Pilpres 2024

Terbongkar Niat Connie Lempar Isu Prabowo Cuma Menjabat 2 Tahun, Haidar:Benturkan Jokowi dan Prabowo

Haidar Alwi menilai pernyataan Connie Rahakundini yang viral di media sosial pada hari pertama masa tenang sangat berbahaya.

HO
Connie tengah menjadi perhatian setelah ucapannya di hadapan purnawirawan. Connie merupakan akademisi dan mantan istri dari Djaja Suparman.  

TRIBUN-MEDAN.com - Pernyataan Connie Rahakundini yang menyebut Prabowo Subianto bakal dilengserkan Jokowi setelah dua tahun menjabat Presiden dipatahkan oleh Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi

Connie tengah menjadi perhatian setelah ucapannya di hadapan purnawirawan. Connie merupakan akademisi dan mantan istri dari Djaja Suparman. 

Djaja Suparman merupakan mantan Pangkostrad tahun 1999. Djaja pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal. 

Connie yang sering disebut sebagai pengamat militer membuat heboh dengan pernyataan bahwa Gibran bakal menjadi presiden setelah dua tahun Prabowo menjabat. 

Haidar Alwi menilai pernyataan Connie Rahakundini yang viral di media sosial pada hari pertama masa tenang sangat berbahaya.

Diketahui Connie menceritakan pertemuannya dengan Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani yang mengungkap adanya potensi Jokowi mengkhianati atau bahkan membunuh Prabowo.

Prabowo disebut hanya akan berkuasa selama dua tahun jika berhasil memenangkan Pilpres 2024. Selanjutnya, Gibran akan naik menjadi Presiden menggantikan Prabow o.

Ia menduga bahwa Connie dan Henry sedang berupaya mengadu domba Jokowi dan Prabowo serta membenturkan rakyat dengan institusi Polri untuk kepentingan capres-cawapres yang didukungnya.

"Jelas tendensius dan politik pecah belah sangat berbahaya terutama di tahun politik yang tensinya memang sudah panas karena dapat menimbulkan kegaduhan, kerusuhan dan kekacauan yang akan berdampak pada terancamnya stabilitas di berbagai bidang," kata R Haidar Alwi dalam siaran tertulis pada Senin 12/2/2024).

"Baru-baru ini kan ramai rakyat dibenturkan dengan Jokowi dan Prabowo-Gibran melalui protes para akademisi dan guru besar. Hasilnya mental, demo mahasiswa pun dapat diredam. Bahkan elektabilitas Prabowo-Gibran malah makin naik. Karena serangan dari luar gagal, makanya sekarang diserang dari dalam yaitu membenturkan Jokowi dan Prabowo dengan harapan memantik kebencian di antara kedua kubu sehingga dapat dengan mudah dikalahkan. Seperti politik divide et impera zaman kolonial," tutur R Haidar Alwi.

Connie Rahakundini
Connie Rahakundini (Imanuel Nicolas Manafe/Tribunnews.com)

Ironisnya, pernyataan Connie dan Henry disampaikan di depan para purnawirawan dalam acara Mimbar Keprihatinan Bangsa dan Seruan Purnawirawan TNI-Polri di Jakarta pada Jumat, 9 Februari 2024 dan diunggah oleh akun YouTube Kanal Anak Bangsa milik Rudi S Kamri.

"Purnawirawan TNI-Polri seharusnya berperan membantu bangsa dan negara menjadi jembatan komunikasi dan peredam konflik di masyarakat. Bukan malah menjadi bagian dari penciptaan konflik itu sendiri," tegas R Haidar Alwi.

Oleh karena itu, R Haidar Alwi meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh narasi atau informasi yang tidak jelas sumbernya atau hoaks dan sengaja disebarkan untuk menimbulkan kebencian kepada sesama maupun kepada penyelenggara negara.

"Aparat juga harus tegas menindak orang-orang yang berusaha mengacaukan pemilu dengan menyebarkan hoaks atau narasi kebencian agar menjadi pembelajaran bagi yang lainnya untuk tidak mengulangi hal yang sama ke depannya," pungkas R Haidar Alwi.

Tanggapan TKN

Video yang berisi percakapan antara Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani dengan pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie, viral di media sosial.

Dalam video tersebut,Connie mengklaim bahwa Ketua TKN telah mengajaknya untuk bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Connie juga menyebutkan bahwa Rosan menyampaikan rencana bahwa Prabowo akan menjabat sebagai kepala negara selama dua tahun, dan setelah itu jabatan akan dilanjutkan oleh Gibran.

Terkait hal tersebut Rosan angkat bicara.

Rosan menegaskan bahwa Connie telah menyebarkan berita palsu mengenai pertemuan tersebut.

Dia menyayangkan tindakan Connie, yang seharusnya sebagai seorang akademisi, menyebarkan informasi yang tidak benar.

"Saya sangat terkejut dan sedih juga karena ini datang dari ibu Connie seorang akademisi mestinya tidak memberitakan yang tidak benar," ujar Rosan dalam konferensi pers, Minggu (11/1/2024).

Baca juga: Bunga Desa Sipinggan Lumban Siantar dan Desa Nainggolan, Wabup Ajak Petani Gunakan Pupuk Organik

Baca juga: FAKTA-FAKTA Yudha Habisi Nyawa Dante:Lihat Kiri-Kanan, Tenggelamkan 12 Kali Modus Latihan Pernapasan

Kemudian, mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjelaskan tentang pertemuan dengan Connie.

Awalnya, Rosan menyatakan bahwa dia tidak pernah mengenal pengamat militer dan akademisi tersebut.

Rosan melanjutkan dengan mengatakan bahwa pertemuan itu terjadi setelah tim media Prabowo menyampaikan bahwa pihak Connie ingin bertemu dengannya untuk menyampaikan dua hal.

Pertama, berkaitan dengan bergabung dengan kubu Prabowo.

Kedua, keinginan Connie untuk mendapatkan jabatan Wakil Menteri Luar Negeri atau Wakil Menteri Pertahanan.

Namun, Rosan tidak bisa memenuhi permintaan tersebut, karena keputusan terkait jabatan di kabinet sepenuhnya ada di tangan Prabowo.

"Jadi itu keinginan dari bu Connie yang disampaikan ke saya ingin menjadi Wamenlu keinginannya atau Wamenhan, dengan pengalaman beliau silahkan disampaikan ke Pak Prabowo," tuturnya.

Dalam konteks isu Prabowo hanya menjabat selama dua tahun, Rosan menyatakan bahwa informasi tersebut berasal dari Connie.

Dalam percakapannya dengan Connie, Rosan menegaskan bahwa dia tidak memikirkan hal tersebut sejauh itu.

"Pernyataan dua tahun itu bukan dari saya. Beliau menyatakan, 'ini gimana sudah dua tahun atau mungkin lebih cepat kalau....' Ini pernyataan beliau. Ini kalau tiba-tiba Prabowo. Saya orang intelijen saya bilang, bisa saja Prabowo diracun. Dia bilang begitu. Bisa lebih cepat, itu gimana?", ujar Rosan menirukan kalimat Connie.

"Saya bilang bu itu tidak pantas sudahlah kita sih tidak ada pikiran kesitu, janganlah itu," tutur Rosan sambil mencontohkan percakapannya dengan Connie.

Dalam kesempatan tersebut, Rosan juga mengungkap bahwa mereka tidak berhadapan langsung satu sama lain dengan Connie, melainkan ada empat orang yang hadir di lokasi.

Dua di antaranya adalah pihak dari Connie dan Ketua Tim Media Prabowo.

"Jadi itu bisa diverifikasi pembicaraan itu, tapi yang saya sayangkan pernyataan bu Connie seorang intelektual di masa tenang ini videonya beredar sangat masif ya di hari ini. Ya kami pun melihat di masa tenang di akhir ini berita hoaks fitnah kepada Prabowo, tim dan sekarang kepada saya," pungkasnya.

Profil Connie Rahakundini

Nama Connie Rahakundini Bakrie atau yang dikenal sebagai Connie Bakrie tidak asing di kancah nasional baik sebagai akademisi maupun pengamat.

Sebagai pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie selalu konsern memberikan pengamatan yang komperhensif terhadap situasi militer dan pertahanan nasional.

Bahkan, tak jarang Connie Bakrie lantang mengkritik kebijakan militer dan pertahanan nasional.

Setelah menjadi bagian Partai NasDem selama kurang lebih 9 tahun, Connie Bakrie memutuskan keluar dari Dewan Pakar Partai Nasdem.

Keluarnya pengamat militer dan pertahanan Universitas Jenderal Ahmad Yani Bandung itu terungkap dalam surat pengunduran dirinya yang ditujukan kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada 2 April 2023.

Alasan pengunduran diri Connie dari Partai Nasdem lantaran mulai adanya ketidaksesuaian secara ideologis di dalam lingkungan berorientasi 'flying high-playing cheap'.

Connie Bakrie merupakan wanita berdarah Gorontalo yang lahir di Bandung pada 3 November 1964 dari pasangan Dr. Bakrie Arbie dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata.

Ia menyelesaikan pendidikan di Asia-Pacific Center for Security Studies, Universitas Indonesia serta Billy Blue College of Design.

Dengan pasangannya, Jenderal Djaja Suparman (cerai), Connie Bakrie dikaruniai tiga anak Samantha Deandra Azzaria, Aurelle Alessandra Merkava, dan Audindra.

Selain sebagai akademisi dan pengamat militer dan pertahanan, Connie juga aktif sebagai penulis isu militer. Bukunya Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal terbit pada 2007 dan Defending Indonesia diterbitkan 2009.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved