Pilpres 2024
Ganjar-Mahfud Kalah di Jateng, Bambang Pacul Masuk Rumah Sakit: Sudah Ingatkan Jangan Serang Jokowi
Hasil quick count raihan suara pemilihan presiden 2024, Pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud kalah di Jawa Tengah. Bambang Pacul masuk rumah sakit
TRIBUN-MEDAN.COM - Dalam hasil quick count atau penghitungan sementara raihan suara pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD kalah di "kandang banteng" Jawa Tengah.
Dari hasil quick count dan exit poll tersebut menempatkan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari dua pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Bahkan, Prabowo-Gibran sukses mendominasi di Jawa Tengah dan Bali, dua provinsi yang selama ini dikenal sebagai "Kandang Banteng".
Hasil exit poll Litbang Kompas menunjukkan, suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah hanya 30,6 persen. Angka itu jauh di bawah Prabowo-Gibran yang mendapatkan 45,5 persen.
Prabowo-Gibran juga sukses mengungguli Ganjar-Mahfud di Bali-Nusa Tenggara 51,6 persen.
Lantas, mengapa Ganjar-Mahfud kalah di "Kandang Banteng"?
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, penyebab Ganjar kalah di Jawa Tengah-Bali adalah perpindahan basis suara PDI-P. "Ini dipicu oleh hancurnya soliditas basis pemilih loyal Paslon 03 yang betul-betul tergerus dan bermigrasi ke kubu 02," kata Umam.
Menurutnya, kenario Presiden Joko Widodo yang semakin intens "menggarap" Jawa Tengah jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tampak membuahkan hasil. Akibatnya terjadi kanibalisme elektoral di wilayah tersebut.
Jika mengacu quick count Litbang Kompas yang sudah mencapai 94,5persen hingga Kamis (15/2/2024) pukul 15.43 WIB, suara Ganjar-Mahfud hanya menyentuh angka 16,23 persen.
Artinya banyak pemilih mencoblos sosok caleg dari PDIP, tapi memilih pasangan capres 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dengan bekal kekuatan politik kursi parlemen sekitar 20 persen (PDIP dan PPP), Umam mengatakan, praktis ada 4 persen suara yang hilang.
"Artinya, terjadi split ticket voting yang cukup fatal di kubu 03. Bahkan split ticket voting itu terjadi di basis-basis kendang utama "Banteng", seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan lainnya," kata dia.
Sementara itu, Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengungkap, migrasi pendukung loyal PDI-P itu mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bermanuver dalam Pilpres 2024.
“Pertama, pemilih PDI-P di Jateng sepertinya lebih banyak ikut afiliasi politiknya Jokowi yang dukung paslon nomor urut 02 di pilpres,” kata dia, dilansir dari Kompas.com, Jumat.
Adi menyampaikan, upaya Jokowi jelang Pilpres 2024 dengan melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah juga berpengaruh terhadap perolehan suara Ganjar-Mahfud.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.