TRIBUN WIKI
Apakah Latiao Halal? Tiga Hal Ini Harus Diperhatikan
Pertanyaan apakah latiao halal dapat dilihat dari bahan-bahan dalam proses pembuatannya. Sejauh bahannya tidak mengandung bahan dilarang maka halal.
Namun jika karbon aktif tersebut berasal dari hewan, maka harus dipastikan berasal dari hewan halal yang disembelih secara syariah.
Umumnya, sumber tulang hewan yang seringkali dijadikan karbon aktif adalah babi dan sapi.
Baca juga: Apa Itu Pcare BPJS, Simak Cara Loginnya dengan Mudah
Kedua, minyak. Pada umumnya, minyak berasal dari tumbuhan meski kadang bisa menggunakan minyak hewan untuk memberikan rasa dan aroma yang menggoda.
Saat kemasan dibuka dan diunakan menggoreng, minyak mudah sekali teroksidasi dan berubah dari segi bau dan rasa.
Untuk mencegah tengik, minyak biasanya diberikan antioksidan beta-karoten, yang umumnya diproduksi secara sintetik sehingga relatif tidak kritis.
Agar menarik, produsen juga menjernihkan minyak, misal dengan bantuan karbon aktif yang perlu dikaji kehalalannya.
Baca juga: Apa Itu Sindrom Asperger? Gejalanya Mirip dengan Autisme
Ketiga, penggunaan penyedap rasa. Ada aneka pilihan penyedap rasa yang dapat digunakan, seperti Monosodium Glutamat (MSG) dan Sodium Inosinate dan Guanylate (I+G).
Keduanya merupakan produk mikrobial hasil fermentasi. Media pertumbuhan bakteri penghasil kedua senyawa ini harus dipastikan terbebas dari bahan najis.
Menurut Manager Halal Auditor Management LPPOM MUI, Ade Suherman, S.Si., titik kritis fermentasi terletak pada sumber nitrogen untuk perbanyakan bakteri, yang lazim menggunakan pepton.
Pepton ini dapat berasal dari unsur hewani, sehingga harus dipastikan kehalalan.
Latiao sendiri berbahan dasar tepung gandum, kinako (tepung kacang kedelai panggang),dan minyak cabai. Ketiga bahan akan dicampurkan dengan air, garam, gula, penyedap rasa, minyak nabati, dan beberapa bahan lain, lalu dipanaskan dengan suhu tinggi.
Apa Itu Bacillus cereus
Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang dengan spora, termasuk dalam kelompok Gram positif, dan tumbuh baik dalam lingkungan aerob.
Untuk membedakannya dari bakteri serupa dapat mengandalkan ciri-ciri morfologi dan biokimia.
B. cereus dapat menyebabkan dua jenis penyakit, yaitu diare dan muntah.
Dikutip dari Kompas.com, gejala diare mirip dengan Clostridium perfringens, termasuk buang air besar encer, kram perut, mual, dan terjadi beberapa jam setelah makan makanan tercemar.
Baca juga: Apa Itu Itsbat Nikah? Mengapa dan Kapan Hal Itu Bisa Dilakukan, Simak Penjelasannya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.