Berita Viral

DULU Putus Sekolah SD, Pindah ke New Zealand Jadi Sopir Truk Malah Jadi Kaya, Digaji Rp55 Juta

Dulu putus Sekolah Dasar (SD), pria bernama Nazib Saptu ini nekat pindah ke New Zealand dan jadi sopir truk dan malah menjadi kaya raya

KOLASE/TRIBUN MEDAN
DULU Putus Sekolah SD, Pindah ke New Zealand Jadi Sopir Truk Malah Jadi Kaya, Digaji Rp55 Juta 

Ia juga mendapat keuntungan: perlindungan serikat pekerja, mobil, bensin gratis.

“Bosku, dia sangat mencintaiku dan apapun yang aku inginkan, dia memberikannya kepadaku,” sindir Nazib.

Semua ini ia kaitkan dengan perbedaan budaya kerja di Selandia Baru, yang menurutnya lebih fleksibel dan penuh rasa hormat dibandingkan dengan Singapura.

“[Di Singapura] mereka tidak memberi Anda kesempatan. Mereka suka menghakimi Anda.

Namun di Selandia Baru, yang terpenting adalah pengalaman dan pengetahuan. Ini bukan tentang, oh, Anda mendapat ijazah.

Jika Anda punya kertas dan tidak punya pengetahuan, mereka akan mengusir Anda dari pintu."

Selain kesuksesannya di tempat kerja, ia juga menikah lagi dengan warga keturunan Singapura.

“Dia mendukung penuh saya dalam karir saya sebagai sopir truk meskipun saya tidak mengenyam pendidikan…dia percaya pada saya,” katanya.

'Saya sendiri tidak percaya bahwa tanpa pendidikan, [dia] setuju untuk menikah dengan saya, dia adalah gadis impian saya.'

Meski puas dengan kehidupannya di Selandia Baru, Nazib tidak buta terhadap kesulitan hidup di Selandia Baru.

Sewanya tidak murah sekitar NZ$640 (Rp 6 juta) seminggu untuk rumah dengan tiga kamar tidur dan makan di luar itu mahal.

“Nasi lemak di sini harganya sekitar NZ$18 (Rp 172 ribu), nasi ayam NZ$20 (Rp 191 ribu),” jelasnya.

Selain itu, meskipun negara ini memiliki budaya santai, tingkat kejahatan jelas lebih tinggi. “Jujur saja, jika Anda berjalan sendirian di malam hari, terkadang Anda bisa dirampok,” katanya.

Meski Selandia Baru sudah menjadi rumahnya, Nazib mengaku rindu dengan Singapura.

"Kita Singapura lah. Jadi kangen sama makanannya, teman-teman...sepakbolanya." (Dia menambahkan dia masih mendukung Singapura dalam sepak bola.)

Dia juga tidak mengesampingkan kemungkinan relokasi kembali ke Singapura.

“Saya masih menyimpan paspor Singapura saya,” akunya.

"Jujur saja, ibuku masih hidup, dan aku punya keluarga di sana. Jadi ini cukup sulit,” pungkasnya.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved