Berita Viral

UCAPAN Guru yang Diduga Bully Siswa SMAN 6 Garut, Kepala Sekolah Dinonaktifkan Dedi Mulyadi

Fuji juga mengatakan kalau putranya itu dikucilkan oleh teman sekelasnya. Tak hanya oleh teman-temannya, P juga dipojokan oleh gurunya.

Youtube channel KANG DEDI MULYADI CHANNEL
GURU BULLY SISWA - Curhat terakhir siswa SMAN 6 Garut sebelum meninggal dunia diduga karena stres dibully teman dan guru terkuak. Dedi Mulyadi bertindak dan segera mempertemukan orangtua korban dengan pihak sekolah. 

Demi aspek transparansi, Dedi mengatakan telah menonaktifkan sementara kepala SMAN 6 Garut mulai hari ini.

"Untuk mewujudkan seluruh proses secara transparan, maka kepala sekolahnya dinonaktifkan sementara sampai pemeriksaan selesai. Agar pemeriksaannya bisa berjalan secara objektif," pungkas Dedi Mulyadi.

Penjelasan Kepala Sekolah

Sebelumnya, SMAN 6 Garut membantah tewasnya P (16) siswa kelas 10 disebabkan oleh perundungan.

Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi mengatakan bahwa peristiwa perundungan terhadap korban di kelasnya tidak pernah terjadi.

"Munculnya istilah pembullyan itu setelah anak tidak naik kelas," ujar Dadang saat ditemui Tribunjabar.id di kantornya, Selasa (15/7/2025).

Ia menuturkan, siswa tersebut tidak naik kelas disebabkan terdapat 7 nilai mata pelajaran tidak tuntas sedangkan syarat naik kelas itu hanya boleh 3 nilai yang kurang.

BANTAH DISEBABKAN PERUNDUNGAN - Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi, Selasa (15/7/2025). Dadang membantah tewasnya P (16) siswa kelas 10 disebabkan karena perundungan.
BANTAH DISEBABKAN PERUNDUNGAN - Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi, Selasa (15/7/2025). Dadang membantah tewasnya P (16) siswa kelas 10 disebabkan karena perundungan. (TribunJabar.com/Sidqi)

Pihak sekolah bahkan sudah memberitahukan kepada orangtua siswa terkait kondisi akademik anaknya tersebut

"Bahkan orang tuanya menerima bahwa anaknya tidak naik kelas, besoknya update status bahwa anaknya bernasib malang di sekolah, kami juga tidak tahu maksudnya apa itu," ungkapnya.

Dadang menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menawarkan kepada orang tua korban opsi lain agar anaknya bisa naik kelas yakni pindah ke sekolah lain.

Namun jelang masuk ajaran baru, tidak ada komunikasi lanjutan terkait opsi tersebut opsi pindah sekolah tersebut.

Baca juga: Efek Tarif Trump, Asosiasi Eksportir Kopi Lihat Peluang, Irfan: Perkuat Hilirisasi

"Maka sampai hari ini status almarhum masih siswa kami," ungkapnya.

Disclaimer

Berita ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi siapapun untuk melakukan tindakan mengakhiri hidup.

Jika pembaca mengalami gejala depresi dan berpikir untuk melakukan tindakan serupa, silahkan mendatangi pusat kesehatan mental atau psikiater.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved