Breaking News

Mata Lokal Series

Dewan Pers Minta Media Bersikap Netral dan Hindari Hoaks Jelang Pemilu 2024

Dewan Pers meminta agar media dan jurnalis menghadirkan pemberitaan yang netral saat Pemilihan Umum.

|
Penulis: Anugrah Nasution |
Tribun Medan/Anugrah Nasution
Anggota Dewan Pers Paulus Agung Kristianto (kanan) saat menerima cinderamata dari Pimpinan Redaksi Harian Tribun Medan, Iin Solihin (tengah) usai talkshow Tribun Network di Ballroom Hotel Grand Mercure, Senin (6/11/2023). 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Dewan Pers meminta agar media dan jurnalis menghadirkan pemberitaan yang netral saat Pemilihan Umum.

Hal itu disampaikan anggota Dewan Pers, Paulus Agung Kristianto saat hadir sebagai pembicara dalam talkshow yang digelar Tribun Network di Ballroom Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Senin (6/10/2023). 

Baca juga: Hadir Daring di Talkshow Tribun Series, Menkominfo Ajak Warga Bijak Bermedsos Jelang Pemilu 2024

"Perlunya bersikap netral oleh media dan jurnalis dengan tidak memihak salah satu pasangan calon tertentu dan menghadirkan pemberian yang berimbang sesuai undangan undangan pers," kata Agung. 

Agung menyebutkan, saat ini tak jarang media atau jurnalis masuk dalam lingkaran partai politik.

Padahal media semestinya tetap independen dan berdiri pada semua kelompok atau pasangan calon. 

Sesuai Kode Etik Jurnalis, kerja-kerja wartawan semestinya menghasilkan pemberian yang akurat, berimbang dan tidak beritikad buruk. 

"Saat ini kita juga belum tau secara pasti berapa jumlah media di Indonesia. Namun diperkirakan jumlahnya ada lebih dari 50 ribu. Untuk itu di sini yang paling penting bagaimana media tetap bersikap netral dan patuh terhadap aturan yang ada," sambung Agung. 

Talkshow Tribun Network Series ke 9 soal pemilu yang digelar pagi tadi mengambil tema, Bersandar pada Negara Wujudkan Kolaborasi Presisi untuk Terciptanya Pemilu Damai 2024 dan Bermartabat Tanpa Hoaks. 

Hadir dalam kegiatan itu Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi; Kepala Staf Komando Daerah Militer 1 Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal; Ketua KPU Sumut Arifin Siregar dan Ketua Bawaslu Sumut Suhadi Situmorang. 

Sementeri Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, hadir secara daring.

Hoaks atau informasi salah, kata Agung, menjadi masalah sebab penyebaran berita palsu berefek buruk di masyarakat.

Tak jarang media atau jurnalis juga melakukan hal yang sama. Agung mengatakan penyebaran berita yang tidak akurat masih sering terjadi di Indonesia. 

"Hoaks ini sudah sangat lama terjadi, namun kami juga melihat bagaimana berita yang dihasilkan media juga mengalami miskomunikasi. Ada gambaran yang salah dalam berita namun kemudian disebarluaskan dan ini masih terjadi," kata Wakil Pimpinan Redaksi Harian Kompas tersebut. 

Karena itu Agung meminta agar jurnalis tetap melakukan verifikasi terhadap informasi yang ada. Hal itu penting, agar media tetap menyampaikan informasi yang benar kepada publik. 

Baca juga: Kapolda Sumut Ajak Seluruh Masyarakat Sukseskan Pemilu 2024 dengan Damai Tanpa Hoaks

"Selain hoaks ada juga mis informasi yang sering terjadi. Untuk itu wartawan harus mampu melakukan verifikasi verifikasi terhadap data sebelum menyampaikannya," kata Agung. 

"Dan sebagai warganegara sudah tentu tugas bersama dalam mengawasi pelaksanaan pemilihan umum. Dengan peran semua kita harapkan pemilihan berjalan damai jujur dan adil," tutup Agung. 

(cr17/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved