Sumut Terkini
Jenazah Siswa SMK Diduga Korban Kekerasan Kepsek di Nias Selatan Dibawa Polisi untuk Autopsi
Setelah berembuk, akhirnya keluarga almarhum Yarendi Ndururu (17) sepakat menyerahkan jenazah anaknya ke Polres Nias Selatan untuk diambil tindakan.
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, NIAS SELATAN - Setelah berembuk, akhirnya keluarga almarhum Yarendi Ndururu (17) sepakat menyerahkan jenazah anaknya ke Polres Nias Selatan untuk diambil tindakan autopsi.
Menurut Kasi Humas Polres Nisel Bripka Dian Okto Lumban Tobing, penyerahan itu dilakukan oleh keluarga di kediaman korban di Desa Sifitu Banua Kecamatan Somambawa Kabupaten Nias Selatan, pada Selasa (16/4/2024) Malam.
Kasat Reskrim Polres Nias Selatan AKP Freddy Siagian mengatakan, jenazah almarhum dibawa ke Rumah Sakit Thomsen Gunung Sitoli untuk keperluan proses penyelidikan dan penyidikan lanjut.
"Setelah keluarga sepakat, tadi malam Polres Nisel langsung membawa jenazah almarhum Yarendi Ndururu ke Rumah Sakit dr Thomsen Gunung Sitoli untuk otopsi,"kata Freddy, Rabu (17/4/2024).
Jenazah almarhum diangkut menggunakan ambulans dengan pengawalan ketat dan diikuti orang tua dan keluarga lainnya.
Terpantau, petang hari sebelum diserahkan ke Polres Nisel untuk otopsi, Kapolsek Lahusa AKP Jimmy C Hutajulu melayat dan berbincang dengan keluarga almarhum.
Menurut Kasat Reskrim, proses otopsi masih sedang berlangsung hingga saat ini.
Yaredi Ndruru (17) meninggal dunia diduga karena menjadi korban penganiayaan kepala sekolah SMK Negeri 1 Siduaori Nias Selatan, Safrin Zebua (37).
Orang tua korban, Ama Hasrat Ndruru dihubungi Tribun Medan pada Selasa (16/4/2024) Pagi mengatakan, anaknya meninggal dunia pada Senin (15/4/2024) Petang.
Menurut Ama Hasrat kematian anaknya berawal dari tindakan kekerasan yang dilkukan kepala sekolah Safrin Zebua pada Sabtu 23 Maret 2024 sekira pukul 09.00 WIB di SMK Negeri 1 Siduaori di Desa Hilisaooto Kecamatan Siduaori Kabupaten Nias Selatan.
Saat itu, korban bersama dengan 6 siswa lainnya dibariskan oleh Kepala Sekolah, dan korban dipukul dibagian kening korban sebanyak 5 kali.
Pada hari yang sama sore harinya, korban pun mengeluh kepada ibunya karena mengalami pening.
"Pukul 18.00 WIB pada saat Ibunya pulang dari Ladang, anakku mengeluh kepala korban sakit, kemudian ibunya memberikan obat sakit kepala kepada korban,"ujarnya.
Kemudian, pada Rabu 27 maret 2024 kata Ama Hasrat, anaknya semakin kesakitan pada kepalana dan tidak sanggup lgi sekolah.
Bahkan, pada Jum’at 29 Maret 2024 penyakit korban semakin parah dan saat itu korban demam tinggi sampai mengigau.
| Murid MTs Muhammadiyah 19 Tanjung Langkat Sabet 6 Medali pada Ajang Olimpiade Tingkat Nasional | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Oknum Kabid di Binjai Dilaporkan karena Penggelapan Mobil, Begini Kronologinya | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Klarifikasi Rahmansyah setelah Videonya Lempar Batu saat Kerusuhan di Pandan Tapteng Viral | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Kronologi Guru SMKN 1 Kutalimbaru Dilaporkan Orangtua Murid ke Polisi, Sempat Dikeroyok di Sekolah | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Tanggapan Gubsu Bobby Nasution terkait Dua Siswa di Nisel Meninggal karena Berkelahi | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.