Berita Viral
TANGIS Menteri PPA saat Datangi Rumah Korban Siswi MI 7 Tahun yang Tewas Dirudapaksa di Banyuwangi
Seorang siswi kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) inisial DCN usia 7 tahun ditemukan tewas di kebun yang bersemak-semak di dekat rumahnya
Jam pulang sekolah untuk kelas I, yakni pukul 10.00 WIB. Biasanya paling lambat, bocah itu akan tiba di rumah sekitar setengah jam kemudian.
Ia menaiki sepeda menempuh jarak sekitar 1 kilometer (km) melewati jalan perkebunan.
Tak kunjung pulangnya DCNA membuat sang ibu, Siti Aningsih, langsung mengontak wali kelas.
Wali kelas yang menyebut bahwa DCNA telah pulang pada jam seperti biasanya membuat sang ibu terkejut.
Ia langsung mengajak suaminya, Ahmad Doni Nur, untuk mencari keberadaan anak.
"Saya di kebun di dihubungi juga. Langung saya ke sekolahnya. Karena tidak ada, saya langsung mencari ke jalan utama," terang Sutrisno.
Sementara sang ibu dan beberapa guru menyusuri jalur pulang DCNA.
Tanpa di sangka, mereka melihat sepedanya di sungai kecil yang jaraknya sekitar 150 meter dari rumah mereka.
Setelah menyusuri area sekitar, DCNA ditemukan dalam kondisi terlentang dengan kepala belakang berlumur darah. Ia tergeletak di tepian tanah.
Meski berpakaian lengkap, celana dalamnya melorot dan acak-acakan.
Tubuh korban langsung dilarikan ke klinik terdekat. Namun, kondisinya tak tertolong. Ia dinyatakan telah tewas. Jenazah bocah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Genteng untuk otopsi pada Kamis ini.
Kematian DCNA yang tragis membuat keluarga nelangsa. Sehari setelah kejadian, kedua orang tuanya masih amat nelangsa.
Mereka belum bisa diajak komunikasi dan memilih untuk berdiam dari kamar.
"Saya merasa, kok bisa begitu sadisnya (pembunuhnya)," kata Sutrisno.
Pihak keluarga berharap, pelaku pembunuhan bisa segera terungkap dan tertangkap.
Sutrisno menyadari, dalam hukum yang berlaku, nyawa tak selalu bisa dibalas dengan nyawa.
"Tapi setidaknya pelaku diproses hukum. Kami mengharap kebijaksanaan bapak aparat, supaya kami bisa mendapat sedikit keadilan," katanya.
Polisi Bentuk Tim Khusus
Hingga saat ini, pelaku pembunuhan gadis asal Banyuwangi tersebut belum terungkap.
Polisi setempat membentuk tim khusus untuk mengungkap tabir dari kasus tersebut.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menjelaskan, tim khusus tersebut merupakan gabungan dari anggota Satreskrim dan Polsek Kalibaru. Anggota tim tengah turun ke lapangan untuk menelisik fakta-fakta baru dari kasus pembunuhan dan dugaan kekerasan seksual itu.
"Tapi setidaknya pelaku diproses hukum. Kami mengharap kebijaksanaan bapak aparat, supaya kami bisa mendapat sedikit keadilan," katanya.
Menurut Kompol Andrew Vega, Kepala Satreskrim Polresta Banyuwangi, saat korban ditemukan, dia masih mengenakan seragam sekolah.
Namun, yang mengejutkan, korban tidak mengenakan celana, serta beberapa kancing bajunya ditemukan tercecer di sekitar lokasi kejadian.
“Seragamnya masih terpasang, tetapi celananya ditemukan dalam kondisi melorot. Ini menunjukkan ada indikasi pemaksaan,” papar Vega.
Selanjutnya, sepatu korban juga ditemukan jauh dari tubuhnya dan kondisinya terlepas dari kaki.
Menurut penyelidikan, sepatu dan sepeda yang digunakan korban ditemukan berada di parit tak jauh dari tempat penemuan jasad korban.
Seorang siswi kelas satu Madrasah Ibtidaiyah di Banyuwangi, Jawa Timur, ditemukan tewas mengenaskan di tengah kebun Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, pada Rabu (13/11) lalu.
Selain menderita luka akibat penganiayaan, korban diduga kuat diperkosa oleh orang tak dikenal.
Saat ditemukan oleh ibunya yang mencurigai anaknya belum pulang dari sekolah, korban sudah tidak bernyawa dan mengalami luka di kepala.
Polisi terus memburu pelaku yang hingga kini belum tertangkap. Keluarga korban meminta aparat kepolisian agar segera menangkap dan memberikan hukuman berat kepada pelaku.
11 Orang Telah Diperiksa
Pemeriksaan ini melibatkan beberapa ahli. Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra menyatakan, pihaknya didukung tim gabungan Polda Jatim terus bekerja melakukan pengungkapan kasus tersebut setiap hari tanpa henti.
"Tim gabungan sedang bekerja sudah memeriksa 11 saksi dan melibatkan beberapa ahli. Tim psikologi Forensik," terang Rama kepada wartawan, Senin (18/11/2024).
Rama mengaku ada hal yang berkaitan dengan psikologi yang memerlukan pengungkapan lebih lanjut. "Tapi memang ada sesuatu yang perlu digali secara psikologis termasuk terhadap keluarga di mana siswa itu meninggal," katanya.
Hingga kini, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan labfor dari sejumlah barang temuan di lokasi kejadian dan autopsi korban.
Dari 11 saksi yang telah diperiksa, ia mengaku telah mendapatkan sejumlah keterangan yang mulai memberikan petunjuk baik terkait pelaku. Ia berharap dalam waktu dekat bisa segera mengungkap.
"Dari keterangan-keterangan saksi yang kita peroleh akan kita coba untuk kroscek nanti akan kita sinkronisasi dengan hasil labfor semoga segera kita peroleh hasil dan mohon doanya,"pungkasnya.
Sebelumnya, Rabu (13/11/2024) menjadi hari yang kelam bari warga Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Siswi MI berusia 7 tahun itu ditemukan meninggal dalam kondisi terlentang di kebun kosong.
Pakaian bagian bawah terlepas dengan kancing baju berceceran. Darah keluar dari kepala bagian belakang korban. Korban sempat dibawa ke klinik terdekat. Namun nyawanya tidak tertolong.
(*/Tribun-medan.com)
| SOSOK Pria 50 Tahun Tewas di Rumahnya Penuh Sampah, 8 Tahun Tak Keluar, Gelagat Aneh Diungkap Warga |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Blak-blakan soal Baju Bekas, Sikat Mafianya, Siapa yang Nolak Saya Tangkap Duluan |
|
|---|
| Jual Bakso Babi Tapi tak Dilabeli Non Halal di Bantul Apakah Bisa Dipidana? |
|
|---|
| Behel Gigi Melda Safitri Kena Nyinyir Warganet, Akui Cuma Untuk Gaya, Sudah Dipasang Sejak 2016 |
|
|---|
| Kompol Yogi Piting Brigadir Nurhadi di Kolam, Ini Peran Misri dan Ipda Haris Chandra |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.