Kecelakaan Maut di Subang

TERIAKAN Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana, Sadar Rem Blong Lalu Banting Setir: Pegangan!

Inilah teriakan Sadira sopir bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan maut di Subang kepada para siswa setelah menyadari bahwa

KOLASE/TRIBUN MEDAN
TERIAKAN Sopir Bus Rombongan SMK Lingga Kencana, Sadar Rem Blong Lalu Banting Setir: Pegangan! 

"Ternyata ada motor satu. Saya lihat ada tiang listrik. Kalau enggak ada tiang listrik mobil masih jalan terus," tuturnya.

Sadira mengungkapkan bus langsung terbalik saat dirinya berinisiatif membelokkan kendaraan ke arah kanan.

Baca juga: SIAPA Pemilik Bus Trans Putera Fajar Pembawa Rombongan SMK Depok? Ternyata Tak Miliki Izin Angkutan

Baca juga: Dua Pria Kepergok Mau Curi Motor di Klinik Kecantikan, Pegawai Dipukul saat Berusaha Tangkap Pelaku

Pemilik bus Trans Putera Fajar Pembawa Rombongan SMK

Siapa pemilik bus Trans Putera Fajar pembawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan maut di Subang?

Pemilik Bus Po Trans Putera Fajar  yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana menjadi sorotan.

Dimana terkuak, ternyata bus yang membawa siswa SMK Lingga Kencana itu tidak memiliki izin angkutan.

Bahkan,  uji KIR kendaraan bus tersebut telah habis.

Sehingga tak hayal publik bertanya-tanya mengenai siapa Bos dari Po Trans Putera Fajar pemilik bus tersebut.

Dari penelusuran didapatkan, terkuak jika Bus Po Trans Putera Fajar diduga sudah bergonta-ganti.

Namun berdasarkan BluE, bus ini milik PT Jaya Guna Hage

Mengutip Tribunnews, bus merek Hino AK buatan tahun 2006 bermesin depan tersebut awalnya dioperasikan oleh sebuah perusahaan otobus ternama di trayek Sumatera.

Mesinnya tipe Hino AK1J non-turbo, sistem pengereman sudah full air namun untuk rem tangan masih manual.

Dari PO tersebut, bus tersebut kemudian dijual ke sebuah perusahaan otobus di Pulaua Jawa. Dari perusahaan otobus tersebut bus ini kemudian dijual ke PO Jaya Guna Hage.

Dari PO Jaya Guna Hage, bus kemudian berpindah pemilik kepada perusahaan otobus lainnya hingga dua kali.

Namun, sejak bus tersebut berpindah tangan dari PO Jaya Guna Hage ke operator lain, izin KIR bus tersebut tetap menggunakan nama PO Jaya Guna Hage untuk keperluan perizinan.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved