Benarkan ayat di atas menyerukan penolakan “pemimpin kafir”?
Penjelasan Quraish Shihab
Dalam video yang diposting akun Youtube ahmadqadafi pada 5 September 2009 lalu, Menurut pakar tafsir Alquran Quraish Shihab, Al Maidah ayat 51 tidaklah berdiri sendiri namun memiliki kaitan dengan ayat-ayat sebelumnya.
Hanya memenggal satu ayat dan melepaskan ayat lain berimplikasi pada kesimpulan akhir.
Padahal, Al Maidah ayat 51 merupakan kelanjutan atau konsekuensi dari petunjuk-petunjuk sebelumnya.
“Konsekuensi dari sikap orang yang memusuhi Alquran, enggan mengikuti tuntunannya…,” Jelas Quraish Shihab.
Pada ayat sebelumnya, Alquran diturunkan untuk meluruskan apa yang keliru dari kitab Taurat dan Injil akibat ulah kaum-kaum sebelumnya.
Jika mereka (Yahudi dan Nasrani) enggan mengikuti tuntunan Alquran, maka mereka berarti memberi ‘peluang’ pada Allah untuk menjatuhkan siksa terhadap mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan.
“Jadi, mereka dinilai enggan mengikuti tuntunan Tuhan tapi senang mengikuti tuntunan jahiliah,” katanya dalam pengajian Tafsir Alquran tersebut.
Lalu, dilanjutkan oleh ayat 51 surat Al Maidah.
Kalau memang seperti itu sikap orang-orang Yahudi dan Nasrani – mengubah kitab suci mereka, enggan mengikuti Alquran, keinginannya mengikuti jahiliyah.
“Maka wahai orang-orang beriman janganlah engkau menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai awliya.”
Bagi Quraish Shihab, hubungan ayat ini dan ayat sebelumnya sangat ketat.
“Kalau begitu sifat-sifatnya, jangan jadikan mereka awliya. Nah, awliya itu apa?,” tanyanya memantik diskusi sebelum mengkaji lebih dalam.
Awliya ialah jamak atau bentuk plural dari wali.