Sumut Terkini

Ratusan Pengungsi Rohingya di Kantor Camat Pantai Labu Kabur, Kini Sisa 30

Dari 153 orang jumlah mereka diawal kini hanya tinggal 30 orang saja dan lebih didominasi anak-anak.

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
Pengungsi Rohingya di aula Kantor Camat Pantai Labu sedang santai dan beristirahat, Jumat (24/1/2025). Saat ini mereka hanya bersisa 30 orang dimana lebih dari seratus orang lainnya telah kabur.  

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM- Lebih dari seratus orang pengungsi Rohingya yang sempat dititipkan di aula Kantor Camat Pantai Labu kabur melarikan diri, Jumat (24/1/2025).

Dari 153 orang jumlah mereka diawal kini hanya tinggal 30 orang saja dan lebih didominasi anak-anak.

Sisanya sudah berkeliaran dan tidak diketahui keberadaannya. 

Terhitung sudah 3 bulan lamanya mereka berada di kantor Camat Pantai Labu.

Sehari-hari mereka menghabiskan waktu dengan beraktivitas di dalam ruang aula Kantor Camat.

Mereka sudah berada di tempat ini semenjak 24 Oktober 2024. 

Dari informasi yang dikumpulkan setiap harinya ada dua orang security yang ditugaskan pihak United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk melakukan pengawasan.

Mereka bertugas saling bergantian.

Karena akses keluar masuk ke area kantor Camat juga cukup lebar membuat pengungsi Rohingya khususnya yang dewasa dengan mudah keluar dan melarikan diri. 

Disebut-sebut pelarian ratusan pengungsi Rohingya ini juga dibantu oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengetahui jalan dan tujuan tempat selanjutnya mereka tinggal.

Sekcam Pantai Labu, Azizur Rahman membenarkan saat ini jumlah pengungsi Rohingya ini hanya tinggal 30 saja. 

"Iya tinggal 30 orang karena lari malam orang itu. Nggak sekali semua larinya. Bertahap lah mereka itu. Sudah dijaga juga sama security yang disiapkan UNHCR. Makan pun orang UNHCR itu," kata Azizur. 

Azizur berharap agar secepatnya pengungsi Rohingya ini bisa dicarikan tempat yang lain tidak lagi di aula kantor mereka.

Karena keberadaan mereka aula kantor Camat pun tidak lagi pernah digunakan. Ketika mereka memerlukan mereka selalu pindah ke aula kantor desa terdekat. 

"Kalau respon masyarakat sekarang sudah nggak ada ribut lagi. Diawal-awal saja (ribut) karena sudah kita jelaskan juga (dari sisi kemanusian)," kata Azizur. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved