Berita Viral
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Sebut Penyerangan Warga Sibiru-biru Diawali Adanya Geng Motor
Mabes TNI memastikan akan terus mengawal proses hukum keterlibatan oknum anggota TNI dalam penyerangan warga Sibiru-biru tersebut.
Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul. Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,"ungkapnya.
"Di situ pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli," sambungnya.
Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan. Di sini dia diperlakukan seperti penjahat. "Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol,"ujarnya.
Jasad Raden Barus Diarak ke Markas Batalyon Armed 2
Ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.
Mereka membawa jenazah Raden Barus (60) korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum personel TNI dengan kondisi kepala luka dan perut diduga kena tusuk senjata tajam.
Pantauan di lokasi, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, sejak pagi menunggu jenazah korban tiba seusai diautopsi.
Setibanya mobil ambulans, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulans berisi mayat korban ke Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 kilometer.
Mobil ambulans dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki juga menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju markas Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan. Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.
Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.
Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari markas batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.
Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.
Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso akhirnya muncul dan menemui ratusan warga.
Letkol Arm Herman Santoso berjanji akan bertanggungjawab atas pembantaian warga sipil yang dilakukan. "Saya yang tanggung, saya yang akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum," kata Letkol Arm Herman Santoso, Sabtu (9/11/2024).
Sementara itu, Kapendam Kodam I Bukit Barisan Kolonel Dody Yudha mengatakan pihaknya telah mengambil sejumlah langkah.
Pangdam I/BB Letjen TNI Muhammad Hasan juga telah menemui perwakilan masyarakat dan keluarga korban. Selain itu, Pangdam telah mediasi dengan perwakilan masyarakat dan keluarga korban di markas Batalyon Armed 2/KS.
Dody mengatakan, oknum pelaku yang sudah terkonfirmasi terlibat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Pomdam I/BB. "Pangdam I/Bukit Barisan telah memberikan pengarahan terhadap seluruh prajurit Yon Armed 2 Medan untuk memastikan bahwa situasi dan kondisi saat ini telah aman kondusif serta tidak ada aksi balasan terkait peristiwa tersebut," kata Dody, Minggu (10/11/2024).
Delapan korban yang dirawat di RS Sembiring, kata Dody, telah dievakuasi atau dipindahkan ke Rumah Sakit Putri Hijau (RSPH) Medan. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif.
"Pangdam I/BB telah bertemu dengan keluarga korban baik korban yang meninggal maupun yang dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau (RSPH) Medan," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya telah terjadi penyerangan yang diduga dilakukan oleh puluhan oknum TNI Angkatan Darat dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan terhadap sejumlah masyarakat di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Dilaporkan, sekelompok pria berambut cepak, berbadan tegap menyerang ke pemukiman warga pada Jumat (8/11/2024) malam hingga Sabtu (9/11/2024) dini hari.
Akibatnya, satu orang warga bernama Raden Barus (60) meninggal dunia dan 10 orang lainnya luka-luka.
Jasad Raden Barus Diarak ke Batalyon Armed
Ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, menggeruduk Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan.
Mereka membawa jenazah Raden Barus (60) korban dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum personel TNI dengan kondisi kepala luka dan perut diduga kena tusuk senjata tajam.
Pantauan di lokasi, awalnya warga berkumpul di rumah duka korban di Dusun IV, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, sejak pagi menunggu jenazah korban tiba seusai diautopsi.
Setibanya mobil ambulans, warga langsung bergerak beramai-ramai membawa mobil ambulans berisi mayat korban ke Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan yang berjarak sekitar 2 Kilometer.
Mobil ambulans dikemudikan sopir dan diisi keluarga melaju pelan-pelan, diikuti warga yang berjalan kaki juga menaiki sepeda motor dari belakang.
Sambil berjalan menuju markas Armed, warga terus berteriak menuntut keadilan.
Di tengah perjalanan, situasi sempat memanas karena mereka sempat dihalang-halangi personel TNI berseragam lengkap hingga mobil ambulans mogok.
Tak mau menyerah, masyarakat akhirnya melanjutkan perjalanan dengan cara mendorong mobil beramai-ramai.
Kurang lebih 200 meter sebelum tiba di gerbang Batalyon Armed, 2 truk pengangkut personel TNI keluar dari Batalyon dengan kecepatan tinggi hingga nyaris menabrak masyarakat.
Diduga, mobil ini akan menghalau masyarakat yang semakin dekat ke Batalyon karena dikabarkan Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan berada di dalam.
Namun dua truk tadi memutar balik dan menutup jalan kurang lebih 50 meter dari gerbang Batalyon untuk menghalau massa masuk.
Setibanya di depan Armed situasi sempat memanas karena warga berusaha masuk ke dalam menemui petinggi Batalyon.
Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso akhirnya muncul dan menemui ratusan warga yang menggeruduk Batalyon Armed sambil membawa mayat Raden Barus, 60 tahun, korban tewas diduga ulah anak buahnya.
Setelah naik dan berdiri dia atas truk pengangkut personel, Letkol Arm Herman Santoso berjanji akan bertanggungjawab atas pembantaian warga sipil yang dilakukan. Bahkan, di depan ratusan masa ia akan mempertaruhkan jabatan dan pangkatnya.
Sehingga ia akan memproses secara hukum personel TNI yang terlibat penyerangan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang.
"Saya yang tanggung, saya yang akan bertanggung jawab. Saya akan proses hukum,"kata Komandan Batalyon Artileri Medan 2, Letkol Arm Herman Santoso, Sabtu (9/11/2024).
Penjelasan Warga Sibiru-biru
Salah satu warga, Herna mengatakan Raden Barus merupakan korban kekejaman personel TNI.
Ia menyebut, aparat negara itu beramai-ramai membantai pria 60 tahun tanpa belas kasih.
Kedatangan mereka ke Batalyon menuntut keadilan tewasnya Raden Barus diduga akibat digebuki dan ditusuk.
"Ke sini nuntut keadilan. Dia pelindung kenapa dia pembunuh,"kata Herna, dijumpai di depan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumagan, Sabtu (9/11/2024).
Herna mengungkapkan sejauh ini korban tewas akibat penyerangan ini baru satu orang.
Ada belasan korban luka tapi dikabarkan hanya tujuh orang yang luka parah.
Dari tujuh orang itu, satu di antaranya tangannya hampir putus akibat ditebas.
Diperkirakan Herna, saat kejadian Jumat malam sekitar pukul 22:30 WIB hingga Sabtu dini hari ada 100 lebih personel TNI berseragam preman dan berseragam lengkap menyerbu kampungnya.
Mereka datang membantai warga tak peduli muda, tua maupun orang yang melintas.
Bahkan mereka nekat mendobrak pintu rumah warga lalu menyeret dan menghajarnya.
"Rata-rata 1 kompi, 2 kali orang ini datang. Pertama ada 100 orang, baru kedua kalinya satu kompi orang ini datang,"ungkapnya.
"Kami gak tahu masalahnya apa, gak ada kami bermusuhan sama Armed ini. Setahu kami satu kampung sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan dengan Armed," katanya.
Atas kejadian ini, warga Kecamatan Sibiru-biru meminta Pangdam I Bukit Barisan Letjen Mochammad Hasan mengungkap siapa saja pelakunya dan memecat mereka dari TNI.
"Itu kan pemburu bukan pelindung, pecat saja."
Korban Rofikar Tarigan Dipukuli dan Diseret ke Batalyon Armed
Sebelumnya, seorang korban penganiayaan, Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun mengatakan, kejadian begitu mencekam.
Saat itu dirinya baru keluar rumah hendak membeli rokok tiba-tiba melihat segerombolan orang datang ke kampungnya.
Melihat situasi memanas karena gerombolan pria berambut cepak membawa senjata tajam berbagai jenis ia melarikan diri ke rumah neneknya.
Rupanya, dia dikejar sekitar puluhan orang hingga merangsek masuk ke rumah neneknya.
Awalnya, orang tak dikenal itu menanyakan keberadaan yang disebut adiknya dan Rofikar mengaku tak mengetahui orang yang disebut.
Ternyata, puluhan orang mendobrak pintu dan langsung menyeretnya keluar dari rumah dan menghajar nya.
Katanya, ia dipukuli menggunakan berbagai jenis benda tumpul.
Bahkan, tangan kanannya dihantam menggunakan gagang pistol.
"Saya keluar dari rumah mau membeli rokok, rupanya melihat keramaian masuk ke gang atau perkampungan. Setelah itu saya lari ke rumah nenek saya,"ungkapnya.
"Di situ pintu didobrak dan mereka menanyakan keberadaan Andre Ginting. Setelah itu saya buka pintu, saya diseret keluar dan saya dipukuli,"sambungnya.
Setelah diseret dan dipukuli, pria berusia 18 tahun ini dibawa ke Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan. Di sini dia diperlakukan seperti penjahat.
Akibat kejadian ini, satu korban meninggal dunia dan belasan warga dikabarkan luka-luka.
"Saya mengalami luka kepala bocor, punggung dan tangan memar dihantam pakai pistol,"ujarnya.
Dilansir dari Tribun-Medan.com, berikut nama 11 korban dalam insiden tersebut:
Korban Tewas
1. Raden Barus
Raden Barus, 61 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, tewas diduga akibat ditusuk menggunakan senjata tajam di punggung sebelah kirinya. Kedalaman lubang bekas tusukan sedalam 10 sentimeter.
Bagian kepalanya pecah mengeluarkan darah dan wajah lebam diduga akibat dihantam benda tumpul.
Korban luka:
2. Dedi Susanto Tarigan
Dedi Susanto, 40 tahun, warga Desa Tanjung Sena, Kecamatan Sibiru-biru selamat meski luka parah.
Tangan sebelah kirinya hampir putus diduga akibat ditebas menggunakan senjata tajam. Kemudian, muka lebam dan kakinya lecet.
3. Perdi Tarigan
Perdi Tarigan, 27 tahun , warga Dusun III Desa Selamat, Gang Sari mengalami luka di kepala diduga dihajar menggunakan pentungan dan double stick serta kaki lecet.
4. Titus bangun
Titus Bangun, 45 tahun, warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka memar di kepala diduga digebuki pakai benda tumpul.
5. Sepadan Sembiring
Sepadan Sembiring, pemuda 19 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka di pelipis matanya diduga akibat dihajar.
6. Oktavianis
Oktavianis, 18 tahun, warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka di belakang kuping diduga kena benda tajam.
7. Rofika Sanjaya Tarigan
Rofikar Sanjaya Tarigan, 18 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka diduga kena bacok dan benda tumpul di kepala.
Tangan kiri memar diduga dipukul menggunakan gagang pistol, punggung memar dan kening memar berdarah.
8. Rikki Bastian Kamal
Rikki Bastian Kamal, 22 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka bibir pecah, serta tangan sebelah kanan.
9. Jupentus Sembiring
Jupentus Sembiring, 28 tahun, warga Dusun IV Cinta Adil, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka memar di kening, punggung diduga diakibatkan benda tumpul dan luka goresan diduga senjata tajam bagian perut.
10. M Perdiansyah
M Perdiansyah, 20 tahun, warga Dusun II, Gang Sari, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru mengalami luka robek di bagian kepala diduga dibacok dan memar seluruh wajah diduga dihajar menggunakan benda tumpul.
11. Hendri Gunawan Gurusinga
Hendri Gunawan Gurusinga, 35 tahun, warga Dusun II, Gang Sari, Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang mengalami luka robek di kening sebelah kanan dan bagian kepala diduga dibacok.
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
FAKTA Jessica Orca Pelatih Orca Dikabarkan Tewas Diserang hingga Video Dramatisnya Viral |
![]() |
---|
MOTIF 20 Oknum TNI Senior Aniaya Prada Lucky Namo Sampai Tewas, Berdalih Pembinaan |
![]() |
---|
NASIB Orangtua Bocah SD yang Tikam Siswa MTs Sampai Tewas Gegara Saling Ejek, Kini Ngungsi |
![]() |
---|
KENAPA Vonis Peltu Lubis Lebih Ringan dari Kopda Bazarsah di Kasus Tembak Mati 3 Polisi? |
![]() |
---|
Anak Dihadirkan di Persidangan, Kuasa Hukum Andre Taulany Sebut Pihak Erin tak Punya Hati Nurani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.