Berita Viral

Anak Wali Murid yang Ketapel Guru Buka Suara, Ngaku Wajah Ditendang Guru, Padahal Tidak Merokok

Awalnya, kakak murid tersebut sama sekali tak membenarkan tindakan ayahnya yang ketapel guru sampai mata kanannya terancam buta.

Editor: Liska Rahayu
Kolase Tribun Medan
Guru penjas bernama Zaharman (58) diketapel orangtua murid hingga matanya terancam buta. 

TRIBUN-MEDAN.com - Anak wali murid yang ketapel guru bernama Zaharman (58) akhirnya buka suara soal kasus yang menimpa ayahnya dan guru olahraga tersebut.

Melalui sang kakak, si anak menjelaskan duduk perkara kasus tersebut.

Awalnya, kakak murid tersebut sama sekali tak membenarkan tindakan ayahnya yang ketapel guru sampai mata kanannya terancam buta.

Apalagi sampai saat ini sang ayah tak diketahui keberadaannya.

Reni Anggraini kakak siswa tersebut, menceritakan kronologi kejadian versi yang diceritakan adiknya.

Diketahui, peristiwa orangtua siswa ketapel guru terjadi di SMAN 7 Rejang Lebong, Bengkulu.

Mulanya Reni memperkenalkan diri, ia adalah anak dari pelaku sekaligus kakak dari siswa yang saat ini sedang jadi perbincangan masyarakat Indonesia.

"Di sini saya tidak meminta pembelaan apapun dari masyarakat karena saya tahu apa yang telah dilakukan ayah saya hal yang salah hingga mengakibatkan guru tersebut mengalami cacat permanen,"

"Kami sekeluarga meminta maaf yang sebenar-besarnya," kata Reni Anggraini.

Lewat akun TikToknya, Reni kemudian menceritakan kronologi peristiwa tersebut versi adiknya.

Hal itu dilakukan Reni lantaran ia merasa saat ini keluarganya sangat tersudutkan.

Guru penjas bernama Zaharman (58) diketapel orangtua murid hingga matanya terancam buta.
Guru penjas bernama Zaharman (58) diketapel orangtua murid hingga matanya terancam buta. (Kolase Tribun Medan)

"Saya akan menceritakan kejadian yang sebenar-benarnya yang diceritakan adik saya dan bisa dibuktikan karena ada saksi kunci," kata Reni dikutip TribunJakarta.com, Sabtu (5/8/2023).

Pada hari kejadian, Reni menyebut adiknya terlambat masuk sekolah sehingga tidak bisa mengikuti jam pelajaran.

Adik Reni bersama teman-temannya kurang lebih delapan orang memutuskan untuk menunggu di kantin sekolah.

"Saat selesai makan di kantin adik saya duduk bersama salah satu temannya yang merokok (kebetulan saat itu adik saya sedang tidak merokok),"

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved