Kepala Bayi Putus Dalam Perut, Puskesmas Pinangsori Diduga Lakukan Malapraktik
Pemilik facebook geram, lantaran pihak Puskesmas Pinangsori terkesan tidak ingin menjelaskan kronologi kejadian.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
Menurutnya, pihak Puskesmas Sudah menawarkan untuk melakukan rujuk ke rumah sakit, namun sang keluarga enggan.
"Sudah kami tawarkan rujuk ke rumah sakit, tapi mereka tidak mau. Dan mereka sudah menandatangani surat kesepakatan tidak ingin rujuk. Jadi ini sudah sesuai prosedur," ucapnya.
tinggi 160/80 mm hg. Kemudian setelah dicek petugas kami berikan obat tensi diharapkan turun tensinya kan," ucapnya.
Pada saat memastikan denyut jantung janin, bidan awalnya tak percaya kalau janin sudah tiada. Akhirnya dilakukan pemeriksaan detak jantung sebanyak empat kali.
Keterangan tersebut kata Lisna ia dapat dari petugas Puskesmas Pinangsori yang berjaga pada hari itu.
Mengetahui janin sudah tidak bernyawa, petugas Puskesmas Pinangsori mengarahkan pasien untuk rujuk. Namun, pada saat itu, pihak Puskesmas tidak memberitahu ke pasien mau pun keluarga pasien terkait janin tersebut sudah tidak bernyawa.
Dikatakannya, alasan petugas tak memberitahu kondisi janin yang sudah tidak bernyawa ke keluarga pasien karena semua dalam keadaan panik.
"Kalau ibunya tidak dikasih tahu takut makin drop pasien. Dan tidak diberitahu ke keluarga atau suami pasien karena semua dalam keadaan panik," jelasnya.
Namun, petugas telah mengingatkan pasien beserta keluarga, jika tak dirujuk maka cukup berbahaya. Namun mereka tetap meminta untuk tidak dirujuk dan dibantu persalinan di Puskesmas Pinangsori.
Setelah ada persetujuan, bidan tersebut langsung melakukan proses persalinan normal.
"Ternyata dalam perjalanan proses pemberian tindakan itulah si bidan ini kan, si mamak tidak bisa lagi mengejan. Kemudian kontraksi juga sudah enggak ada. Jadi terpaksa lah si bidan mencari ide, kiat mengeluarkan janin dengan cara mendorong dari perut. Jadi satu orang mendorong dari perut satu orang menarik kepala," jelasnya.
Detik-detik mengeluarkan janin ternyata posisi bahu janin lengket di jalan. Apalagi berat badannya sekitar 4,2 kg.
"Rupanya pada saat menarik kepala bahunya lengket di jalan lahir karena berat badannya juga sekitar 4,2 kg. Beratnya ini tergolong besar dan gemuk begitu ya jadi pada saat kepala lahir bahu nyangkut ya. Biasanya kan secara teori kalau bayi sudah meninggal dalam kandungan ya tekstur tulangnya itu agak lunak rapuh jadi diduga karena itu si bidan kita saat menarik, kepala terputus," ucapnya.
Namun sebelum penarikan, katanya Bidan Puskesmas Pinangsori sudah mengatakan akan ada risiko.
"Kemudian setelah putus kepala kan dokter juga menyelesaikannya dengan sempurna. Semua pertolongan persalinan kemudian pasien kita rawat dan kita antar ke rumah sekalian kita serahkan ke keluarganya," jelasnya
Dikatakannya, ia juga tidak tahu alasan apa pasien tersebut tidak mau dirujuk. Padahal, pasien ini memiliki BPJS
Atas kejadian ini, Dinkes Tapteng membantah adanya malapraktik di Puskesmas Pinangsori.
Kronologi Kepala Bayi Putus saat Persalinan di Puskesmas Pinangsori Tapteng |
![]() |
---|
Puskesmas Pinangsori Tapteng Diduga Lakukan Malapraktik, Kepala Bayi Putus saat Persalinan |
![]() |
---|
Kejati Sumut Tahan Eks Kadis Kesehatan Tapteng soal Dugaan Korupsi Dana BOK dan Jaspel Puskesmas |
![]() |
---|
Dugaan Malapraktik Bidan Elvinawati Ambarita saat Persalinan, Bayi Meninggal, Sang Ibu Sempat Kritis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.