperti yang terjadi saat ini.
Bahkan, Polisi dianggap perlu menelusuri apakah ada muatan politik atau muatan lainnya yang membuat begal.
Begal sebagai prilaku menyimpang yang dilakukan sekelompok organisasi tanpa bentuk, menurut Profesor Ibrahim perlu dicurigai siapa dibelakang yang menungganginya.
Dalam menyikapi fenomena begal, kata Ibrahim kepolisian tentu harus tetap merujuk kepada standard SOP.
"Tidak perlu terpancing psikologi masyarakat yang menggiring polisi bertindak di luar ketentuan SOP. Tetap mengedepankan penegakan hukum yang adil dan menjunjung tinggi HAM,"tuturnya.
Saat ini, banyak tepisan dan opini miring terkait tindakan Polda Sumut mengenai informasi begal meski muatannya meluruskan.
Tentu, Strategi Humas Polda Sumut harus hati-hati menyikapinya.
Polda Sumut
kapolda sumut baru
Dukung Tumpaskan Begal
Antisipasi Kejahatan Jalanan
Begal Kejahatan Jalanan
Ditresnarkoba Polda Sumut Gagalkan Pengiriman 15 Kilogram Sabu Lewat Darat Aek Nabara Menuju Madina |
![]() |
---|
Polda Sumut Ungkap 571 Kasus Narkoba: Selamatkan 225 Ribu Jiwa dari Jerat Zat Mematikan |
![]() |
---|
Langkah Proaktif Polda Sumut: Memetakan Sumbu Rawan Narkoba di Selatan Sumatera Utara |
![]() |
---|
PRABASATU: Integrasi TNI–Polri Perkuat Soliditas dan Jiwa Kebangsaan |
![]() |
---|
Red Notice untuk Bandar Narkoba: Polda Sumut Buru Pasutri THM Dragon & Pengendali Sabu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.