Sumut Terkini
Masjid Muhammad Cheng Ho Berastagi, Masjid Dengan Nuansa Khas Tionghoa Pertama di Kabupaten Karo
Bagaimana tidak, masjid yang dibangun di tanah seluas 1700 m2 ini, memiliki nuansa yang kental akan bangunan khas Tionghoa.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Setiap bangunan tempat ibadah terutama masjid, biasanya tentunya memilki nilai dan sejarah sendiri dalam pembagunannya.
Hal ini juga tampak jelas seperti yang ada di Masjid Muhammad Cheng Ho, yang terletak di Jalan Lau Tengah, Desa Jaranguda, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo.
Jika dilihat secara kasat mata, tentunya bangunan masjid yang berada di komplek Pesantren Al Purbanta ini memiliki visual yang cukup mencolok.
Bagaimana tidak, masjid yang dibangun di tanah seluas 1700 m2 ini, memiliki nuansa yang kental akan bangunan khas Tionghoa.
Bangunan yang didominasi oleh warna merah di setiap pilarnya, dan juga warna emas di beberapa bagian, diketahui merupakan masjid dengan arsitektur dan nuansa khas Tionghoa pertama di Kabupaten Karo.
Sejarahnya, masjid ini juga terbilang baru dimana dibangun pada tahun 2023 lalu dan diresmikan sekitar bulan September 2024 lalu.
Lokasinya yang berada di dataran tinggi Sumatera Utara ini, membuat suasana masjid semakin syahdu.
Tak hanya bangunannya yang kental akan warna merah dan emas, bangunan yang bersih ditambah lagi udara sejuk dan saat solat berjamaah bersama puluhan santri membuat ibadah semakin khusyuk.
Masjid ini sendiri, diwakafkan oleh seorang pria asli Karo Syahrial Purba yang mengungkapkan awal mulai bangunan masjid ini merupakan villa yang ia bangun pada tahun 2009 lalu.
Saat itu, pria yang dulunya bekerja sebagai dokter di Kota Medan tersebut mengatakan membeli lahan dan membangun villa tersebut untuk tempatnya beristirahat ketika ke Berastagi.
"Dulunya ini villa, dan ini luarnya juga masih dinding yang lama. Hanya saja memang kita perluas bagian luarnya," ujar Syahrial.
Namun, perjalanannya seiring waktu bersosialisasi dengan beberapa pengurus masjid menimbulkan niatnya untuk mewakafkan tanahnya untuk keperluan umat muslim di Kabupaten Karo hingga akhirnya dibangun pesantren.
Sementara, masjid yang awalnya sebagai bangunan villa tersebut, dibangun pada tahun 2023 setelah dirinya bersama sang istri berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah umroh.
Sepulang dari umroh, dirinya memiliki niatan untuk membangun rumah ibadah di lahan seluas 1700 m2 tersebut.
Diceritakan Syahrial, awal mula dirinya memiliki niatan membuat masjid dengan nuansa Tionghoa berangkat dari keluarnya.
TRAGIS, Pemuda Karo Ditemukan Terkubur di Bawah Ladang Kopi |
![]() |
---|
KPK Buka Data dan Tunjukkan Potensi Korupsi di Kabupaten Deli Serdang, Berikut Isinya |
![]() |
---|
Wiro Sableng Peragakan 39 Adegan Pada Rekonstruksi Pembunuhan Pedagang Kain di Pasar Buah Berastagi |
![]() |
---|
Rapat Paripurna Terkait Tiga Ranperda di DPRD Sumut Hanya Dihadiri 28 Peserta, Tak Penuhi Kuorum |
![]() |
---|
Jeritan Petani untuk Presiden Prabowo: Ketika Lahan Dikuasai Oknum di Balik Program Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.