Berita Viral

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Sebut Penyerangan Warga Sibiru-biru Diawali Adanya Geng Motor

Mabes TNI memastikan akan terus mengawal proses hukum keterlibatan oknum anggota TNI dalam penyerangan warga Sibiru-biru tersebut.

Editor: AbdiTumanggor
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso (seragam TNI) menanggapi ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed akibat sejumlah anak buahnya diduga membantai warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/11/2024). Ia berjanji bertanggungjawab atas insiden yang menyebabkan korban jiwa dan luka. 

Terbaru, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto buka suara soal penyerangan puluhan prajurit TNI dari Batalyon Armed-2/KS terhadap warga sipil di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut).

Kata Jenderal Agus Subiyanto, penyerangan yang diduga dilakukan oleh 33 prajurit TNI terhadap warga di Deli Serdang, diawali adanya kelompok atau geng motor di wilayah setempat.

Anggota TNI, kata dia, kemudian menegur karena mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya terkait ketertiban di jalan.

"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," ungkap Agus kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (11/11/2024).

"Karena kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu lah harus ditertibkan karena kan meresahkan masyarakat, mengganggu juga jalan-jalan umum," sambungnya.

Atas insiden tersebut, kata Agus, Pangdam I Bukit Barisan telah mengambil sejumlah langkah. Di antaranya menemui keluarga korban yang meninggal dunia dan mengobati warga yang menderita luka-luka. "Anggota pun sekarang sedang kita proses ya, di-BAP," kata Agus.

Perihal kemungkinan mereka yang terbukti terlibat akan dipecat, Agus mengajak untuk menunggu proses hukum selesai. Menurutnya, jumlah para oknum terduga pelaku yang terlibat bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan proses hukum yang berlaku.

"Ya nanti dari hasil pengembangan BAP itu akan bisa bertambah bisa berkurang," kata Agus.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Desa Selamat, Bahrun, menjelaskan bahwa serangan itu terjadi pada Jumat malam (8/11/2024) hingga Sabtu dini hari.

"Kami tidak tahu pasti alasan mereka menyerang warga kami. Kata mereka, ada cekcok antara anggota Armed dengan warga saat melintas di jalan dengan sepeda motor. Mereka menyerang kami dengan membabi buta," ujar Bahrun dalam acara adat pemakaman Raden, Minggu (10/11/2024).

Pada saat itu, puluhan anggota TNI yang tidak mengenakan seragam datang ke perkampungan warga sekitar pukul 22.00 WIB.

Mereka mencari orang yang terlibat dalam cekcok tersebut. Anggota TNI yang bersenjata tajam menyerang warga secara brutal, baik di jalan maupun di rumah-rumah.

Mereka menanyai warga mengenai keberadaan pemuda yang terlibat cekcok, dan menyisir perkampungan sambil mendobrak rumah-rumah. 

Beberapa warga diseret keluar, dipukul, bahkan ada yang dihantam dengan pisau. Seorang warga mengalami luka sobek besar di kepala dan saat ini masih dirawat intensif di rumah sakit. 

Bahrun menjelaskan bahwa Raden Barus kebetulan sedang berada di luar saat serangan terjadi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved