Kesehatan
Mengenal Kematian Nokturnal yang Menyebabkan Seseorang Meninggal saat Tidur
Kematian nokturnal adalah kondisi dimana seseorang meninggal dunia saat tidur. Kondisi ini dihubungkan dengan masalah serangan jantung
TRIBUN-MEDAN.COM,- Meninggalnya artis kawakan, sekaligus politisi Marissa Haque dihubungkan dengan kondisi kematian nokturnal.
Seperti diketahui, Marissa Haque meninggal dunia tanpa adanya penyakit apapun.
Sehingga, banyak pihak yang menilai bahwa istri Ikang Fawzi itu diduga mengalami serangan jantung saat tidur.
Dilansir dari Serambinews.com, kematian nokturnal adalah kondisi dimana seseorang meninggal dunia saat tidur akibat serangan jantung mendadak.
Kondisi ini terjadi begitu saja, dan dapat menyerang siapa saja.
Baca juga: Apa Itu Virus Marburg, Gejala dan Cirinya, Serta Hewan yang Bisa Membawa Penyakit Ini
Ketika seseorang tengah terlelap beristirahat, kematian nokturnal bisa terjadi pada rentang waktu antara pukul 22.00 hingga 06.00.
Hanya saja, kasus seperti ini jarang terjadi, atau hanya 22 persen saja dari kasus serangan jantung pada umumnya.
Meski begitu, kematian nokturnal dianggap lebih berbahaya ketimbang serangan jantung yang terjadi ketika seseorang tengah terjaga atau sadar.
Ada beberapa hal yang bisa memicu kondisi seperti ini.
Misalnya saja aritmia, gagal jantung kongestif, dan juga stroke.
Baca juga: Apa Itu Skincare Etiket Biru, Benarkah Berbahaya Bagi Kesehatan? Simak Penjelasannya
Ada beberapa faktor yang bisa merangsang serangan jantung terhadap seseorang:
1. Keterlambatan Tindakan Medis
Keterlambatan dalam merespons tanda-tanda serangan jantung dapat menjadi faktor penentu kritis, terutama pada malam hingga pagi hari ketika seseorang tengah istirahat dan aliran darah melambat.
2. Metabolisme dan Tekanan Darah yang Menurun
Selama periode istirahat, metabolisme dan tekanan darah cenderung melambat, memungkinkan berkurangnya aliran darah ke tubuh, yang dapat menjadi pemicu serangan jantung mendadak.
Baca juga: Apa Itu Doom Spending, yang Bisa Bikin Miskin Gen Z-Milenial
3. Insomnia dan Kekurangan Tidur
Kondisi tidur yang buruk, seperti insomnia dan waktu tidur yang kurang, dapat meningkatkan risiko serangan jantung saat tidur.
4. Sleep Apnea
Henti pernapasan saat tidur atau sleep apnea juga diidentifikasi sebagai pemicu potensial kematian nokturnal.
Tips untuk Menjaga Jantung
Dikutip dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan jantung:
1. Tidak merokok
Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner.
Baca juga: Apa Itu Sesar Garsela, Seberapa Bahayanya Bagi Pulau Jawa? Simak Penjelasan Para Ahli
Tidak hanya perokok, orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok atau perokok pasif juga berisiko mengalami penyakit tersebut.
Hal ini karena zat beracun pada rokok dapat merusak pembuluh darah jantung, yang menyebabkan aliran darah di jantung terganggu.
Akibatnya, kesehatan jantung juga akan terganggu karena kekurangan oksigen dan nutrisi.
2. Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga secara rutin
Sempatkan waktu untuk berolahraga sekitar 20–30 menit setiap hari.
Hal ini karena aktif secara fisik atau rutin olahraga dapat membantu menjaga kesehatan jantung, terlebih dalam mencegah terjadinya penyakit jantung.
Baca juga: Apa Itu Penyakit OI atau Osteogenesis Imperfecta? Simak Penjelasannya
Jika ingin olahraga yang ringan, Anda dapat mencoba berjalan kaki atau berenang.
Anda juga bisa mencoba melakukan olahraga hoki, speak bola, maupun bakser, bila ingin melakukan olahraga bersama teman untuk menjaga kesehatan jantung.
3. Mengonsumsi asam lemak omega-3
Menjaga kesehatan jantung dapat dimulai dengan mengonsumsi makanan yang mengandung asam lemak omega-3.
Nah, ikan adalah salah satu makanan yang kaya akan asam lemak omega-3.
Banyak jenis ikan yang bisa Anda pilih, mulai dari ikan kembung, sarden, bawal, tuna, hingga salmon.
Konsumsilah ikan jenis ini dua kali seminggu secara teratur untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan asam lemak omega-3.
4. Mengonsumsi lebih banyak serat
Namun, perlu diperhatikan bahwa konsumsi makanan berserat harus dilakukan secara bertahap.
Sebaiknya jangan makan sayuran dalam jumlah banyak sekaligus, karena dapat mengakibatkan perut kembung.
Saat mengonsumsi serat, minumlah lebih banyak air putih untuk melancarkan pencernaan.
5. Mengurangi konsumsi lemak jenuh
Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol di dalam darah.
Kolesterol yang menumpuk dapat menyumbat pembuluh darah jantung dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Agar kesehatan jantung tetap terjaga, batasi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging merah, kulit ayam, makanan olahan, makanan yang digoreng, margarin, serta produk susu tinggi lemak.
6. Menjaga tekanan darah
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Apabila hal ini terjadi pada pembuluh darah organ-organ penting, seperti jantung dan otak, maka penyakit jantung atau stroke dapat terjadi.
Rutin berolahraga, mengurangi asupan garam, serta membatasi minuman beralkohol adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi, yang berpengaruh pada kesehatan jantung.
7. Menjaga kadar gula darah
Kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, tetapi juga terkena penyakit jantung.
Hal ini karena gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengendalikan jantung.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko diabetes, misalnya mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan mengurangi asupan gula.
Selain itu, periksakan kadar gula darah secara rutin, terutama jika Anda berusia di atas 45 tahun.
8. Istirahat yang cukup
Tidur secara teratur selama 7–8 jam setiap harinya dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Selain itu, tidur yang cukup juga dapat mencegah terjadinya tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.
Sementara itu, dokter spesial jantung Dr Vito A Damay. SpJP (K) menjelaskan, bahwa seseorang memang dapat meninggal dunia akibat serangan jantung saat tidur.
"Kasus meninggal mendadak dalam tidur, terutama jika sebelumnya tidak ada riwayat penyakit, seringkali memang berkaitan dengan masalah jantung," kata Vito, seperti dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (2/10/2024).
Ia menjelaskan, kondisi ini sering kali disebut sebagai Sudden Cardiac Death (SCD) atau kematian jantung mendadak, di mana jantung berhenti secara tiba-tiba.
Dokter Vito menuturkan, meski keluarga tidak mengetahui adanya riwayat penyakit, kasus sumbatan pembuluh darah kadang tidak terdeteksi atau tidak terdiagnosis hingga terjadi kejadian mendadak.
Hal ini seringkali terjadi karena keengganan perempuan melakukan pemeriksaan kesehataan rutin atau medical check up.
"Merasa sehat tidak ada keluhan atau merasa takut diketahui punya penyakit jantung," tutur dia.
Namun secara umum, peristiwa meninggal mendadak dalam tidur memang seringkali disebabkan masalah jantung
Penting untuk dicatat untuk memastikan penyebab kematian, pemeriksaan lebih lanjut seperti autopsi atau tes medis diperlukan.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.