Pakpak Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat Menjadi Lokasi Pengembangan Hortikultura Lahan Kering HDDAP 2024-2028

HDDAP merupakan dana pinjaman luar negeri kerja sama Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

|
Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-medan.com/Diskominfo
Kementerian Pertanian (Kementan) RI melibatkan Kabupaten Pakpak Bharat menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara menjadi yang menjadi lokasi Pengembangan Hortikultura Lahan Kering atau Horticulture Development in Dryland Areas Project (HDDAP) 2024-2028. HDDAP merupakan dana pinjaman luar negeri kerja sama Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Adapun Kecamatan Kerajaan dan Kecamatan Pargetteng Getteng Sengkut (PGGS) merupakan lokasi kegiatan HDDAP di Kabupaten Pakpak Barat tersebut. (Kolase Tribun-medan.com/Diskominfo) 

Program HDDAP lahir dilatar belakangi oleh besarnya potensi lahan kering di Indonesia, serta tingginya potensi pasar hortikultura yang berpotensi memberikan keuntungan besar bagi para petani.

Kabupaten Pakpak Bharat sendiri turut ambil bagian dalam program ini dengan menyediakan sekitar 328 hektare lahan di Kecamatan Kerajaan dan Pergetteng-Getteng Sengkut.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Andi M Idil Fitri saat menerima kunjungan Bupati Pakpak Bharat menyebut kegiatan HDDAP sangat strategis untuk masa depan hortikultura nasional termasuk Pakpak Bharat.

“Melalui penandatangan ini menunjukkan komitmen dukungan yang jelas dan tegas terhadap HDDAP. Komitmen ini juga untuk memastikan agar seluruh aspek budidaya dan pemasaran dapat berjalan dengan baik,” ujar pria yang akrab disapa Idil tersebut di Kompleks Kantor Ditjen Hortikultura Pasar Minggu, Jakarta, Senin (13/5/2024).

Idil mengatakan, pemerintah pusat mendukung program ini di Kabupaten Pakpak Barat, sehingga semua komponen harus saling mengingatkan agar terus berkesinambungan selama lima tahun. “Dengan demikian pada tahun keenam dan seterusnya bisa tetap berlanjut secara mandiri,” kata Idil.

Idil menekankan perlu adanya komitmen daerah secara menyeluruh untuk setiap komponen kegiatan baik itu lahan, air, infrastruktur, peningkatan produksi. Termasuk pengembangan pasca panen dan pengolahan hortikultura. Aspek pemasaran dan sistem digital juga termasuk di dalamnya.

“Untuk calon offtaker, sudah ada Perumda Pakpak Agro Lestari dan CV Sutra Hijau. Kegiatan HDDAP sendiri berpotensi meningkatkan keuntungan bagi petani hortikultura di sana,” papar Idil.

Bupati Pakpak Barat, Franc Bernhard Tumanggor menyatakan, siap mengawal kegiatan ini dari awal hingga akhir.

Pihaknya sangat serius dengan pelaksanaan HDDAP terlebih ini adalah pinjaman luar negeri yang diperuntukkan demi kemajuan masyarakat dan petani.

“Kami berterima kasih sekali kepada pemerintah pusat di mana kita mendapat bantuan selama lima tahun dari ADB dan IFAD. Warga Pakpak Barat memang mayoritas petani, sehingga ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Komoditas yang kami kelola yaitu bawang dan kentang termasuk tanaman selanya kubis. Kami ingin ini menjadi fokus bersama pemerintah daerah,” ujar Franc.

Disinggung kesiapan daerah, Franc menyebut bahwa Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serta tim teknis kabupaten telah terjun ke lokasi guna melakukan konsolidasi lahan dan petani.

“Dukungan Pemda semuanya itu gercep, yah. PPL-nya juga ke tempat guna membina masyarakatnya. Variabelnya juga ikut naik. Jadi, saya harapkan dari 2 kecamatan itu lebih fokus. Harapan saya adanya komitmen dari kami, masyarakatnya, petaninya punya kemauan lebih tinggi,” imbuh dia.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved