Berita Viral
PENGAKUAN Keluarga Pasien yang Paksa dr Syahpri Lepas Masker, Menunggu Berhari-hari: VIP Seperti Ini
Ismet mengaku kecewa karena sang ibu yang dirawat di RSUD Sekayu harus menunggu dokter hingga empat hari sejak masuk rumah sakit.
TRIBUN-MEDAN.com - Inilah pengakuan keluarga pasien yang paksa dr Syahpri Putra Wangsa lepas masker.
Ia mengaku kesal disuruh menunggu berhari-hari.
Padahal ia sengaja menempatkan orang tuanya di kamar VIP agar cepat ditangani.
Baca juga: Benny Optimistis UMKM Medan Tembus Pasar di Penang
Seorang dokter di RSUD Sekayu Muba, Sumsel yang diketahui bernama dr Syahpri dimaki dan dipaksa keluarga pasien untuk melepas masker.
Keluarga pasien tersebut pun muncul dan memberikan penjelasan.
Ismet Syaputra mengaku kecewa karena sang ibu yang dirawat di RSUD Sekayu harus menunggu dokter hingga empat hari sejak masuk rumah sakit.
Baca juga: Target Medali Emas di Porprovsu 2026, Muti Terus Mengasah Kemampuan Diri Sebagai Atlet Petanque
Padahal ia ingin mendapatkan pelayanan cepat sehinga menempatkan ibunya di kamar VIP.
“Kami datang hari Jumat, rujukan dari Klinik Smart Medica. Ibu saya dirawat karena diabetes komplikasi. Kondisinya membaik, sadar, demam turun, gula darah stabil setelah dirawat di RSUD Sekayu. Tapi kami diminta menunggu dokter sampai hari Selasa,” ujar Ismet, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Baca juga: Menjelang Perayaan HUT RI ke-80 Pemda Langkat Peringati Brandan Bumi Hangus, Konsep Drama Kolosal
Ingin pelayanan VIP yang diterima sama seperti pelayanan BPJS.
“Kami memilih pelayanan umum atau VIP karena ingin pelayanan maksimal. Kalau dokter tidak ada saat akhir pekan, apa bedanya dengan BPJS. Sedangkan VIP saja seperti ini,” ungkapnya.
Kekecewaan Ismet bertambah ketika mengetahui hasil pemeriksaan dahak ibunya yang ia klaim sudah tersedia sejak Sabtu, namun baru dicek pada Selasa.
Saat menanyakan tindak lanjut perawatan, ia mengaku hanya mendapat jawaban untuk bersabar.
“Bagaimana saya bisa bersabar melihat ibu saya terbaring sakit. Saya tersulut emosi dan meminta dokter melepas masker untuk memastikan beliau benar dokter atau bukan,” ungkap Ismet.
Ismet menilai, pengalaman ini menjadi catatan penting bagi pihak rumah sakit agar pasien VIP benar-benar mendapat pelayanan sesuai harapan.
"Kalau statusnya VIP, mestinya penanganan dan fasilitasnya juga maksimal, bukan malah menunggu berhari-hari,”ungkapnya.
Sementara itu, dr Syahpri, mengatakan situasi mulai memanas saat ia hendak memasuki ruangan perawatan.
Baca juga: Bank Sumut Gandeng Forum Zakat Sumut, Tingkatkan Akses Perumahan bagi Amil, Dai dan Guru Mengaji
"Perawat menyampaikan kepada saya keluarga pasien emosi. Perawat yang bertugas memberi tahu bahwa keluarga pasien sedang marah-marah. Saat itu saya minta perawat siaga,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa perawat dan dokter jaga adalah perpanjangan tangan dokter penanggung jawab atau spesialis, karena tidak mungkin selalu berada di rumah sakit setiap saat.
"Saya meminta keluarga pasien bersabar dan menjelaskan alasan tetap memakai masker. Kenapa saya memakai masker, karena dari hasil rontgen dan radiologi ditemukan bercak pada paru-paru pasien yang diindikasikan TBC, salah satu penyakit yang sulit ditangani. Pemakaian masker itu SOP pemeriksaan indikasi penyakit TBC,” jelasnya.
Baca juga: Bank Sumut Gandeng Forum Zakat Sumut, Tingkatkan Akses Perumahan bagi Amil, Dai dan Guru Mengaji
Syahpri mengaku sempat meminta satu perawat bersiap merekam dan perawat lainnya memanggil petugas keamanan.
“Dalam perjalanan medis, kami sering mendapat ancaman, jadi perlu antisipasi. Keluarga pasien tetap meminta saya melepas masker, saya bilang kalau buka masker di luar saja sesuai SOP. Tapi mereka tetap memaksa dan melepas masker saya,” tuturnya.
Setelah kejadian itu, ia meminta petugas keamanan untuk berjaga di sekitar tenaga kesehatan karena keluarga pasien masih menunjukkan emosi.
"Saya minta petugas keamanan untuk menjaga perawat karena saat itu masih emosi, saya khawatir terhadap adik-adik nakes yang semuanya perempuan,"tutupnya.
Terpisah, Plt Direktur RSUD Sekayu drg Dina Krisnawati Oktaviani MKes menyebutkan pasca kejadian tersebut pasien atas nama Rita yang merupakan keluarga yang melakukan tindakan kepada dokter telah mendapat perawatan.
"Pasien atas nama Rita masih dilakukan perawatan di RSUD Sekayu diruangan VIP, pelayanan maksimal tetap kita berikan. Kita kesampingkan dahulu peristiwa ini, karena layanan kesehatan harus tetap diberikan kepada pasien,"ungkpanya.
Sosok Dokter Syahpri
Belakangan terkuak sosok Dokter Syahpri Putra Wangsa.
Di tahun 2024 ia meraih resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.
Dokter Konsultan biasanya merujuk pada dokter spesialis yang memiliki keahlian mendalam di bidang tertentu dan berperan sebagai narasumber atau penasehat medis untuk pasien maupun tenaga medis lainnya.
Sedangkan Nefrologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari fungsi ginjal, penyakit ginjal, dan terapi terkait.
Sosok Dokter Syahpri Putra Wangsa
Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, yang menjabat sebagai dokter spesialis penyakit dalam seperti jantung, paru, saluran cerna, ginjal dan organ lainnya.
Diketahui, dr Syahpri Putra Wangsa berpraktik di RSUD Sekayu dan RS Bunda Medika Jakabaring Palembang.
Ia juga pernah bertugas di RSUD Sungai Lilin.
Pendidikan kedokterannya ditempuh di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Ia mengambil spesialis di Universitas Sriwijaya, Palembang.
Pada Oktober 2024, ia resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.
Adapun gelar tambahannya: Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam), K.GH (Konsultan Ginjal Hipertensi), FINASIM (Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine).
Kini, namanya ramai dibicarakan di media sosial karena videonya saat menghadapi keluarga pasien yang marah di ruang ICU VIP RSUD Sekayu.
Ia tampak tetap tenang, profesional, dan sabar hingga mendapat banyak pujian warganet.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.