Berita Viral
EKSPRESI Kopda Bazarsah Dituntut Hukuman Mati dan Dipecat dari TNI, Tembak Mati 3 Polisi Lampung
Perbuatan pembunuhan yang dilakukan terdakwa Bazarsah terbukti dan memenuhi tiga unsur sesuai dakwaan primer Oditur
Namun, sorotan utama bukan pada terdakwa di kursi pesakitan, melainkan pada tiga perempuan di barisan pengunjung yang hatinya telah hancur berkeping-keping.
Milda Dwiyani datang dengan membawa kenangan suaminya dalam sebuah foto.
Pernikahan mereka baru berjalan setahun lebih, sebuah waktu yang terlalu singkat untuk membangun bahtera rumah tangga.
Kini, ia harus seorang diri membesarkan buah hati mereka, seorang bayi mungil yang baru berusia 6 bulan.
Bayi itu tidak akan pernah mengenal hangatnya dekapan sang ayah. "Perasaan saya sangat sedih," ucap Milda dengan suara bergetar.
"Apalagi saya masih punya anak kecil usianya baru 6 bulan. Dia masih butuh sosok ayah, bagaimana masa depannya?"
Pertanyaan itu menggantung di udara, sebuah jeritan hati seorang ibu muda yang dunianya runtuh seketika.
Bagi Milda, kehilangan suami bukan hanya kehilangan pasangan hidup, tetapi juga merenggut figur ayah yang krusial bagi putranya.
"Bagaimana masa depan anak saya," tanyanya lagi, lebih pada dirinya sendiri, seolah mencari jawaban yang tak akan pernah datang.
Duka yang sama terpancar dari wajah Sasnia, istri dari almarhum Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto.
Ingatannya terlempar pada hari nahas itu. Sebuah kenangan sederhana namun kini terasa begitu menyayat.
"Masih ingat saya, Pak," tutur Sasnia, mengenang percakapan terakhirnya dengan sang suami.
"Bapak waktu itu pesan ke saya, masak yang banyak karena anggota nanti buka puasa di asrama."
Permintaan itu ia penuhi. Makanan telah siap terhidang, menunggu kepulangan para abdi negara yang bertugas.
Namun, yang datang bukanlah kabar gembira, melainkan berita duka. Masakan itu tak pernah sempat disantap oleh suaminya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.