Berita Medan

Hidup Dalam Kekosongan Spritual Jadi Alasan Erika Jadi Mualaf, Dimusuhi Keluarga dan Ayahnya

Wanita berusia 23 tahun ini menceritakan pengalamannya sebelum menjadi seorang mualaf.

Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALFIANSYAH 
Erika (23) seorang mualaf saat ditemui di Markas Mualaf Center Jalan Amaliun, Kota Medan, Selasa (27/3/2024). 

Bahkan, ia masih rajin terus beribadah ke gereja bersama dengan dua saudarinya.

Namun, lama-kelamaan dirinya melihat ibunya terus mempelajari Islam dan ayah tirinya termasuk orang yang memperkenalkan pada ajaran Islam, membuatnya terus penasaran.

Hingga akhirnya, ia merasa ada kekosongan spiritual di dalam dirinya.

Suatu ketika, dua orang saudarinya memutuskan untuk menjadi mualaf. Namun, dirinya tetap masih menjadi seorang kristen.

"Saya tidak mau masuk ke Islam karena ikut-ikutan, dan mana saya juga melarang," ucapnya.

Setelah itu, rasa penasarannya terus memucat untuk mengetahui tentang agama Islam dan ia pun memutuskan untuk mempelajarinya.

Suatu ketika, ia di datangi mimpi berkali-kali. Di dalam mimpi itu dia merasa dirinya sedang berada di dalam kegelapan.

"Saya sering denger ceramahnya Zakir Naik di YouTube, tentang ajaran Islam. Cuma saya terus masih dihantui kebimbangan," ungkapnya.

"Aku mimpi aku di situasi sangat gelap, seperti nyawa saya tertarik. Aku ceritakan sama mama," sambungnya.

Mimpi-mimpi yang dialaminya itu, selalu diceritakannya kepada ibunya. Hingga akhirnya, ia menyampaikan kepada ibunya bahwa dia ingin menjadi mualaf.

"Sebelumnya memang saya diam-diam sudah belajar, tentang tata cara salat doa-doa. Makanya mama saya juga heran, kok saya bisa," ucapnya.

Setelah memiliki tekanan yang kuat, akhirnya dengan dibimbing dengan seorang ustaz di Mualaf Centre Indonesia (MCI) Kota Medan, ia pun mengucapkan kalimat syahadat.

Tahun ini menjadi puasa yang pertama kalinya di rasanya.

Ia merasa banyak perbedaan yang terjadi dalam kehidupannya.

Baginya, Islam merupakan agama yang jauh berbeda dengan agamanya sebelumnya.

Meski harus dimusuhi oleh keluarga ayahnya.

"Saya ngerasa, menjadi pribadi yang lebih baik setelah memeluk agama Islam. Keluarga dari ayah kandung, sampai sekarang masih menentang dan saya dimusuhi 
pungkasnya.

(Cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved