Berita Viral

MOTIF Putri Natasya yang Tomboi Nekat Membunuh Kakak Kandungnya Sandra Erni

Putri Natasya nekat membunuh sang kakak karena emosi. Hal itu karena sang kakak disebut mengumbar aibnya.

|
Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Motif Putri Natasya (25) nekat membunuh kakak kandungnya, Sandra Erni (SA) (30). (Istimewa) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Motif Putri Natasya (25) nekat membunuh kakak kandungnya, Sandra Erni (SA) (30). 

Putri Natasya yang berpenampilan tomboi nekat membunuh sang kakak karena emosi. Hal itu karena sang kakak disebut mengumbar aibnya.

Plt Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Teguh Setiawan mengatakan, awalnya tiga bersaudara tersebut dan ibunya tinggal di rumah korban, Jalan Taman Darmo Indah Selatan, Surabaya, Jawa Timur.

Namun, tersangka, ibu dan adiknya memutuskan untuk meninggalkan rumah korban, sang kakak, empat bulan lalu.

Lalu mereka kos di Wisma Tengger, Benowo, Surabaya. 

"Empat bulan yang lalu sering terjadi cekcok. Kemudian ibu kandung korban, tersangka dan adiknya atau anak nomor tiga, keluar dari rumah," kata Teguh, Jumat (9/8/2024).

"Keterangan saksi sekitar tempat kejadian, mereka sering cekcok dan beradu mulut. Hingga menyebabkan korban dan tersangka tidak tegur sapa," tambahnya.

Dua bulan berselang, rumah korban didatangi oleh pihak perusahaan tempat adiknya bekerja.

Dia mendapatkan laporan, tersangka telah mengunakan uang dan meminta pertanggung jawaban.

Kemudian, korban memberikan semua informasi yang diketahuinya kepada pihak perusahaan tersebut.

Mulai dari alamat tinggal yang baru dan tempat kerja adik terakhirnya.

"Sehingga perusahaan (tersangka) mendatangi adik korban yang terakhir, dan hal tersebut membuat adiknya malu sehingga menyampaikanya kepada tersangka," jelasnya.

Mengetahui itu, tersangka yang merupakan anak kedua mendatangi rumah kakaknya, Senin (29/7/2024), sekitar 02.30 WIB.

Dia berniat memberitahu tindakan itu membuat ibunya sedih.

"Korban mencoba menjelaskan ke korban, supaya tidak ikut campur masalah pribadinya. Tapi saat tersangka menjelaskan, korban teriak dan terjadilah perbuatan menghilangkan nyawa korban," ujarnya.

Teguh mengungkapkan, tersangka membenarkan semua temuan aparat kepolisian itu.

Dia mengatakan, pihaknya tidak melihat ada upaya kesengajaan pelaku membunuh korban.

"Pengakuan tersangka, korban mengumbar kejelekan ibu kandung dan tersangka, dari situ berusaha mengklarifikasi. Penyidik tidak menemukan adanya niat menghilangkan nyawa korban," ucapnya.

Tersangka dijerat menggunakan Pasal 351 ayat 3 dan atau Pasal 359 dan atau Pasal 362. Hal tersebut terkait dengan, penganiayaan mengakibatkan kematian dan atau pencurian.

"Ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara. Ada pasal pencurian karena tersangka membawa handphone korban dan menjualnya, serta hasilnya untuk kepentinganya," tutupnya.

Sandra Erni, Wanita Cantik Tewas Dibunuh Adik Perempuannya di Surabaya
Sandra Erni, Wanita Cantik Tewas Dibunuh Adik Perempuannya di Surabaya (TikTok)

Kronologis penemuan mayat korban

Diberitakan sebelumnya, seorang wanita berinisial SA (30) ditemukan tewas di rumahnya, di perumahan Jalan Darmo Indah Selatan, Surabaya.  

Peristiwa itu berawal saat dua satpam melakukan patroli, di sekitar perumahan Jalan Darmo Indah Selatan, Tandes.

Kedua satpam melihat gerbang rumah korban dalam keadaan terbuka.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk mendatangi bangunan tersebut karena merasa janggal.

"Selanjutnya saksi bersama rekanya masuk ke dalam gerbang untuk memastikan bahwa penghuni rumah baik-baik saja," kata Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Rabu (31/7/2024).

Kemudian, kedua saksi mengetahui pintu utama rumah tersebut tidak dalam kondisi terkunci.

Mereka pun menemukan penghuni sudah tergeletak di tangga ketika membukanya.

Selanjutnya, Satpam tersebut langsung melaporkan temuanya itu ke Command Center 112.

Tak lama, petugas gabungan tiba di rumah korban untuk melakukan proses evakuasi.

"Korban saat ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia di tangga rumah, akses ke lantai dua. Jenazah dievakuasi ke RSUD dr. Soetomo, dengan ditemani pihak keluarga," jelasnya.

Sandra ditemukan meninggal tertelungkup di atas anak tangga loteng dengan kondisi leher terikat kabel USB atau kabel charger laptop, Selasa (30/7/2024).

Menurut Septa Eka, tetangga, korban dan pelaku sebenarnya merupakan tiga bersaudara.

Hidup dalam pengasuhan ibu kandung seorang, karena ayah mereka telah tiada.

Korban wanita, yakni Sandra Erni merupakan anak pertama. Kemudian, wanita PR, si terduga pelaku, merupakan anak kedua.

Dan, anak ketiga, laki-laki berinisial JNT (23) yang bekerja sebagai pegawai jasa pencucian mobil di kawasan Kecamatan Tandes, Surabaya.

Namun sejak Maret-April 2024, PR beserta ibunya berinisial EN, tidak lagi tinggal di rumah tersebut.

Kabarnya, PR dan EN mengontrak di sebuah rumah kawasan Kelurahan Manukan, Tandes, Surabaya.

Sedangkan, si sulung SA dan si bungsu JNT, masih tinggal di rumah kontrakan tersebut.

Menurut Septa Eka, SA dan JNT memiliki kesamaan hobi yakni bermain game online; Mobile Legends.

Ia mengira kesamaan kesenangan tersebut, yang membuat keduanya lebih akrab dan diketahui masih tinggal bersama di kontrakan tersebut.

"Saya dengar, saat adik dan ibu diinterogasi dalam satu ruangan. SA dan JNT adiknya sering main game online Mobile Legends. Cuma itu aja. Iya punya hobi yang sama," ungkapnya.

"Game online mungkin pakai ponsel. Nah di dalam ada lampu buat live, ring light ya, banyak itu di dalam. Kemungkinan, almarhum suka nge-live. Ada 3-4 right light," tambahnya.

Mengenai alasan keluarga tersebut terpecah tempat tinggal, beberapa bulan terakhir, Septa Eka menduga, karena adanya permasalahan di antara mereka.

Beberapa cerita yang didengarnya dari para tetangga, mereka sempat terlibat pertengkaran sebelum akhirnya memutuskan berpisah tempat tinggal.

"Kata warga di sebelah rumah. Saat Lebaran itu, ada cekcok, 5 bulan lalu. Tapi kurang tahu apakah cekcok besar atau apa," jelasnya.

Namun, ungkap Septa Eka, berdasarkan cerita yang didengarnya selama menjalani pemeriksaan pihak kepolisian, PR mengaku merasa jengkel dengan perilaku SA yang kerap tidak menurut, kerap membantah, atau sulit diatur oleh EN.

"Setahu saya dari warga, dan mendengarkan dari ibunya saat diinterogasi. Almarhum susah dibilangin, dibiarkan hidup mandiri gitu. Makanya enggak diurusin. Kurang tahu karena apa. Saat dibilangin susah, suka bantu. Kata ibunya begitu," pungkasnya.

(*/Tribun-Medan.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved