Pilpres 2024

Sindir Megawati? Maruarar Sirait Ungkap Penyebab Mundur dari PDIP, Sakit Hati Jadi Petugas Partai

Politisi Maruarar Sirait mengungkapkan alasan sebenarnya mundur dari PDIP. Politisi asal Kota Medan ini mengaku sudah bosan menjadi petugas partai

|
HO
Politisi Maruarar Sirait mengungkapkan alasan sebenarnya mundur dari PDIP. Politisi senior asal Kota Medan ini mengaku sudah bosan menjadi petugas partai selama ini. 

"Periksa surat suara dan awasi semua petugas, jangan sampai ada surat suara yang dirusak, itu berarti berkhianat kepada rakyat Indonesia, itu akan menyakiti hati rakyat Indonesia," ujarnya.

Megawati Kerap Singgung Petugas Partai

Diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memang selalu memanggil Presiden Jokowi sebagai petugas partai di sejumlah kesempatan.

Selain Jokowi, Ganjar Pranowo pun disebut Megawati sebagai petugas partai.

Termasuk ketika mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal capres PDIP pada 21 April 2023, Megawati menyebut Ganjar merupakan kader dan petugas partai yang ditingkatkan penugasannya menjadi bakal calon RI-1.

Megawati pun menjawab perkataan sejumlah pihak yang mengkritiknya lantaran menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai petugas partai.

Dalam pidato penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-IV PDIP, Megawati mengatakan, hal tersebut ada di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.

Mantan Presiden RI itu pun menyatakan bahwa dirinya juga merupakan petugas dan kader PDIP.

"Saya sampai bingung, kok saya bilang Pak Jokowi petugas partai, kader, kok saya diomongkan terlalu sombong," ucap Megawati, Minggu (1/10/2023), dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Itu adalah AD/ART di partai kita."

"Saya pun petugas partai lho, ditugasi kongres partai, dipilih oleh kalian untuk bertanggung jawab sebagai ketua umum. Saya pun kader," ujarnya.

Megawati Soekarnoputri kemudian melanjutkan, mekanisme dirinya menjadi Ketua Umum PDIP berdasarkan aturan partai.

Sehingga tak mungkin orang-orang dari luar PDIP, tiba-tiba terpilih menjadi Ketum.

"Tak mungkin orang lain itu tiba-tiba jadi ketua umum, karena terus siapa yang mau milih? kalau tiba-tiba orang luar yang mau dipilih karena itu melanggar AD/ART," sambung Mega.

"Nah, bayangkan kok kita tak diberi kesempatan untuk menerangkan hal ini," ucapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved