Breaking News

Berita Viral

SOSOK Mbah Benu Ngaku Telpon Tuhan Untuk Lebaran Lebih Cepat, Pimpinan Jemaah Masjid Aolia

KH Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu Imam di Masjid Aolia mengaku menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, usai melakukan telpon langsung dengan Tuhan.

(Kompas.com/Markus Yuwono)
SOSOK Mbah Benu Ngaku Telpon Tuhan Untuk Lebaran Lebih Cepat, Pimpinan Jemaah Masjid Aolia (Kompas.com/Markus Yuwono) 

Sementara putra ketiga pengasuh Jamaah Aolia, Musa Asigbillah menjelaskan Jemaah Aolia Salat Idul Fitri lebih awal.

Musa mengatakan Jamaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu.

Sementara putra ketiga Pengasuh Jemaah Aolia, Musa Asigbillah menjelaskan Jemaah Aolia Salat Idul Fitri lebih awal.

Musa mengatakan Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu.

Setelah itu, Mbah Benu oleh jemaahnya disebut sebagai Mursyid atau guru.

Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah.

Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi dan sunah khulafaurrasyidin setelahnya.

Musa mengaku Jemaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama sebelum dirinya lahir.

Hingga sekarang, Jamaah Aolia tersebar di berbagai daerah.

Terutama Jawa Tengah dan DIY, bahkan tidak bisa menghitung secara pasti karena jumlahnya sangat banyak.

"Kalau secara pasti saya tidak tahu karena sangat banyak. Di (Kecamatan) Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia. Dikutip dari Serambinews.com

Dia menyebutkan, jika mursyid Kiai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh.

Menurut cerita, Mbah Benu pernah dibimbing oleh mursyid-mursyid.

SOSOK Mbah Benu Ngaku Telpon Tuhan Untuk Lebaran Lebih Cepat
SOSOK Mbah Benu Ngaku Telpon Tuhan Untuk Lebaran Lebih Cepat, Pimpinan Jemaah Masjid Aolia (Kompas.com/Markus Yuwono)

"Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo.

Bahkan, beliau dibimbing juga mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten," ujarnya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved