JEJAK Kesawan Kota Tua Medan, Periode Pembangunan dan Deretan Gedung yang Masih Digunakan

Jika Kota Jogja punya situs bersejarah Jalan Malioboro, Bandung punya Jalan Braga, Medan juga punya Jalan Kesawan.

|
Editor: Juang Naibaho
PINTEREST
Jalan Kesawan tempo dulu 

TRIBUN-MEDAN.com - Jika Kota Jogja punya situs bersejarah Jalan Malioboro, Bandung punya Jalan Braga, Medan juga punya Jalan Kesawan.

Kesawan bukanlah situs baru bagi penduduk Kota Medan. Kesawan hadir sebagai tempat yang strategis untuk anak muda menghabiskan waktu bersama teman, pacar, maupun keluarga di malam hari.

Sementara bagi orang tua, tempat ini adalah tempat yang tak terlupakan yang menyimpan banyak kenangan.

Jalan Kesawan merupakan jalan tertua di Kota Medan, dan kini sudah berganti nama menjadi Jalan Ahmad Yani.

Meski begitu, tetap saja banyak warga Kota Medan menyebut kawasan ini sebagai Jalan Kesawan.

Memasuki kawasan Kesawan ini, kita seperti memasuki dunia lain yang ber-timeline di tahun 1950-an. Suasana itu tercipta karena bangunan-bangunan tua yang masih berdiri hingga sekarang.

Bangunan tua ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Medan di masa lampau hingga sekarang.

Baca juga: Ortu/Wali Murid SD Lentera Harapan Medan Protes Uang Sekolah Naik Drastis 40 Persen

ILUSTRASI-PT Lonsum memecat 21 buruh harian lepas tanpa pesangon. Sekarang buruh malah digugat Rp 2 miliar.
Gedung PT London Sumatra Indonesia (Lonsum)

Melihat latar belakang Kesawan, kita akan kembali pada tahun 1590 hingga 1837.

Pada tahun itu Kesawan masih berbentuk perkebunan sawah serta rumah dan kedai yang berderet. Ada juga Masjid Bengkok yang sekarang masih berdiri di kawasan pusat kota ini, tepatnya di Jalan Mesjid.

Pembangunan infrastruktur kawasan Kesawan dimulai pada rentang waktu 1838-1887.

Badan jalan mulai diperkeras dengan batu. Rumah-rumah dan kedai yang berdiri dibangun lebih baik dengan bahan papan.

Pembangunan kawasan Kesawan tak bisa dilepaskan dari peran Kolonial Belanda.

Belanda mulai membangun beberapa fasilitas umum di daerah Kesawan sekitar tahun 1880-an sampai 1900-an. Fasilitas yang dibangun antara lain, stasiun kereta api (Deli Spoorweg Matchapji) yang sekarang menjadi Stasiun Kereta Api Medan.

Kemudian hotel (Hotel De Boer) yang sekarang dapat kita jumpai di Jalan Balai Kota dengan nama Inna Dharma Deli Hotel.

Ada juga bank (The Javasche Bank) yang sekarang menjadi kantor Bank Indonesia, dan kantor pos (Post Kantoor) yang sekarang dikenal dengan Post Bloc Medan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved