Berita Viral

SOPIR Box Disekap Selama 4 Jam Hingga Dibuang di Bekasi, Tangan dan Leher Diikat, Isi Muatan Lenyap

Klompotan perampok menyekap sopir mobil box hingga ke bekasi. Sopir box ini disekap selama 4 jam

HO/Tribun Medan
ILUSTRASI perampokan dengan pecah kaca mobil.  

4. Putri mereka berinisial A yang masih berusia 10 tahun juga mengalami luka parah terkena bacokan.

Jeritan Tangis Istri Korban

Resti yang saat itu dalam kondisi terluka dan tak berdaya hanya bisa menangis dan menjerit melihat suami, ibu, dan putri kecilnya dalam kondisi terluka parah.

Namun, ia tak berani keluar rumah lantaran takut para perampok masih berada di area rumahnya.

Ia pun berusaha menghubungi kerabatnya yakni EY untuk meminta pertolongan melalui ponselnya sekitar pukul 04.00 WIB

Mendengar cerita Resti yang sedang ketakutan, EY pun langsung bergegas mendatangi rumah korban bersama suaminya.

Saat tiba dirumah korban, EY dan suaminya pun kaget melihat rumah korban berantakan dan banyak ceceran darah di lantai rumah.

Saat itu, ia pun meminta bantuan kepada warga setempat untuk membawa korban ke rumah sakit. Ketiga korban pun saat ini masih dirawat di RSUD Leuwiliang.

Korban Baru Menempati Rumah Barunya Selama 5 Bulan

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun, korban baru menempati rumah barunya tersebut sekitar lima bulan.

Di rumah berwarna hijau dengan pagar warna putih yang di tengah area penduduk itu, mereka tinggal berempat.

Meskipun berada dekat dengan rumah penduduk dan pondok pesantren, namun pada saat kejadian tidak ada yang mengetahuinya.

"Tetangga sekitar engga ada yang dengar apa-apa," kata Ketua RW, Ahyar.

Ahyar mengungkapkan, korban tewas yakni Haris disemayamkan di wilayah Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Sebab, keluarga besar Haris berada di wilayah tersebut sebelum tinggal di Pamijahan, Kabupaten Bogor.

"Belum lama tinggal di sini, istrinya sama ibunya orang asli sini, suaminya (Haris) orang Cileungsi. Sempat tinggal di Cileungsi, terus beli tempat di sini," terangnya.

Korban Driver Online

Sementara itu berdasarkan pengetahuan Ahyar, korban tewas tersebut berprofesi sebagai driver layanan transportasi online.

"Kalau si korban ini yang saya tau karena saya pernah pake mobilnya, dia yang bawa, ngobrol-ngobrol dia sebagai Grab," katanya.

Ketua RW Ahyar menuturkan terduga pelaku kenal dengan korban karena sempat mendatangi rumah Haris pada hari sebelumnya.

"Sudah dua hari ini katanya, dua malam ini. Sebelum kejadian sama semalam kejadian, menurut keterangan dari si Resti," katanya.

Ahyar menuturkan warga tidak mengetahui kejadian perampokan yang terjadi sekira pukul 03.00 WIB.

Meskipun, korban tinggal di area perkampungan serta dekat dengan rumah penduduk lainnya. Warga baru mengetahui adanya perampokan pada pukul 04.30 WIB.

Sementara itu, meskipun tinggal di area perkampungan dan dekat dengan rumah-rumah penduduk, kata dia, warga tak ada yang mengetahui saat kejadian itu.

Warga pun, kata dia, tidak mendengar adanya suara ribut-ribut dari rumah korban.

"Enggak ada yang denger. Orang-orang di situ udah pada tidur, udah engga ada yang tahu," katanya.

Sedangkan Ketua RT 14/06 Cimayang, Udin (60) mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari warga saat sedang melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid.

Udin menuturkan Haris saat  ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa.

"Saya mendapati H sudah tergeletak dengan luka dan meninggal di dalam mobil," ujarnya kepada wartawan.

Sedangkan, anggota keluarga lainnya dalam kondisi luka parah.

"Sementara tiga keluarga yang lainnya masih bisa diselamatkan dan mengalami kekerasan di bagian kepala," kata dia.

Melihat kondisinya dalam keadaan kritis, warga pun membawanya ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved