Pilpres 2024

GIBRAN Ngaku Dapat Ucapan Selamat dari PDIP, Kubu Ganjar-Mahfud Sudah Akui Kekalahan di Pilpres?

Cawapres Gibran Rakabuming mengaku mendapatkan ucapan selamat dari kader-kader PDIP. 

HO
Cawapres Gibran Rakabuming mengaku mendapatkan ucapan selamat dari kader-kader PDIP.  

TRIBUN-MEDAN.com - Cawapres Gibran Rakabuming mengaku mendapatkan ucapan selamat dari kader-kader PDIP

Padahal PDIP memastikan bakal menjadi oposisi atau bersebrangan dengan pemerintah pada 2024 hingga 2029. 

PDIP juga belum memastikan ada pertemuan dengan pasangan Prabowo-Gibran. Namun PDIP tetap menyambut Prabowo-Gibran jika ingin membuat pertemuan. 

Sementara Gibran Rakabuming yang telah kembali bertugas sebagai Wali Kota Solo menanggapi ucapan selamat dari Presiden Jokowi. 

Gibran menilai, ucapan selamat dari Jokowi yang juga ayahnya itu adalah hal yang biasa.

"Ya, nggak gimana-gimana. Hal yang biasa," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Suami Selvi Ananda itu menambahkan, ucapan tidak hanya datang dari Presiden Jokowi, tapi juga diberikan dari teman-temannya di PDIP.

Namun, ia enggan enggan menyebut siapa saja teman dari PDIP yang memberikannya ucapan selamat.

"Teman-teman dari PDIP juga sudah banyak yang memberikan selamat juga," ujarnya.

VIRAL Momen Gibran Dapat Ucapan Selamat dari Pramugari Saat Naik Batik Air: Wakil Presiden Terpilih
VIRAL Momen Gibran Dapat Ucapan Selamat dari Pramugari Saat Naik Batik Air: Wakil Presiden Terpilih (TikTok)

Gibran saat ini, sembari menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU, mengatakan akan fokus kembali untuk menjadi wali kota Solo.

"Sekarang fokus pekerjaan sebagai wali kota," ujarnya.

Gibran juga mengaku belum ingin membahas hasil quick count dengan Presiden Jokowi dan kembali menegaskan ingin fokus menyelesaikan tugasnya di Solo.

"Ya nanti aja. Kita bahas nanti. Saat ini kita melanjutkan tugas sebagai wali kota," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan telah bertemu dengan calon presiden Prabowo Subianto tepat pada hari pemungutan suara, Rabu (14/2/2024) malam.

Hal tersebut disampaikan Jokowi di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

"Sudah (mengucapkan) selamat, selamat. Ketemu langsung semalam," kata Jokowi.

PDIP Siap Jadi Oposisi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku menerima secara terbuka keinginan Prabowo-Gibran untuk bertemu tetapi dengan syarat.

Pernyataan itu disampaikan oleh Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro dalam Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (16/2/2024).

“Tentu ini satu hal yang baik, karena dari dulu juga PDI Perjuangan ini adalah sebenarnya partai yang terbuka, kami ini partai terbuka, tapi terbuka dengan apa terbuka dengan syarat,” ucap Aryo.

“Syaratnya apa, setiap pihak yang kemudian bertemu adalah pihak-pihak yang memang memikirkan kepentingan bangsa dan negara, tidak memikirkan kepentingan diri sendiri dan keluarga, tidak mementingkan ambisi diri sendiri atau keluarga, mementingkan kepentingan rakyat, tidak hanya mementingkan kepentingan sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia.”

Baca juga: Kabar Terkini Kasus Dugaan Promosi Judi Online Hana Hanifah, Polisi Segera Gelar Perkara

Baca juga: LIONEL Messi Kecipratan Rezeki Nomplok Setara 1 Musim, Padahal Baru Main 14 Laga di Inter Miami

Menurut Aryo, Prabowo-Gibran bertemu bukan semata karena hasil Pilpres tapi juga hasil Pileg yang menempatkan PDI-P sebagai partai dengan perolehan tertinggi berdasarkan hasil hitung cepat.

“Kalau melihat kenapa kemudian inisiatif untuk bertemu terjadi, kan kemarin dalam pemilu tidak hanya Pilpres yang terjadi tapi ada pemilihan legislatif. Dan di dalam pemilihan legislatif kemarin kita masih melihat bahwa PDI Perjuangan berdasarkan hasil quick count masih menjadi pemuncak klasemen,” ucap Aryo.

“Kita berhasil mencapai hattrick di dalam hal pemilihan legislatif dan masih menjadi kekuatan yang sangat dominan di legislatif, maka kemudian tidak mengherankan kalau kemudian harus dilakukan pertemuan-pertemuan dalam konteks merajut kebangsaan.”

Namun menurutnya, PDI-Perjuangan berada di luar pemerintahan tidak kalah patriotik dengan yang berada di pemerintahan. PDI-P, kata Aryo, akan mendukung pemerintah jika melakukan kesejahteraan rakyat dan akan mengkritik jika pemerintah dalam kebijakannya melukai rakyat.

“Tugas di luar pemerintahan itu tidak kalah cinta negara, tidak kalah patriotik dengan di dalam pemerintahan,” kata Aryo.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan atau PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut, partainya siap kembali menjadi oposisi bagi pemerintah yang akan berkuasa nanti.

Hasto mengatakan, berkaca pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, kekuasaan yang terpusat memunculkan kemampuan untuk melakukan manipulasi.

Berada di luar pemerintahan, ujarnya, adalah suatu tugas patriotik dan pernah dijalani PDI Perjuangan pasca Pemilu 2004 dan Pemilu 2009.

“Ketika PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi. Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri,” kata Hasto kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).

Dia menyebut, pada Pemilu 2009 terjadi manipulasi daftar pemilih tetap (DPT), sehingga wakil rakyat di DPR membentuk hak angket.

Ketika itu, kata Hasto, muncul suatu kesadaran perlindungan hak konstitusional warga negara untuk memilih meskipun hal itu terjadi lagi saat Pemilu 2024.

Sebab, diduga banyak pemilih di luar negeri tidak bisa melaksanakan hak pilihnya karena faktor teknis administratif, sehingga perlawanan ini menyangkut hal yang fundamental.

“Kecurangan dari hulu ke hilir memang benar terjadi. Hanya saja kita berhadapan dengan dua hal. Pertama, pihak yang ingin menjadikan demokrasi ini sebagai kedaulatan rakyat tanpa intervensi manapun. Kemudian, pihak yang karena ambisi kekuasaan dan ini diawali dari rekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi,” ujar Hasto.

Oleh karena itu, selain berjuang di luar pemerintahan atau di DPR, PDI-P akan berjuang lewat jalur partai.

“Karena apa pun yang terjadi dalam dinamika politik nasional kami punya kewajiban untuk menyampaikan apa yang terjadi kepada rakyat,” ungkap dia.

Adapun, jalur ketiga yang akan ditempuh PDI Perjuangan adalah berjuang bersama gerakan masyarakayat sipil prodemokrasi yang saat ini jumlahnya lebih banyak dibanding pada Pemilu 2009.

“Polanya mirip, apalagi kalau dilihat begitu kaget dengan hasil quick count dengan apa yang terjadi dalam dua bulan ini karena terjadi gap, kami akan analisis,” katanya.

Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas menyebut bahwa perolehan suara pasangan calon (paslon) nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mengungguli paslon nomor 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hingga Kamis (15/2) per pukul 15.20 WIB atau suara masuk 95,2 persen, Prabowo-Gibran mendapat 58,51 persen, Anies-Muhaimin dengan 25,29 persen dan Ganjar-Mahfud dengan 16,19 persen.

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved