Berita Viral
SOSOK Suwardi, Sopir Ambulans Turunkan Jenazah Bayi Akui Salah, Berstatus ASN, Pasrah Jika Dipecat
Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien yang sedang berduka karena meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil.
Cukup lama mobil ambulans berhenti di area SPBU.
Baca juga: Dibalik Keberhasilan Pemadaman Api, Polisi Samosir Hadapi Risiko Tinggi di Pebukitan Terjal
Sementara jenazah bayi sudah digendong keluar oleh neneknya.
Suasana cukup tegang. Pihak keluarga tak terima dengan perlakuan oknum sopir tersebut. Ojong pun tak kuasa menahan tangis karena diperlakukan tak masuk akal.
Setelah lebih dari 1 jam, jenazah bayi tersebut akhirnya dibawa ke rumah duka menggunakan mobil penumpang dan tiba di Nanga Mau sekitar pukul 01.00 wib dini hari.
"Kami selaku masyarakat tidak terima seperti ini. Cara seperti ini menindas rakyat. Betul betul Kami tidak terima. Jangan sampai terjadi seperti ini. Tolong kasian masyarakat lain," ujar Ojong sesenggukan.
Siapa sebenarnya Suwardi?
Setelah kasus ini viral, Suwardi akhirnya tampil di depan publik.
Dikutip Tribun-medan.com dari Surya.com, Suwardi mengaku bersalah kepada keluarga pasien yang sedang berduka karena meminta biaya tambahan di luar Perbup bayar BBM mobil.
"Saya merasa berdosa dan sangat bersalah. Karena tidak membantu orang. Tapi saya sering membantu orang. Bahkan yang gratis pun sering bantu," kata Suwardi.
Suwardi mengakui ada meminta meminta biaya tambahan untuk mengganti selisih harga BBM yang dia beli menggunakan uang pribadi.
Sebelum berangkat, Suwardi sudah menjelaskan ke keluarga pasien jika ambulans yang digunakan beda dengan Perbup.
"Karena ambulans yang saya gunakan ini menggunakan BBM jenis Dexlite. Harganya perliter 14.900. Sementara perbup yang ada di rumah sakit, BBM yang ditanggung sebesar 9.500 rupiah. Selisih BBM itu yang saya minta pada keluarga pasien. Ternyata keluarga pasien mengeluarkan surat bahwanya sudah dibayar di kasir. Saya bilang selisih BBM dari 14.900 itu dikurangi perbup 9.500 selisih 5.400 rupiah itu saya minta pergantian pada pihak keluarga," ungkap Suwardi.
Karena ada penambahan biaya inilah kemudian terjadi perselisihan, sehingga pihak keluarga membawa jenazah bayi turun dari ambulans di sekitar Tugu Beji.
Baca juga: 8 Tips Mencegah Agar Ular Tidak Masuk ke Rumah, Tanaman Serai Bisa Jadi Tameng
"Sehingga timbul perselisihan bahwasanya saya menurunkan keluarga pasien dan sebagainya. Saya bilang, saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perbup," jelas Suwardi.
Atas nama pribadi, Suwardi menyatakan bersalah dan siap mendapatkan sanksi dari pihak managemen RSUD Ade M Djoen Sintang.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.