Kesehatan
Kenali Apa Itu Gondongan, Penyakit Menular yang Sering Menjangkiti Anak Usia 2 hingga 12 Tahun
Gondongan atau mumps merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus. Penyakit ini sering menyerang anak
TRIBUN-MEDAN.COM,- Pernahkah Anda mendengar penyakit gondongan?
Ya, penyakit gondongan ini seringkali ditemukan pada anak usia 2 sampai 12 tahun.
Adapun penyakit gondongan atau mumps ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus.
Karena serangan virus tersebut, kelenjar parotis (kelenjar ludah di dekat telinga) mengalami pembengkakan.
Baca juga: Apa Itu Disleksia yang Diperingati Tiap Tanggal 8 Oktober
Sehingga, anak yang terserang penyakit gondongan ini akan terlihat bengkak pada bagian pipi dekat telinganya.
Kondisi ini akan membuat anak merasa tidak nyaman, karena menimbulkan nyeri.
Di beberapa wilayah Indonesia, kasus gondongan masih menjadi masalah serius.
Misalnya saja di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pada September 2024, dilaporkan bahwa terdapat 72 kasus anak penderita gondongan di bulan September.
Angka ini naik dibanding Juli dan Agustus 2024.
Baca juga: Mengenal Penyakit Langka Progeria yang Membuat Penderitanya Tampak Lebih Tua Seperti Sammy Basso
Pada Juli, jumlah kasus gondongan pada anak di Balikpapan ada 19 kasus.
Kemudian Agustus ada 38 kasus.
Dan September 2024, jumlahnya naik signifikan menjadi 72 kasus.
Lantas, apa sebenarnya yang memicu penyakit gondongan ini.
Dokter spesialis anak dan konsultan infeksi dan penyakit tropis anak, Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) mengatakan, penularan gondongan mudah menyebar dengan cepat melalui air liur.
Baca juga: Mengenal Kematian Nokturnal yang Menyebabkan Seseorang Meninggal saat Tidur
"Virus penyebab gondongan mudah menyebar dengan cepat melalui liur dan berbagai barang terkontaminasi oleh liurnya," ungkap Anggraini pada keterangannya, Sabtu (9/6/2024) lalu, dikutip dari Tribun Kesehatan.
Menurut Anggraini, penularan gondongan sering kali terjadi dengan cepat di tempat penitipan anak, sekolah, atau tempat banyak anak berkumpul dalam ruangan yang sama.
Penularan juga bisa dengan berbagi peralatan, dan berinteraksi dekat satu sama lain.
"Untuk itu, orang tua harus waspada terhadap gejala gondongan dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi," imbaunya.
Baca juga: Mengenal Imunisasi HPV, Perlindungan untuk Anak Perempuan dari Kanker Serviks
Lebih lanjut, Anggraini menjelaskan tanda-tanda gondongan.
Di antaranya adalah pembengkakan, nyeri di area pipi-rahang, hingga sulit membuka mulut.
Gejala lain berupa demam, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala lain mirip flu.
Gejala biasanya muncul 16-18 hari setelah infeksi, tetapi periode ini dapat berkisar antara 12 dan 25 hari setelah infeksi.
Pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bahkan sampai mengenai susunan saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pancreatitis), hingga kehilangan pendengaran.
Baca juga: Mengenal Cabai Hantu atau Cabai Setan yang Bikin 13 Siswa di Jepang Masuk Rumah Sakit
Untuk mewaspadai peningkatan kasus gondongan baru-baru ini, penting bagi orang tua untuk memahami cara pencegahan gondongan pada anak, salah satunya melalui imunisasi measles, mumps, rubella (MMR).
Pemberian imunisasi MMR menjadi langkah pencegahan utama terhadap penyakit gondongan pada anak.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) tahun 2023, vaksin MMR perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali.
Dosis pertama MMR diberikan pada usia 12-18 bulan, dan dosis kedua MMR diberikan pada usia 5-7 tahun.
Pemberian dua dosis vaksin MMR terbukti 88 persen efektif melawan gondongan.
Baca juga: Mengenal Apa itu Virus West Nile yang Menyerang Israel, Belum Ada Vaksin Penangkal
"Imunisasi MMR adalah kunci untuk mencegah infeksi virus penyebab gondongan pada anak," katanya.
Pemberian imunisasi MMR sejak usia 1 tahun mampu melindungi anak sebagai seorang individu terhadap gondongan.
Selain itu, imunisasi MMR bisa membantu mencegah penyebaran gondongan di lingkungan sekitar individu yang mendapatkan imunisasi tersebut.
Artinya itu akan mencegah individu dari sakit dan sekaligus melindungi komunitas sekitarnya dari penularan penyakit infeksi ini.
Selain itu, pencegahan juga bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, juga penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus gondongan,” kata Anggraini.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.