Longsor Jalur Karo
Jalur Karo-Langkat Tertimbun Longsor, PT RIO Tetap Beroperasi, Adnan : Pakai Sistem Transit
Akibat putusnya jalur penghubung dua kabupaten ini, membuat aktivitas masyarakat menjadi terganggu.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Jalur alternatif dari Kabupaten Karo menuju ke Kabupaten Langkat, terputus selama dua hari terakhir.
Informasi yang didapat, jalur yang saat ini menjadi jalur utama bagi masyarakat dari Kabupaten Karo menuju ke Kabupaten Langkat tertimbun longsor di wilayah hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) sejak Kamis (25/4/2024) kemarin.
Akibat putusnya jalur penghubung dua kabupaten ini, membuat aktivitas masyarakat menjadi terganggu.

Pasalnya, material longsor berupa tanah dan batang pohon dengan berbagai ukuran menutupi jalan sepanjang kurang lebih 15 meter tersebut.
Selain masyarakat yang menggunakan angkutan pribadi, putusnya jalur ini juga terdampak kepada angkutan umum yang membawa penumpang dari jalur belakang ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Mandor Harian PT RIO Adnan Purba, selama dua hari ini memang angkutan masih tetap melayani penumpang.
Namun, selama dua hari ini pihaknya harus memberikan pengertian kepada para calon penumpang yang ingin menggunakan jasa angkutan umum ini menuju ke Kabupaten Langkat.
Dimana, pihaknya harus memiliki opsi untuk mengoper para penumpang ke angkutan lain di lokasi titik longsor.
"Kita tetap jalan, tapi ya kita pakai sistem transit. Penumpang yang dari Kabanjahe, nanti kita oper ke bus yang sudah menunggu di ujung lokasi longsor, begitu juga sebaliknya," ujar Adnan, saat ditemui di loket PT RIO, di Jalan Kiras Bangun, Kabanjahe, Jumat (26/4/2024).
Diungkapkan Adnan, dikarenakan kondisi ini cukup mengganggu aktivitas perjalanan penumpang.
Tak hanya itu, dirinya juga menjelaskan karena longsor ini pihaknya harus rela kehilangan hampir setengah penumpangnya.
"Ya kalau penumpang sudah sebagian mengerti, tapi 50 persen itu milih berangkat dari Medan. Apalagi yang memang tujuannya itu ke Kota Binjai," ucapnya.

Sampai saat ini, Adnan mengaku pihaknya mendapatkan informasi dari teman-teman di lapangan jika jalur Karo-Langkat masih belum bisa dilintasi.
Selain karena material longsor yang cukup banyak, ternyata hal lain yang mempersulit ialah karena alat berat tidak bisa mengakses lokasi tersebut karena adanya titik longsor juga di kawasan Desa Rumah Galuh, Kabupaten Langkat.
"Di bawah longsor juga, jadi enggak bisa lewat alat berat. Cuma pake gergaji mesin sama dibantu mobil masyarakat tadi katanya, jadi belum bisa lewat," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.