Berita Viral

ISRAEL Gempur Lebanon, Sehari 570 Orang Tewas dan 1.800 Luka-luka, Pasukan TNI Lakukan Hal Ini

Otoritas di Lebanon menyebut hampir 570 orang tewas, lebih dari 1.800 warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu warga mengungsi.

Editor: AbdiTumanggor
X
Akibat dari serangan menggila Israel itu, otoritas di Lebanon menyebut hampir 570 orang tewas, lebih dari 1.800 warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu warga mengungsi sejak 23 September 2024. (X) 

Sebagaimana diketahui, militer Israel (IDF) semakin menggila menyerang wilayah Lebanon sejak awal pekan ini dengan dalih mengincar kelompok Hizbullah

Akibat dari serangan itu, otoritas di Lebanon menyebut hampir 570 orang tewas, lebih dari 1.800 warga sipil luka-luka, dan puluhan ribu warga mengungsi.

Penyerangan ke Lebanon ini sejak Israel menggempur Gaza Palestina selepas peristiwa 7 Oktober 2023 lali, dimana Hizbullah yang didukung Iran itu habis-habisan menyerang Israel dari wilayah utara Israel. Sehingga mendapat balasan yang lebih dahsyat dari militer Israel.

Pertempuran pun meluas sampai Blue Line (garis demarkasi yang memisahkan wilayah Israel dan Lebanon).

Alasan Militer Lebanon Tidak Bisa Berbuat Apa-apa

Di sisi lain, pemerintah Lebanon sendiri tak bersiap menurunkan tentara untuk membantu Hizbullah melawan Israel, meski negara mereka telah digempur.

Ketiadaan tentara Lebanon dalam krisis saat ini menimbulkan pertanyaan tentang kapasitas lembaga negara untuk menghadapi konflik besar.

Ketika konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon terus bergerak menuju perang langsung, banyak yang bertanya-tanya.

Apakah Lebanon memiliki tentara dan mengapa tidak terlihat?

Jenderal tentara Lebanon Khalil Helou, yang saat ini sedang cuti dalam pernyataannya kepada media, sebagaimana dimuat Euronews, dikutip Kamis (26/9/2024), ia mengatakan bahwa peran tentara Lebanon di Lebanon bukan hanya untuk mempertahankan perbatasan negara. Sifatnya lebih dari "fungsi klasik" seperti yang terjadi di Barat.

"Ini bukan tentara klasik seperti tentara Barat. Tentara Lebanon tunduk pada instruksi pemerintah Lebanon," katanya.

"Untuk saat ini dan untuk waktu yang lama, telah terjadi perpecahan yang ekstrem. Tentara dibiarkan sendiri. Sekarang siapa pun yang memimpin angkatan darat, menjadi panglima tertinggi angkatan darat, mereka harus mengambil keputusan yang mereka anggap tepat," tegasnya.

Kepemimpinan Lebanon sendiri memiliki banyak masalah penting, mempertimbangkan banyak hal ketika mengambil suatu keputusan. Di mana, segala sesuatu akan memiliki konsekuensi serius.

Ini bisa berimplikasi pada kemungkinan tentara Israel mengubah serangan udara saat ini menjadi operasi darat seperti yang dilakukan pada tahun 2006. Ini juga bisa berarti kekerasan meluas dari Lebanon selatan dan Lembah Bekka ke seluruh negeri dan bisa membahayakan seluruh Timur Tengah.

Resolusi PBB

Perlu diketahui, Lebanon Selatan dan Lembah Bekka kini memang jadi pusat pertempuran. Namun seharusnya wilayah ini berada di bawah naungan hukum Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701 sesuai perjanjian damai di 2006.

Resolusi ini menetapkan pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL. Resolusi ini juga memberikan peran aktif kepada tentara reguler Lebanon dan menyerukan kepada Pemerintah Lebanon dan UNIFIL "untuk mengerahkan pasukan mereka bersama-sama".

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved