Politik Uang

Ketua Partai Buruh Sebut Warga Dapil 'Neraka' Siantar Diimingi Uang Rp 350 Ribu untuk Serahkan e-KTP

Memasuki tahun politik, isu politik uang menyeruak di Kota Siantar, khususnya di dapil 'neraka' yang diisi para incumben

Editor: Array A Argus
Tribun Medan/Muhammad Nasrul
ILUSTRASI- Polres Tanah Karo berhasil mengamankan lima orang pelaku dugaan praktek money politic, Senin (15/4/2019) malam. Diketahui, dari kelimanya, dua di antaranya merupakan Caleg dari partai Gerindra. 

TRIBUN-MEDAN.COM,SIANTAR- Isu politik uang kencang berembus di Daerah Pemilihan III Kota Siantar, atau yang biasa disebut dengan Dapil Neraka.

Menurut Ketua Exco Partai Buruh Kota Siantar, Eljones Simanjuntak, ia mendapati laporan adanya warga yang diiming-imingi uang Rp 350 ribu untuk menyerahkan KTP elektroniknya guna dipakai untuk pendataan calon legislatif.

"Banyak tim dari caleg sudah turun ke masyarakat meminta KTP elektronik dengan iming-iming Rp 350 ribu per orang," kata Eljonnes, Minggu (10/9/2023).

Baca juga: Antisipasi Politik Uang via Elektronik, Bawaslu Ajak OJK dan PPATK Mencegah

Jones yang juga calon anggota legislatif ini mengatakan, dugaan politik uang sudah merebak di Kecamatan Siantar Marihat, Siantar Selatan dan Siantar Timur.

Ia mengatakan, laporan itu diterimanya langsung dari warga saat melakukan diskusi. 

"Itu yang saya dengar ketika saya berdiskusi dengan masyarakat," kata pria yang akrab disapa Jones.

Jones mengatakan, pemberian Rp 350 ribu itu sangat besar dan berpotensi besar pula mengganggu demokrasi yang sehat.

Baca juga: MUI Didesak Terbitkan Fatwa Haram Terhadap Politik Uang Jelang Pemilu 2024

Terlebih bagi caleg penantang yang ingin memperbaiki Kota Siantar menjadi lebih baik ke depannya.

Ia berharap masyarakat kelas kecil tak berpengaruh dengan pemberian semacam itu.

Uang sebesar itu, kata Jones, tak mungkin diberikan cuma-cuma.

Pasti ada balasan oleh pemenang ketika menjabat setelah memenangkan pemilihan.

Baca juga: TAK MEMBANTAH, Jokowi Akui Politik Uang Masih Ada saat Pemilu: Bisa Rusak Demokrasi di Indonesia!

"Kita sebagai caleg penantang sangat kecewa karena itu merusak mental masyarakat. Semogalah masyarakat semakin pintar dan bijaksana ke depannya," katanya, seraya berharap Bawaslu Kota Siantar bersama kepolisian yang tergabung dalam Gakkumdu segera melihat fenomena-fenomena jelang pemilu di lapangan.

Diketahui, Dapil III Kota Siantar disebut sebagai Dapil Neraka karena diisi oleh sejumlah incumben.

Tidak hanya itu, ada beberapa ketua partai politik yang ikut bertarung di Dapil III tersebut.

Sehingga, Dapil ini dianggap paling sulit dan kuat pertarungannya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved