Viral Medsos

Rocky Gerung Bikin Gaduh: Sebut Jokowi Bajingan dan Tolol hingga Ditolak di Kampus UNDAR dan UNAIR

Atas ucapan Rocky Gerung ke publik tersebut, Relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun ramai-ramai mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim)

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Tiktok
MOMEN Rocky Gerung ditolak menjadi pembicara talkshow yang diadakan oleh BEM FEB Universitas Airlangga, Senin (1/8/2023). (Tiktok) 

Kontroversi Rocky Gerung: Sebut Presiden Jokowi Bajingan dan Tolol hingga Ditolak Hadir ke Kampus Undar dan Unair.

TRIBUN-MEDAN.COM - Rocky Gerung kembali menjadi sorotan publik belakangan ini.

Ia dianggap menghina Presiden Joko Widodo. Rocky Gerung menyebut Jokowi bajingan dan tolol.

Namun, Rocky Gerung menyatakan apa yang ia ucapkan merupakan sesuatu hal yang biasa dalam forum politik.

"Itu forum politik di mana orang bisa mengucapkan, (bisa) memilih satu kalimat supaya dia efektif,"jelasnya.

"Masak saya bilang 'oke itu Presiden Jokowi orang yang penuh sopan santun'. Nggak ada gerakan dong kalau begitu. Jadi ini musti dibiasakan dalam forum politik, apa saja diucapkan,"kata Rocky Gerung.

Atas ucapan Rocky Gerung ke publik tersebut, Relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun ramai-ramai mendatangi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta Selatan, Senin (31/7/2023) malam.

Mereka datang ke Bareskrim Polri untuk melaporkan pengamat politik sekaligus akademisi Rocky Gerung atas dugaan penghinaan terhadap Jokowi.

Berikut fakta-fakta kontroversi Rocky Gerung yang dirangkum Tribun-Medan.com.

 1. Ditolak jadi pembicara di Unair

Rocky Gerung batal menjadi pembicara seminar yang diadakan mahasiswa di Universitas Airlangga (Unair), Senin (1/8/2023).

Seminar tiba-tiba dibatalkan, beberapa jam sebelum acara. Seminar mahasiswa bertajuk “Sinergi Mahasiswa Nasional” yang diadakan di Universitas Airlangga itu juga mengundang beberapa pembicara lain. Selain Rocky Gerung, juga Wakil Ketua KPK 2015-2019, Saut Situmorang dan Penggagas Kolaborasi Jakarta, Andi Sinulingga.

Video pembatalan diskusi yang menghadirkan Rocky Gerung di Universitas Airlangga (Unair) juga viral di media sosial.

Rocky Gerung terlihat sudah berada di sekitar gedung lokasi pelaksanaan acara. Sebelum seminar berlangsung, sekitar pukul 06.13 WIB salah satu panitia menginformasikankan mengenai pemindahan tempat kegiatan yang semula di Aula K.R.T. Fadjar Notonagoro FEB UNAIR ke Graha BIK-IPTEKDOK Fakultas Kedokteran (FK) Kampus A UNAIR.

"Kami sudah mendapatkan izin dan memiliki Surat Izin Kegiatan dari FEB. Namun H-1 kegiatan, pihak FEB membatalkan perizinan tempat secara mendadak, sehingga kami pihak panitia melakukan perpindahan lokasi di Graha BIK-IPTEKDOK FK UNAIR" ujar salah satu panitia kegiatan Talkshow.

Sekitar pukul 13.00 WIB beberapa peserta memasuki lokasi kegiatan dan melakukan registrasi. Namun, panitia tiba-tiba mengimbau seluruh peserta keluar dan menunggu di luar ruangan. Sekitar pukul 14.15 WIB terlihat rombongan Rocky Gerung menuju Graha BIK-IPTEKDOK FK UNAIR dan memberikan sedikit sambutan kepada para peserta. "Mohon maaf saya belum dapat berbicara di sini, kalian cari sendiri jawabannya kenapa saya tidak diperbolehkan berbicara di sini" kata Rocky Gerung.

Kepada mahasiswa, Rocky Gerung mengatakan, "Yang perlu kalian hitung, adalah apa penyebab saya tidak bisa bicara disini," kata Rocky Gerung kepada mahasiswa Unair.

2. Ditolak sejumlah orang di Undar

Kemudiian, sejumlah orang menolak kedatangan Rocky Gerung ke kampus Universitas Darul Ulum (Undar) di Jombang, Jawa Timur (Jatim).

Setelah jadi pembicara, Rocky Gerung dikawal ketat sejumlah pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undar.

Rocky Gerung tetap naik ke mimbar menjadi pembicara dalam seminar ini. Dia lalu meninggalkan lokasi setelah seminar berakhir sekitar pukul 12.15 WIB dengan dikawal ketat sejumlah orang memakai jas almamater kuning untuk keluar dari auditorium Undar menuju mobilnya.

Rocky tak memberikan komentar kepada para wartawan yang sudah menantinya.

Ketua Pelaksana Seminar Mimbar Mahasiswa, Muhammad Satrio Qolbi Seto, mengatakan seminar Mimbar Mahasiswa tidak membahas politik.

Dia mengatakan Mimbar Mahasiswa untuk memberi wawasan kebangsaan kepada para mahasiswa dan sudah mendapat restu dari Rektor Undar.

"Seminar bagi mahasiswa, kami mendatangkan tamu-tamu top dari kalangan politik untuk memberi wawasan kepada seluruh mahasiswa," imbuhnya.

Kami sudah koordinasi dengan Polres Jombang untuk keamanan. Kami juga mendapatkan persetujuan dari rektor acara ini tetap lanjut," kata Satrio, Selasa (1/8/2023).

Dia juga tak menghiraukan penolakan kedatangan Rocky Gerung karena seminar ini digelar khusus untuk para mahasiswa Undar.

Menurutnya, tak sepatutnya pihak lain ikut campur.  Diketahui, puluhan orang yang tergabung dalam PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Berdiri) melakukan demonstrasi di kampus Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, untuk menolak kehadiran Rocky Gerung yang akan tampil di seminar nasional bersama sejumlah narasumber di universitas setempat, Selasa (1/8/2023). Meski mendapat penolakan, Rocky Gerung tetap tampil di mimbar mahasiswa Undar Jombang sebagai pembicara atau narasumber seminar. 

3. Jokowi dan Gibran Tanggapi Ucapan Kasar Rocky Gerung

Sementara, Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menanggapi santai terkait dilaporkannya pengamat politik Rocky Gerung ke Polda Metro Jaya.

Laporan itu dilayangkan karena Rocky diduga menghina Presiden Joko Widodo dalam video yang diunggah di YouTube.

"Saya tidak ada tanggapan apa-apa. Biasa wae aku (biasa saja aku)," kata Gibran, di Solo, Jawa Tengah, Selasa (1/8/2023).

Suami Selvi Ananda itu menyampaikan, sudah hal biasa keluarganya selalu dihina. Terlebih lagi mendekati pesta demokrasi lima tahunan atau Pemilu 2024.

"Iya, biasalah (dihina). Santai saja, nggih," ungkap Gibran.

Gibran tidak ingin menanggapi lebih jauh terkait pelaporan Rocky Gerung.

Ia pun menyerahkan penilaian itu kepada masyarakat.

"Ya itu biar warga saja yang menilai. Kalau saya santai ya," terang dia.

4. Tanggapan Presiden Jokowi

Sementara, Presiden Joko Widodo enggan menanggapi serius penghinaan yang disampaikan akademisi Rocky Gerung terhadap dirinya.

Presiden pun lebih memilih untuk fokus bekerja, alih-alih menanggapi hinaan itu.

"Itu hal-hal kecil-lah. Saya kerja saja," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Senayan Park, Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Sebelumnya, Rocky Gerung dilaporkan ke polisi terkait dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi. 

Laporan tersebut dibuat oleh kelompok pendukung Jokowi yang menamakan diri sebagai Relawan Indonesia Bersatu pada Senin (31/7/2023).

Pengaduan itu merupakan respons terkait video berisi ucapan Rocky Gerung yang dinilai menghina Jokowi.

Video tersebut kemudian juga ditayangkan oleh akun YouTube milik Refly Harun.

Rocky Gerung dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penghinaan Presiden Jokowi melalui orasinya dalam acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Bekasi pada Sabtu (29/7/2023). 

Awalnya Rocky menyinggung mengenai langkah Presiden Jokowi yang menurutnya pergi ke China untuk menawarkan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Namun dalam orasi tersebut, dia menyebut juga kata-kata "bajingan" dan kata "tolol" yang dinilai sebagai kata makian dan menghina presiden.

Potongan video tersebut kemudian ramai dibagikan melalui media sosial, salah satunya oleh akun Twitter ini, Sabtu (30/7/2023).

Tidak hanya itu, video Rocky Gerung juga ditayangkan kembali oleh Refly Harun dalam saluran YouTube miliknya.

Terkait video tersebut, kelompok relawan Jokowi yang menamakan diri sebagai Barisan Rakyat Jokowi Presiden (Bara JP) kemudian melaporkan Rocky Gerung ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta Selatan.

Laporan tersebut dibuat pada Senin (31/7/2023) atas dugaan penghinaan kepada Jokowi.

"Kami telah selesai dari SPKT, dan alhamdulillah LP laporan kami tidak diterima. Kami buat dalam bentuk pengaduan. Pengaduan kami yang kami masukkan kepada pihak penyidik ya," ujar Sekjen Bara JP Relly Reagen, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (31/7/2023).

Pengacara Bara JP, Ferry Manulang mengatakan, laporan tersebut ditolak karena kepolisian perlu memanggil Jokowi selaku pihak yang mengalami kerugian.

Pemanggilan dilakukan untuk meminta keterangannya terkait laporan penghinaan tersebut. Namun, pemanggilan terhadap Presiden Jokowi dirasa tidak mungkin dilakukan.

Oleh karena itu, mereka diminta menyampaikan pengaduan masyarakat. Setelah laporan polisi atas dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi oleh Rocky Gerung ditolak, kelompok relawan lanjut mengirimkan aduan masyarakat.

Relawan Indonesia Bersatu melaporkan Rocky Gerung ke Polda Metro Jaya lewat laporan nomor LP/B/4459/VII/2023/POLDA METRO JAYA pada Senin (31/7/2023).

Rocky dilaporkan atas pelanggaran UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Alhamdulillah laporan kami diterima, hari ini saya sebagai Ketua Umum Relawan Indonesia Bersatu Lisman Hasibuan akan melaporkan Rocky Gerung sama Refly Harun," ujar Ketua Relawan Indonesia Bersatu Lisman Hasibuan, dilansir dari Kompas.com, Selasa (1/8/2023).

Menurut Lisman, pihaknya melaporkan Rocky karena perbuatannya yang tidak etis dengan menyerang Jokowi telah mengganggu dan memunculkan kegaduhan di antara masyarakat.

Tidak hanya Rocky Gerung, Lisman juga melaporkan YouTuber Refly Harun ke Polda Metro Jaya karena ia membagikan video penghinaan Jokowi tersebut saat mewawancarai Rocky Gerung di akun YouTube miliknya.

"Kami melaporkan juga penyebar daripada (pemilik akun YouTube dan penyebar) video tersebut," ujar Lisman, dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/8/2023).

"Dia (Refly) yang punya chanel YouTube dan memasukan video ke channel YouTube-nya dan tersebar ke seluruh Indonesia, yang tonton hampir puluhan ribu orang. Saat ini masih aktif," lanjut dia.

Seperti halnya Rocky Gerung, Refly Harun juga dilaporkan atas pelanggaran UU No. 19 Tahun 2016.

5. Ucapan Rocky Gerung didukung Demokrat dan NasDem 

Mengenai hal ini, Partai Demokrat menilai kritik Rocky Gerung masih dalam batas wajar. 

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan kritik Rocky Gerung masih pada koridor demokrasi dan akademis. 

"Kritik yang selama ini disampaikan Rocky Gerung masih dalam batasan yang wajar pada koridor demokrasi dan akademis sebagai penjaga akal sehat publik agar terjaga kewarasan dan keseimbangan di masyarakat," kata Kamhar Lakumani, Selasa (1/8/2023) sebagaimana dikutip Tribun-medan.com dari Tribunnews.com.

Kamhar pun meminta relawan Jokowi tak memperpanjang masalah tersebut ke ranah hukum.

Menurutnya, pelaporan Rocky Gerung ke pihak kepolisian menandakan relawan Jokowi anti kritik.

"Kita tentu menyayangkan respon relawan Jokowi yang anti kritik dan sedikit-sedikit merespon dinamika yang sifatnya bentuk diskursus publik ke ranah hukum," kata Kamhar. 

Lebih lanjut, Kamhar pun meminta agar Presiden Jokowi turun tangan menertibkan relawannya. 

"Merespon situasi seperti ini Jokowi bisa cawe-cawe untuk menertibkan relawannya." 

"Tak sensitif yang sedikit-sedikit menempuh jalur hukum, dan kemudian terbaca hukum hanya cepat dan tangkas merespon laporan relawan, namun tidak untuk sebaliknya," jelasnya.

Senada dengan Demokrat, NasDem juga menilai pelaporan terhadap Rocky Gerung tak seharusnya dilakukan. 

Ketua DPP Partai NasDem, Taufik Basari alias Tobas mengatakan, dalam demokrasi yang sehat semua pihak harus membiasakan diri untuk menerima setiap kritikan.

"Dalam lingkungan demokrasi yang sehat, kita harus membiasakan diri terhadap setiap kritikan dan bahkan kecaman terhadap pihak-pihak yang diberikan amanat untuk menyelenggarakan negara," kata Tobas, Selasa (1/8/2023).

Tobas mengatakan, amanat yang diberikan kepada penyelenggara negara dalam konteks demokrasi akan selalu membuka ruang bagi kritikan, kecaman bahkan mungkin hinaan.

Sehingga menurutnya, tak perlu sampai ada pelaporan terhadap kritikan yang ditujukan ke Jokowi. 

"Ini berlaku kepada seluruh pejabat, mulai dari pejabat daerah, pejabat negara, wakil rakyat, hingga presiden."

"Karena itu, semestinya apa yang disampaikan Rocky Gerung tidak perlu sampai pada pelaporan pidana ke kepolisian," ucapnya. 

Menurutnya, demokrasi di Tanah Air tidak sehat jika selalu mengedepankan pidana dalam perbedaan pandangan. 

"Jika itu yang terjadi maka negara kita bisa menjurus kepada otoritarianisme karena kritikan dan kecaman dihadapi dengan pendekatan kekuasaan bukan perdebatan pemikiran ataupun penjelasan berbasis data, bukti dan fakta," ujarnya.

6. Respons PDIP

Sementara itu, PDI Perjuangan (PDIP) justru mengambil langkah tegas buntut sikap Rocky Gerung. 

PDIP akan meminta Badan Bantuan Hukum untuk menyiapkan opsi gugatan terhadap Rocky Gerung atas berbagai pernyataannya selama ini.

Menurut Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, perkataan yang dilontarkan Rocky semakin hari semakin tak mencerminkan intelektualitasnya. 

"Pak Jokowi tidak hanya Presiden RI. Beliau adalah kader kami. "

"Partai berdiri di depan jika ada yang merendahkan harkat dan martabat presiden," kata Hasto, Senin (31/7/2023).

Menurut Hasto, pernyataan Rocky yang ditujukan pada Jokowi adalah hal tak benar dan cenderung hanya memprovokasi untuk adu domba.

"Mengingatkan kami akan politik devide et impera yang dahulu dipakai oleh penjajah," ucap Hasto.

Hasto pun mengutuk keras pernyataan Rocky Gerung yang menggunakan kata-kata tak pantas untuk menyerang martabat dan kehormatan seorang Presiden. 

"Kami menilai pernyataan bahwa Presiden itu sebagai 'baji*gan yang tol*l' adalah puncak kerusakan akhlak, degradasi nalar dan kemandulan akal sehat." 

"Rocky Gerung secara sadar sedang berusaha menghasut publik dengan kata-kata yang sangat menghina, tendensius dan nirbudi pekerti," kata Hasto.

(*/Tribun-Medan.com)

Baca juga: 

Baca berita menarik lainnya yang tayang TRIBUN-MEDAN.COM cek di Googe News

Kumpulan Berita Viral Lainnya Baca di Tribun-Medan.com

Rocky Gerung Dianggap Bikin Keonaran dan Kegaduhan Publik, Apakah Polisi Berani Menindaknya?

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved