Utang Pemerintah Sentuh Rp 8.502 Triliun, Politisi PAN Sebut Negara Akan Makin Banyak Tarik Pungutan
Menambah pungutan dari warga ini dianggap sebagai cara instan untuk mendapatkan uang besar dalam waktu singkat guna melunasi utang-utang tersebut.
Yang menjadi persoalan adalah, saat ini, kelas menengah Indonesia sedang sesak napas.
Badan Pusat Statistik (BPS), misalnya, mencatat penurunan kelas menengah secara signifikan sejak 2019.
Situasi ini menyebabkan lesunya daya beli kelas menengah yang konsumsinya selama ini menopang roda perekonomian.
Terlebih, kenaikan upah para pegawai juga tak selaras dengan tingkat inflasi dan kenaikan harga.
Selain utang-utang yang ditarik Presiden Jokowi, Dradjad pun menyoroti bahwa fiskal Indonesia masih terdampak dari pengelolaan utang maupun aset negara yang kurang berhati-hati sejak puluhan tahun lalu.
"Aset-aset negara eks BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) dulu, bebannya kita rasakan sampai 30 tahun. Negara itu sama dengan kita. Kita ketika berutang, gampang. Tapi ketika membayar, kita kan jadi pusing," ujar Dradjad. (*)
Jelang Berakhirnya Rezim Jokowi, Utang Pemerintah Rp 8.461 Triliun |
![]() |
---|
Warisan Utang Jokowi Rp 8.502 Triliun, Ekonom Sebut Pungutan dari Rakyat Akan Bertambah |
![]() |
---|
Jokowi Beber Penurunan Kemiskinan dan Pengangguran Selama 10 Tahun Berkuasa, Bagaimana dengan Utang? |
![]() |
---|
PRABOWO Sudah Siapkan Kursi Menteri Bagi Parpol yang Ingin Bergabung, PAN Gak Khawatir Kurang Jatah |
![]() |
---|
PDIP Makin Terbuka Hantam Jokowi, Kini Singgung Utang yang Sangat Besar hingga Nasibnya Usai Lengser |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.