Viral

Sosok Mariam, Guru Ngaji Jasadnya Keluarkan Aroma Wangi Saat Makam Dibongkar, Sudah 30 Tahun Wafat

Pembongkaran makam itu dilakukan, karena lokasi di lahan tersebut milik Perusahaan Listrik Negara (PLN).

|
Editor: Satia
Tribunbogor
Makam Mariam jasadnya masih utuh dan keluarkan aroma wangi saat dibongkar 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Jasad seorang guru ngaji masih utuh dan mengeluarkan aroma wangi saat makamnya dibongkar.

Guru ngaji itu bernama Mariam, makamnya terletak di Desa Kalong, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Pembongkaran makam itu dilakukan, karena lokasi di lahan tersebut milik Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Diketahui, ada 112 makam yang dibongkar dalam pemindahan ini.

Baca juga: BEGINI Nasib 16 PMI Ditangkap Usai Tawuran Antar Perguruan Silat di Taiwan hingga Fanani Tewas

Dikutip dari Tribunbogor.com, dari 43 makam yang sudah dipindahkan, ada tujuh makam yang jasadnya diketahui masih utuh.

Bahkan dua dari tujuh jasad itu mengeluarkan aroma wangi bunga saat dibongkar.

Jasad yang masih utuh itu diketahui sudah berusia 20 sampai 30 tahun.

Keajaiban ini tentunya langsung membuat warga sekitar penasaran.

Banyak yang bertanya-tanya siapa sosok jasad tersebut, dan seperti apa amalan yang ia lakukan semasa hidup.

Ketua RT 7, Desa Kalong I, Satria secara terang-terangan mengungkap sosok jasad tersebut satu pe rsatu.

Baca juga: GELAPKAN BARBUK NARKOBA, Eks Penyidik Polsek Medan Area Dituntut 6 Tahun 6 Bulan Penjara

Bahkan Satria juga membeberkan amalan almarhum semasa hidupnya.

Rupanya sosok lima dari tujuh jasad yang masih utuh itu merupakan rangkaian keluarga besar.

Bahkan kelima jasad itu terdiri dari tiga generasi dari satu keturunan yang sama.

Mereka adalah:

1. Sanijan (ayah)

2. Suarma (anak)

3. Mariam (anak)

4. Sama (anak)

5. Nurjanah (cucu)

Sosok jasad yang masih utuh saat makamnya dibongkar itu adalah Mariam.

Ia merupakan seorang guru ngaji yang juga bibi dari Satria, Ketua RT 7, Desa Kalong I.

Baca juga: Lama Menghilang Usai Skandal Video Syur, Penampilan Baru Rebecca Klopper Disorot

Satria merupakan anak dari Suarma dan cucu dari Sanijan.

Menurut Satria, semasa hidupnya sang ayah bekerja sebagai pandai besi.

Ia pun menyebut kalau ayahnya itu sama seperti kebanyakan orang.

Baca juga: Doa Nabi Muhammad Selesai Sholat Tahajud, Berikut Bacaan Niat dan Waktu Terbaik Mengamalkannya

Sang ayah dikenal taat beribadah dan rajin bersosialisasi dengan tetangga.

"Keseharian bapak menurut saya sebagai anaknya ya baik, tapi gak tahu kalau pandangan orang," kata Satria kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (6/9/2023).

Selain itu menurut dia, sang ayah juga sering bergaul dengan tetangga dan warga lainnya.

Nurjanah juga merupakan anak dari almarhum Suarma.

Selain masih utuh, kata Satria, jasad ayah dan kakaknya itu juga tercium wangi bunga melati.

Baca juga: Sada Sumut FC Siapkan Mental Pemain Jelang Tandang ke Sriwijaya FC, Hari Jumat Bertolak ke Palembang

Selain sosok Suarma dan Nurjanah, Satria juga menceritakan profesi bibinya semasa hidup.

Adalah Mariam, yang merupakan adik dari Suarma.

Menurut Satria, Mariam semasa hidupnya adalah sosok yang baik hati dan merupakan guru mengaji.

Baca juga: Polres Padanglawas Melaksanakan Blue Light Patrol di Kota Sibuhuan

"Mariam itu adik dari bapak saya, profesinya sebagai guru ngaji," kata Satria lagi.

Mariam juga menjadi satu dari tujuh jasad yang masih utuh saat dibongkar tersebut.

Untuk itu, Satria meyakini kalau amalan keluarganya semasa hidup itulah yang membuat jasadnya utuh, bahkan mengeluarkan wangi melati.

Sebab menurut pandangan Satria, semua keluarganya yang terdiri dari kakek, ayah, kakak, dan dua bibinya itu adalah orang baik.

"Semasa hidupnya saya menyaksikan langsung, dan kalau untuk baik atau tidaknya almarhum itu tergantung yang menilai. Bagi saya beliau semuanya baik," pungkasnya.

Baca juga: Pria Hanyut Terseret Arus Sungai di Langkat dan Ditemukan Tewas, Korban hendak Bersihkan Bendungan

Dapat Uang Kerohiman

Pihak keluarga atau ahli waris para pemilik makam yang dipindahkan itu mendapat kompensasi dari PLN.

Uang kompensasi itu di luar biaya pemindahan yang ditanggung sepenuhnya oleh PLN.

"Untuk batu nisan dan sebagainya juga ditanggung PLN, kemudian keluarga diberi uang kerohiman Rp 500 ribu," kata petugas lapangan pemindahan makam, Ahmad Ferdiansyah.

Hal itu dibenarkan oleh ahli waris salah satu makam yang dipindahkan, Nurhasyim.

Menurutnya, uang tersebut diberikan untuk menggelar tahlil pasca pemindahan makam.

"Dikasih uang Rp 500 ribu buat selametan (tahlilan)," pungkasnya.

Artikel ini Tayang di Tribun Bogor

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved