Berita Viral

7 Personel Timsus Resmob Polrestabes Medan Ditahan Usai Kematian Anggota Ormas PP Budianto Sitepu

Sebanyak 7 anggota timsus Resmob Polrestabes Medan dijebloskan ke tahanan khusus atas kematian anggota ormas PP, Budianto Sitepu (42).

Editor: AbdiTumanggor
istimewa
Perwira Unit (Panit) Reserse Mobile (Resmob) pada Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Medan, IPDA Imanuel Dachi, bersama 6 personelnya diduga melakukan penganiayaan terhadap Budianto Sitepu (42) hingga meninggal dunia. (Istimewa) 

Ia pun tidak menyangka, suaminya bakal dianiaya oleh aparat penegak hukum karena selama ini suaminya tidak pernah memiliki masalah dengan siapapun.

"Saat ditangkap saya tidak ada di tempat, jam satu (dinihari) saya dikabari kawannya, suami saya ditangkap," kata Dumaria.

Katanya, setelah mendapatkan kabar tersebut dirinya sempat panik dan mencoba mendatangi lokasi kejadian. Namun, setibanya di sana dia tidak melihat lagi suaminya.

Dia pun berusaha mencari informasi ke sana kemari termasuk ke Polsek Sunggal. Lalu, ia pun mendapatkan informasi bahwa suaminya ditangkap oleh oleh Panit Resmob Polrestabes Medan, Ipda Imanuel Dachi. Kebetulan, rumah mertua Ipda Imanuel Dachi berada di depan warung tuak tempat suaminya nongkrong.

Setelah itu, ia pun akhirnya mendapatkan kabar bahwa suaminya berada di Polrestabes Medan. "Saya datang ke mertuanya, saya tanya ternyata suami saya dibawa ke Polrestabes. Langsung saya ke sana," sebutnya.

"Saya ke sana saya tanya suami saya, saya mau besuk tidak diizinkan, alasannya hari Minggu Kanit tidak masuk. Saya kembali ke rumah mertuanya si polisi yang nangkap. Saya langsung minta permohonan damai secara kekeluargaan. Namun keluarga bapak Siagian itu tidak ada masalah dengan suami saya, dia masalah sama yang punya warung,"sambungnya.

Setelah itu, dia pun memohon agar dipertemukan dengan Panit Resmob Polrestabes Medan, yang telah menangkap suaminya.

"Karena selalu memohon, akhirnya ibu (keluarga Ipda Imanuel Dachi) itu bilang kalau mau jumpai bapak tanggal 26. Saya tanya jam berapa jam 7. Pagi-pagi saya ke sana, sampai di Poltabes, saya tanya sama piket mau besuk. Kata mereka suaminya saya diopname," ucapnya. 

Mendapatkan kabar tersebut, Dumaria pun bergegas meninggalkan Polrestabes Medan dan langsung mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Setibanya di sana, ia pun tidak diberikan izin untuk menjenguk suaminya sampai dia memohon kepada petugas.

"Kami minta tolong dipertemukan, mereka bilang suami saya di ruang ICU, saya nangis sejadi-jadinya. Saya minta tolong, suami saya bukan pembunuh, pemerkosaan, teroris," katanya.

Waktu itu, tiba-tiba petugas rumah sakit membawa jenazah dan ternyata itu adalah suaminya. Spontan ia pun syok, melihat suaminya sudah menjadi jenazah.

"Tanpa sengaja lewat mayat di situ, saya lihat ternyata suami saya. Saya tahu suami saya sudah meninggal dunia, saya bingung kemana saya harus adukan," ujarnya.

Dumaria juga membeberkan kondisi suaminya saat dibawa ke rumah duka. "Setelah saya melihat kondisi suami saya tidak wajar. Sekujur muka semua lebam, gigi rontok, banyak ada luka dimana-mana di kaki ada luka," pungkasnya.

Ibu lima orang anak itu sangat terpukul, niatnya ingin menjenguk suaminya yang disebut sakit usai dua hari ditahan di Polrestabes Medan berakhir kepedihan. Di depan ruang jenazah RS Bhayangkara, Dumaria tertegun. Tampak wajahnya pucat sambil terus meneteskan air mata.

(cr17/cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved