Breaking News

Tribun Wiki

Sejarah Puasa Arafah, Ketika Allah S.W.T Menguji Nabi Ibrahim Hingga Terjadinya Kurban

Puasa Arafah dilaksanakan pada hari ke sembilan bulan Dzulhijjah, persis sebelum pelaksanaan Idul Adha. Berikut ini sejarahnya

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/HO
Puasa Arafah dilaksanakan sehari sebelum hari raya Idul Adha. 

Nabi Ibrahim terus memikirkan mimpi tersebut.

Sebagai seorang ayah, tentu tidak ingin mengorbankan putranya yang telah dinantikan kelahirannya selama bertahun-tahun.

Namun sebagai seorang Nabi, beliau harus melaksanakan perintah tersebut.

Baca juga: Resep Tumis Kambing Kacang Panjang, Menu Spesial saat Idul Adha

Kegamangan yang menyelimuti hati Nabi Ibrahim akhirnya mengantarkan beliau pada keyakinan untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail.

Keyakinan Nabi Ibrahim untuk mematuhi perintah Allah terjadi pada tanggal 9 Zulhijah.

Hari itu pula yang kemudian disebut dengan hari Arafah.

Beliau kemudian pergi ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan perintah Allah tersebut kepada Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Nabi Ismail ‘alaihis salam, sebagai seorang anak yang patuh dan berbakti kepada orangtuanya, meminta ayahnya untuk mematuhi perintah Allah tersebut.

Baca juga: Cara Pembagian Daging Kurban Idul Adha, dan Siapa Saja yang Berhak Menerimanya

Nabi Ismail ‘alaihis salam berkata,

“Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku Insya Allah sebagai seorang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak bergerak-gerak hingga menyusahkan ayah. Kedua, agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahala dan terharunya ibuku melihatnya. Ketiga, tajamkanlah parangmu dan percepatlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku. Keempat dan yang terakhir, sampaikanlah salamku kepada ibuku, berikanlah kepadanya pakaianku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya.” Dikutip dari 25 Kisah Nabi

Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memeluk puteranya sambil berkata,

“Bahagianya aku mempunyai seorang putra yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua, yang dengan ikhlas menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah.”

Waktu penyembelihan tiba yakni tepat tanggal 10 Dzulhijjah.

Baca juga: Resep Oseng Mercon Daging Sapi, Cocok untuk Pecinta Makanan Pedas di Momen Idul Adha

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam sendiri yang melakukan penyembelihan terhadap Nabi Ismail ‘alaihis salam.

Namun, proses penyembelihan ini berulang kali mengalami kegagalan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved