Beria Viral

TAMPIL Agamis di Sidang, Brigadir Anton yang Tembak Mati Sopir Pikap Sambil Nyabu Ngaku Rajin Salat

Penampilan Brigadir Anton Kurniawan Stiyanto (AKS) yang menembak mati sopir pikap dalam sidang di PN Palangkaraya, Kamis (6/3/2025).

|
KOMPAS.COM/AKHMAD DHANI
Brigadir Anton saat digiring aparat ke ruang tahanan Pengadilan Negeri Palangka Raya untuk menjalani sidang perdana kasusnya di Pengadilan Negeri Palangka Raya, Kamis (6/3/2205). 

Kasus pencurian dengan kekerasan (curas) yang diduga dilakukan oleh Brigadir Anton, oknum polisi dari Polresta Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), berawal dari niat tersangka untuk memalak sopir-sopir yang mengendarai mobil tanpa surat-menyurat alias mobil bodong.

Anton dan Haryanto, tersangka lainnya, berkeliling di dalam kota, lalu melanjutkan perjalanan ke arah Banjarmasin.

Saat sampai di daerah Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di jalan layang Tumbang Nusa, kata Halim, Haryanto menawarkan Anton untuk nyabu di pinggir jalan.

“Mereka nyabu di situ, sambil jalan, sambil tetap mencari mobil-mobil yang mencurigakan. Di sepanjang jalan itu, mobil yang mencurigakan dicek pelat, dan lain-lain, sampai Anton ketiduran. Tahu-tahu bangun kurang lebih jam 6 pagi di daerah Pulang Pisau,” ujar dia.

Setelah itu, keduanya sampai di Palangka Raya pada siang hari.

Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan ke Kasongan.

Sambil berjalan, mereka mengecek mobil-mobil yang mencurigakan.  

“Sampai di Km 38, Pos Lantas, lewat Km 39, mereka menemukan mobil pikap yang parkir di pinggir jalan. Mereka cek lagi mobil pikap itu, menurut aplikasi ada ketidakcocokan warna antara mobil yang di aplikasi dan yang ada berbeda,” ujar dia.

Mereka kemudian menghampiri pengendara mobil tersebut untuk menanyakannya.

Saat itu, Anton menggunakan pakaian bebas, tidak menggunakan pakaian dinas. Anton kemudian menemui sopir pikap tersebut.

“Dia ketok pintu kaca, dibuka oleh sopir setengah. Si sopir itu, karena bangun tidur atau seperti apa, jawabannya agak keras,” ujar dia.

Anton kemudian menanyakan sopir pikap, yang belakangan merupakan Budiman Arisandi itu, untuk mengecek surat-menyurat kendaraan.

Namun, sopir itu tidak percaya bahwa Anton adalah orang kepolisian.

Akhirnya, Anton kembali ke mobilnya, namun diikuti oleh Budiman Arisandi.

“Mereka berdebat lagi. Anton kan awalnya duduk di samping driver. Heri memindahkan senjata api (senpi) dari depan ke belakang, lalu dia bilang masuk saja (ke mobil), jangan ribut di pinggir jalan. Akhirnya mereka masuk, Anton masuk ke tengah, si korban masuk ke depan,” ujar dia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved