Pilpres 2024

REKAM Jejak Demokrat:Konflik SBY vs Megawati dan Hampir 10 Tahun Oposisi, Kini Gabung Koalisi Jokowi

Butuh waktu lebih dari sembilan tahun untuk Demokrat akhirnya bergabung dengan pemerintah yang berkuasa. Sebab, sejak 2014, partai bintang mercy itu m

Editor: Liska Rahayu
HO
Putri Soekarno, Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Boediono hadir dalam pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soekarno dan Muhammad Hatta yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/11/2012). 

Namun, kala itu, politikus senior PDI-P Pramono Anung mengeklaim, pertemuan kedua elite gagal karena SBY menolak menerima utusan Megawati, yakni Jokowi, Jusuf Kalla, Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Hampir masuk koalisi

Di tengah hubungan Megawati dan SBY yang tak harmonis, Demokrat sempat hendak bergabung ke gerbong politik pengusung Jokowi pada Pilpres 2019.

Setahun sebelum pendaftaran Pilpres 2019, SBY yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, berulang kali bertemu dengan Jokowi.

Bahkan, SBY bilang, komunikasi untuk penjajakan koalisi Demokrat dengan Jokowi sudah berlangsung sejak 2014.

Namun, SBY menyebut bahwa wacana koalisi Demokrat dengan Jokowi menemui banyak kendala. Namun, kala itu, ia tak memerinci kendala yang dimaksud.

"Saya menjalin komunikasi dengan Pak Jokowi hampir satu tahun untuk menjajaki kemungkinan kebersamaan dalam pemerintahan. Pak Jokowi juga berharap Demokrat di dalam. Tapi kami menyadari banyak rintangan dan hambatan," kata SBY dalam jumpa pers di kediamannya, 24 Juli 2018.

"Apabila iklimnya baik, kesediaannya untuk saling berkoalisi juga ada, ada mutual trust, respect. Itu yang jadi hambatan sekarang ini," ucap SBY.

Akhirnya, wacana koalisi Demokrat dengan Jokowi pun bubar jalan.

Demokrat merapat ke kubu calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

SBY mengakui bahwa alasan partainya tak bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi karena hubungannya dengan Megawati belum pulih.

“Masih ada jarak. Masih ada hambatan di situ. Saya harus jujur, belum pulih, masih ada jarak,” ucap SBY dalam konferensi pers 25 Juli 2018.

Padahal, kata SBY, Jokowi kala itu dengan tangan terbuka menerima Demokrat jika ingin bergabung mendukung pencapresannya.

“Saya selalu bertanya, ‘Apakah kalau Demokrat ada dalam koalisi, partai-partai koalisi itu bisa terima kami?’. ‘Ya bisa, karena presidennya saya’,” tutur SBY menirukan percakapannya dengan Jokowi.

Upaya perbaikan hubungan SBY dengan Megawati sudah dilakukan selama 10 tahun terakhir, bahkan dengan bantuan mendiang Taufik Kiemas, suami Megawati.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved